Share

40. Alasan Klise

Handoko hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku anak dan menantunya. Sulit untuk menyatukan dua hati yang bertentangan, pikirnya.

“Tari!” Rakhan memegang lengan atas Mentari untuk menghentikan langkahnya. Ia kemudian bergerak ke hadapan Mentari. “Kau mau ke mana?”

Mentari menatap Rakhan. Kilat matanya menajam seakan sedang mengancam. Namun, ia memalis sesaat kemudian.

“Tari, aku tidak bermaksud merendahkan atau menghina ayahmu. Aku minta maaf—“

“Aku mau ke kampus,” potong Mentari mengabaikan permintaan maaf Rakhan. Ia menatap Rakhan sesaat, lalu mengalihkan lagi tatapannya ke arah lain.

“Aku akan mengantarmu.”

“Tidak perlu. Aku mau naik bus.”

“Suka atau tidak, aku akan mengantarmu,” desis Rakhan. Rahangya masih mengeras dan dadanya masih berdebar kencang ketika ia menarik tangan Mentari untuk mengikuti langkahnya ke garasi.

Kebisuan dan kesedihan yang terpancar dari mata Mentari memicu keheningan di sepanjang perjalanan. Perasaannya kembali tercabik-cabik pagi ini. Nam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status