Joyce berpikir Natalie ini tidak mungkin adalah muridnya Alexa, seorang gadis desa seperti Natalie jelas tidak pantas. Lazlo dari Harmoni Medika pernah menjadi muridnya Alexa, dia yakin Natalie pasti mendapatkan resep itu dari Lazlo."Nenek, kalau kamu nggak suka kantong wewangian ini, berikan saja padaku," kata Harvey yang berdiri di samping Mirani sambil tersenyum."Siapa yang bilang aku nggak suka? Cepat taruh di kamarku, nggak boleh ada yang pegang," kata Mirani.Pelayan yang bertugas untuk merawat Mirani pun segera menganggukkan kepala. Setelah menerima kantong wewangian itu dengan hati-hati, lalu berbalik dan pergi meninggalkan kerumunan.Mirani tersenyum lembut, lalu menatap Natalie dengan ekspresi yang sangat ramah. "Kamu ini sungguh perhatian, aku sangat menyukainya. Yang penting dari hadiah itu terletak pada ketulusan hatinya, bukan harganya."Saat mengucapkan kalimat terakhir itu, Mirani sengaja melirik Joyce sekilas.Senyuman Joyce pun membeku dan wajahnya terasa panas. Kal
Natalie sudah membuka kotak hadiahnya yang berwarna putih dan terdapat kantong wewangian. "Bu Mirani, ini hadiah ulang tahun dariku untukmu. Semoga kamu menyukainya."Sebelum Mirani sempat berbicara, Joyce sudah tertawa terbahak-bahak. "Nona Natalie, kami bisa mengerti kamu ini berasal dari desa dan nggak begitu kaya. Tapi, untuk hadiah ulang tahun Nenek Mirani yang ke 70 tahun, kamu malah memberikan sebuah kantong wewangian yang biasa-biasa saja. Apa kamu nggak terlalu meremehkan Nenek?"Semua orang langsung menoleh ke arah Natalie dengan ekspresi terkejut karena mereka yang ada di ruangan pesta itu adalah tokoh penting. Jika salah satu dari mereka keluar, rakyat biasa pun pasti tahu mereka adalah orang yang berkuasa dan kapitalis. Mereka tidak menyangka Natalie ternyata adalah seorang gadis desa dan Denzel malah menyukai wanita seperti ini. Sungguh tidak masuk akal.Kantong wewangian yang diberikan Natalie dibuat dengan teknik bordir kerawang dan benangnya pun dari emas, sebenarnya b
"Siapa wanita? Cantik sekali.""Dia itu putri dari keluarga mana? Kenapa aku nggak pernah lihat dia sebelumnya?""Apa hubungannya dengan Denzel? Jangan-jangan dia itu pasangannya Denzel? Tapi, bukannya tunangan yang diakui Keluarga Syafar itu Joyce ya?""Jangan-jangan dia baru pacarnya Denzel ya?"Saat itu, banyak mata yang tertuju ke arah Joyce. Ada yang mencari tahu, penasaran, dan bahkan ada yang senang melihat Joyce malu.Wajah Joyce langsung terasa panas dan mengepalkan tangannya dengan erat. Dia mengira selama Darren tidak menerima Natalie, Denzel tidak akan membawa Natalie menghadiri pesta ulang tahunnya Mirani. Tak disangka, ternyata Denzel benar-benar membawa Natalie ke sini. Seorang gadis desa pun berani menghadiri pesta dari kalangan elite seperti ini!Joyce sangat marah, tetapi tetap harus menahan diri dan memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan orang-orang yang ingin melihatnya malu.Denzel dan Natalie, pasangan pria tampan dan wanita cantik ini pun menjadi pusat pe
Hari ini adalah hari ulang tahun Mirani.Keluarga Syafar memiliki posisi paling tinggi di kawasan utara, sehingga banyak orang yang ingin mendekati mereka. Pesta ulang tahun Mirani adalah kesempatan langka. Jika mereka berhasil mendapat perhatian khusus di pesta ini, posisi seluruh keluarga mereka juga akan ikut lebih meningkat di Kawasan Utara.Namun, Keluarga Syafar juga tidak sembarangan mengundang tamu ke pesta ulang tahun ini. Yang bisa hadir di pesta adalah orang-orang yang kaya dan terpandang.Sementara itu, orang-orang yang tidak diundang ke pesta juga tetap mengirimkan hadiah, tetapi hanya sampai di gerbang rumah. Meskipun tidak dicatat secara resmi, mereka tetap senang. Mereka berpikir jika suatu hari nanti Keluarga Syafar tertarik pada hadiah mereka yang sudah disimpan di gudang, mungkin mereka akan memiliki kesempatan untuk membangun hubungan dengan Keluarga Syafar.Di ruang pesta, tamu-tamu sudah memenuhi tempat duduk dan saling bersulang. Suasananya sangat meriah.Joyce d
Mendengar ketakutan di suara Natalie, Denzel yang sedang minum kopi pun meletakkan cangkirnya. Dia merangkul bahu Natalie, lalu berkata dengan suara rendah, "Kamu ini pacarku yang sah, nggak perlu takut pada siapa pun."Meskipun begitu, Natalie tetap berasal dari kota kecil. Tiba-tiba harus menghadiri acara besar dan berinteraksi dengan tamu-tamu kaya serta terpandang, dia tentu saja akan gugup."Kalau kamu nggak mau pergi, juga nggak apa-apa," kata Denzel yang menghormati apa pun keputusan Natalie.Natalie menggelengkan kepala. "Nggak boleh begitu, aku sudah jadi pacarmu. Bagaimanapun juga, ini ulang tahun nenekmu, aku tetap harus hadir untuk menunjukkan ketulusanku. Kalau nggak, nanti nggak sopan."Fabius sudah tidak menyukainya, Natalie tidak ingin Mirani juga tidak menyukainya. Makin banyak orang yang mendukung hubungannya dengan Denzel, akan makin baik.Denzel menggendong Natalie untuk duduk di pangkuannya, lalu menatap Natalie dengan tatapan lembut. "Sayangku sudah lebih berani,
Natalie dan Denzel sering bertengkar, tetapi mereka juga berbaikan dengan cepat.Baru saja keluar dari rumah, Stella sudah kebetulan melihat Natalie dan Denzel yang sedang menunggu lift di koridor. Mereka berdiri sangat dekat sambil saling bergandengan tangan dan sesekali berbisik di telinga, terlihat sangat akrab.Stella kadang-kadang melihat Denzel di kantor. Denzel masih bersikap dingin terhadap orang asing beberapa hari yang lalu, jelas Denzel sedang bertengkar dengan Natalie. Namun hari ini, mereka malah sudah berbaikan. Hal ini melampaui perkiraannya dan hatinya agak tidak bisa menerima kenyataan ini.Dia mengira tindakannya hari itu akan membuat jarak antara Denzel dan Natalie, tetapi ternyata sebaliknya karena hubungan mereka makin dekat. Dia menggertakkan giginya dan menahan rasa cemburunya, lalu berjalan ke lift dan berusaha menyapa dengan alami. "Kak Natalie, Kak Denzel, aku lega melihat kalian sudah berbaikan. Saat itu aku yang salah, aku harusnya telepon Kak Natalie dulu."