Jebakan Ranjang Suami Tampan

Jebakan Ranjang Suami Tampan

Oleh:  Si Mendhut  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat
115Bab
31.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Lima tahun lalu Raven dan Vivian adalah pasangan yang sempurna di mata semua orang. Hingga pada akhirnya, identitas rahasia Vivian terbongkar, begitu juga dengan cinta lain di hatinya. Pilihan yang salah dan juga keadaan yang tak tepat, membuat Vivian benar-benar terjebak cukup lama dalam situasi yang buruk. Hingga akhirnya, Raven —sang suami— menemunkannya kembali. "Aku sudah lima tahun mencarinya, menurutmu bagaimana aku harus memperlakukannya?" Raven tersenyum tipis sambil menatap rekaman CCTV yang ditontonnya. Sang Mantan Tentara ingin mengurung istrinya yang nakal, agar tak berulah lagi. Sedangkan si Pencuri Cerdik tak ingin kembali ke pelukan sang Suami. Kini mereka menjadi musuh dalam ikatan hati mereka. Siapakah yang akan menang? Hukuman manis seperti apa yang akan Raven berikan untuk Istri Nakalnya? Mari ikuti ceritanya dan jangan lupa komen ya! ; )

Lihat lebih banyak
Jebakan Ranjang Suami Tampan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Aretta
menarik...
2023-04-14 23:10:28
1
user avatar
Si Mendhut
Hai, Sahabat Mendhut tersayang ..., terima kasih atas dukungan kalian selama ini untuk semua novel²ku. Sungguh, tanpa kalian aku bukanlah apa-apa. Kali ini aku ingin kasih sedikit pengumuman nih... "Apa?" Yap, akan ada ekstra up setiap hari minggu di novel ini ya, jadi jangan sampai ketinggalan...
2023-03-15 21:14:20
3
115 Bab
Dia Yang Sudah Lima Tahun
“Bagaimana, apa kamu berhasil melacak posisinya?” Seorang wanita tengah berbicara dengan orang lain lewat earphone yang terpasang di belakang telinganya.Wanita tersebut melakukan hal itu sembari berjongkok di depan lift khusus. Ia berpura-pura sedang membetulkan sepatunya karena saat ini sedang ada dua CCTV yang menyorot tepat ke arahnya.“Aku belum bisa mendapatkannya. Sistem keamanan mereka sangat sulit ditembus,” ujar orang yang ada di dalam panggilan tersebut.“Ayolah, seharusnya perhiasan seperti itu ada di ruang penyimpanan atau sejenisnya.” “Vivian Marquis, apa kamu pikir meretas sebuah gedung sama tingkatannya dengan meretas ponsel mantan suami gilamu,” sahut orang yang ada di dalam panggilan tersebut.“Ck, jangan mengungkitnya, dia itu bencana.” Di sisi lain, saat ini terlihat dua orang laki-laki yang sedang berdiri tak jauh dari pintu lift. Mereka terus mengamati tingkah aneh Vivian selama beberapa saat.“Ehem!” dehem salah satu dari kedua laki-laki tersebut k
Baca selengkapnya
Langkah Pertama
Seketika Vivian menelan ludahnya. "Sa-saya, maaf saya tidak pernah melihat Anda sebelumnya. Tolong maafkan atas kebodohan saya ini," jawab Vivian dengan tubuh gemetar.Ia berusaha sebaik mungkin untuk menunjukkan ketakutan palsunya pada Raven karena Vivian yang asli seharusnya tidak semudah itu untuk diintimidasi oleh Raven. "Ehem!" Tiba-tiba Sean menyela. "Kamu bis—" Ting! Suara pintu lift memotong kalimat Sean.Tanpa basa-basi Vivian pun keluar dari ruangan itu sesaat setelah pintu di depannya terbuka. Dan seperti undang-undang tak tertulis di perusahaan, ia membungkukkan tubuhnya ketika Raven berjalan melewati dirinya. Hingga, pada akhirnya Sean yang ada di belakang Raven tiba-tiba berhenti tepat di depan Vivian.“Semangat, kita akan lebih sering bertemu setelah ini,” bisiknya.Mata Vivian langsung terbelalak ketika mendengar ucapan Sean. ‘Apa dia secepat ini mengenaliku?’ batinnya sembari menoleh dan menatap ke arah Sean dan Raven yang kini semakin jauh dari pandangannya.
