Share

Yella, Adik?

“kenapa?” tanya laki-laki di belakang mereka berdua tersebut sembari berjalan ke depan mereka.

Langsung saja Yana berdiri dari bangku yang sempat didudukinya, begitu juga dengan Vivian yang kemudian juga ikut berdiri. “Selamat siang, Tuan,” sapa Yana terlebih dulu, baru setelah itu Vivian mengikutinya.

“Ya,” sahut Raven dengan tenang.

“Apa kamu sudah selesai makan siang?” tanya Raven sembari melirik tajam ke arah Yana.

Yana pun terkejut ketika mendapat lirikan seperti itu, tapi ia tak tahu pasti apa sebenarnya maksud tatapan tersebut. “Sa-sa-saya saya sudah makan, Tuan,” jawabnya sambil menundukkan wajahnya.

“Apa kamu tidak ingin makan lagi?” tanya Raven kembali dengan nada dingin.

Yana tentu saja sangat terkejut mendengar kalimat tanya yang penuh tekanan tersebut. Dan di saat yang sama, akhirnya ia pun sadar dengan maksud pertanyaan-pertanyaan tersebut. “Iya-iya Tuan, iya saya lapar lagi,” jawabnya yang kemudian seg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status