Baca selengkapnya
Black Swan
"Jangan berisik!" sergah Raven.“Hais … sebagai seorang mantan tentara berbintang banyak dan suaminya, bagaimana kamu menilai hal ini?" tanyanya sembari menonton Vivian yang hanya menangis dan berteriak minta tolong ketika dua laki-laki yang dikirimnya itu berhasil membully Vivian dengan mudah.Sedangkan Raven hanya diam saja sambil terus menatap layar laptopnya. Dia bukanlah Sean yang mudah ditipu oleh Vivian. Dia hafal setiap inci tubuh Vivian, begitu juga dengan isi pikiran wanita yang pernah membuatnya jatuh dalam perasaan cinta buta itu.‘Dia masih tajam,’ batinnya yang bisa menebak kalau Vivian sebenarnya sudah menyadari jika dua laki-laki itu adalah kiriman mereka.“Rav, bagaimana menurutmu?” tanya Sean sekali lagi sambil menepuk pundak Raven yang hanya diam saja.Raven pun menoleh. “Menurutku kamu bodoh,” jawabnya berubah santai.“Hah?” Sean terkejut mendapat komentar seperti itu.Lalu Raven dengan cepat menutup laptopnya. “Cepat selesaikan kekacauan ini. Aku tidak ingin oran
Baca selengkapnya
Ayah Untuk Shine
“Hei, tunggu Shine sayang,” ucap Vivian sambil mengangkat kedua tangannya seperti orang yang sedang ditodong.“Jes! Kamu di mana?” teriaknya.Segera, seseorang dari dalam rumah berlari keluar. “Apa?” tanyanya dengan nada tinggi seperti yang Vivian lakukan.Namun, seketika dia ikut menelan ludah saat melihat anak laki-laki berusia lima tahun itu menodongkan sebuah pisau berlumuran darah ke arah Vivian.“Shine, Sayang ... turunkan pisau itu, kita bicarakan baik-baik, Sayang,” bujuk Jessy dengan suara lembut.Jelas bukan Shine namanya kalau bisa dibujuk dengan mudah. “Apa yang mau kamu lakukan, Je?” tanyanya sambil berganti menodongkan pisau tersebut ke arah Jessy. Sesaat kemudian, tiba-tiba saja pintu di belakang Vivian diketuk.“Paket!” teriak orang yang ada di luar.Seketika Vivian pun langsung berbalik dan membuka pintu tersebut. “Kenapa kamu lama sekali,” gerutunya sambil menarik tangan orang yang baru saja mengetuk pintu tersebut.Orang tersebut langsung mengikuti tarikan Vivia
Baca selengkapnya
Blokir
“Nona Heta,” panggil seseorang yang saat ini berjalan dengan santai ke arah Vivian.Tanpa menoleh pun Vivian bisa tahu siapa orang di belakangnya. Jantungnya berdegup kencang mendengar langkah kaki laki-laki di belakangnya tiba-tiba berhenti. ‘Dia di belakangku,’ batin Vivian.“Apa yang sedang kamu lakukan di ruanganku, Nona?” tanya Raven dengan tenang.Vivian pun menoleh dan dengan cepat berdiri. “Maafkan saya Tuan, saya sedang mencari benda milik saya yang hilang,” ujarnya sambil menunjukkan sebuah kalung yang baru dia tarik dari lehernya sesaat yang lalu.“Oh ya?” Terlihat jelas keraguan dari ekspresi wajah Raven.“Benar Tuan. Saya baru menyadari kalau kalung ini hilang ketika akan tidur, jadi saya terburu-buru kemari,” jawabnya sambil menunjukkan piyama yang saat ini dipakainya.Raven pun manggut-manggut seolah percaya. “Jadi seperti itu.”“Tadi saya juga mencari di ruangan saya, tapi kalung ini tidak ada. Jadi saya terpaksa mencarinya di sini, Tuan,” terangnya lebih lanjut.“Oke,
Baca selengkapnya
Keras Atau Aman
Empat jam lebih berlalu, akhirnya Vivian pun bangun. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya karena merasa pandangannya sedikit buram.‘Di mana ini?’ batin Vivian sembari memijat keningnya yang terasa masih sedikit pusing akibat hantaman di kepalanya tadi.Setelah pandangannya terasa lebih baik, akhirnya Vivian pun menatap sekitar dan melihat dekorasi mewah yang terasa tak asing baginya, hingga ....“Dia!” pekiknya yang terkejut ketika melihat seorang laki-laki tampan yang kini berbaring di sampingnya.“Kenapa berisik sekali?” tanya laki-laki yang ada di sampingnya itu sembari bangun dan mengusap-ngusap wajahnya.“Kamu, kamu kenapa di sini?” tanya Vivian.“Aku? Ini rumahku,” jawab laki-laki tersebut dengan santai.Tiba-tiba Vivian tersadar akan sikapnya yang salah. ‘Kamu harus berpura-pura Vi, siapa tahu dia masih bisa ditipu,’ pikirnya.“Tuan sa—““Apa kamu masih mencoba untuk menipuku?” tanya Raven yang saat ini menatap Vivian dengan ekspresi malas yang tercetak jelas di wajahnya.“Menipu
Baca selengkapnya
Bukan Anak Kecil
Ia benar-benar terkejut saat Raven mengusap bibirnya yang tentu saja sedang belepotan dengan makanan. ‘Kenapa dia tidak marah,’ geram Vivian di dalam hati. Rasa kesal Vivian pun semakin bertambah, ingin rasanya ia melempar makanan yang ada di piringnya ke wajah mantan suaminya itu. Namun, ia masih cukup sadar karena ia pasti tak akan bisa menganggung kemarahan Raven, jika ia melakukan hal seperti itu.“Kamu mendengar aku atau tidak?” tanya Vivian sekali lagi. “Di mana motorku, aku ingin pergi.”“Aku akan menyuruh orang untuk menyiapkan motormu,” jawab Raven dengan tenang.“Hiss,” desis Vivian sambil melengos karena semakin kesal melihat ketenangan yang terpancar dari wajah Raven.‘Dia pasti melakukan semuanya karena ingin membalasku,’ pikir Raven sembari terus bersikap santai. ‘Tapi kamu harus tahu Vi, aku bukanlah orang yang sama. Tidak akan ada sedikit pun kesempatanmu untuk kabur kali ini,’ imbuhnya di dalam hati sembari menyesap teh di cangkirnya. Lebih dari sepuluh men
Baca selengkapnya
Sekolah Pertama Shine
“Nyonya, kami di sini meminta keterangan Anda untuk masalah kematian Tuan Grek,” ucap salah satu laki-laki tersebut.“Baik-baik silahkan masuk. Tapi tolong sedikit dipercepat ya Pak, karena saya harus mendaftarkan anak saya sekolah serta berangkat kerja pagi ini,” ucap Vivian dengan sopan sambil membuka lebar pintu tersebut.Setelah itu tiga orang polisi itu pun masuk ke dalam rumah itu seperti yang seharusnya. Mereka pun berbicara panjang lebar, hingga akhirnya sebuah pertanyaan mengejutkan Vivian.“Kami mendengar dari saksi kalau Anda dan Tuan Grek masuk ke dalam restoran tersebut hanya berselisih satu menit, apa itu benar?” tanya salah satu Polisi sembari menatap Vivian dengan penuh perhatian.‘Sial, mereka mencoba menjebakku,’ batin Vivian yang langsung menangkap ada hal yang aneh dari pertanyaan tersebut.Vivian langsung mendongakkan wajahnya dan menatap ke arah jam dinding yang ada di ruangan itu. “Waktu itu aku datang ke sana sekitar jam setengah tiga, tapi aku tidak tahu tepat
Baca selengkapnya
Orang Dari Masa Lalu
Vivian pun dengan cepat melempar pisau lipat tersebut ke semak-semak ketika ia berbalik. Namun, ketika ia benar-benar berbalik, betapa terkejutnya dia ketika melihat laki-laki di belakangnya itu adalah orang yang dikenalnya di masa lalu.“Vivian,” ucap laki-laki di belakangnya tersebut.‘Sial, kenapa aku harus bertemu dia,’ batin Vivian sembari berekspresi aneh.“Maaf Tuan, saya bukan Vivian,” jawabnya dengan tenang.“Tidak mungkin, kamu pasti Vivian ‘kan?” tanya laki-laki tersebut sembari mencengkeram kuat lengan Vivian.“Sungguh Tuan, saya bukan Vivian,” jawab Vivian sekali lagi sembari mengeluarkan kartu pegawai dari dalam sakunya. “Tolong Anda baca, nama saya Heta,” imbuhnya sembari mengangkat kartu karyawannya tersebut.Lalu laki-laki di depannya tersebut mengamati dengan teliti nama dan juga foto di dalam kartu karyawan tersebut. “Kamu bukan Vivian?” tanyanya sekali lagi. ‘Apa-apaan Rain ini, kenapa dia sulit sekali percaya,’ batin Vivian yang cukup kesal karena pertanyaan yan
Baca selengkapnya
Kopi
Sean tiba-tiba saja ditabrak oleh seseorang yang baru saja berlari masuk ke ruang itu.Mereka berdua pun jatuh bersamaan dengan posisi Sean berada di bawah. Sean pun langsung berdesis ketika kepalanya terbentur lantai sekaligus berbenturan dengan kepala wanita yang menabraknya.“Belum selesai?” tanya Raven dengan volume suara tinggi.Seketika Sean langsung membuka matanya dan menggeleng-gelengkan kepalanya agar bisa melihat dengan jelas siapa wanita yang berada di atas tubuhnya itu. “Kamu!” pekiknya yang dengan cepat mendorong tubuh wanita di atasnya itu hingga membuat wanita tersebut terjerembab di lantai.“Hei!” teriak wanita tersebut sembari masih memijat-mijat keningnya.“Kenapa kamu ada di sini?” tanya Sean sembari menatap ke arah wanita yang baru saja menabraknya itu. Wanita tersebut pun bangun dengan pelan sembari menjawab, “Tentu saja karena aku ini asisten pribadinya. Apa kamu lupa, bukankah kamu sendiri yang mengatakan hal itu kemarin.”Sean mengangkat alisnya mendengar ha
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status