Share

First Kiss

"Boleh aku menciummu?" Haikal bertanya sambil menatap Sheryl tanpa kedip.

Gadis itu tampak terkejut tapi detik berikutnya dia mengangguk malu. Haikal memegang sisi wajahnya dan memaksanya sedikit menengadah, lalu dikecupnya bibir mungil itu sejenak.

Ini adalah ciuman pertama mereka sekaligus sebuah perkenalan. Jadi, Haikal tidak perlu tergesa-gesa dan dia harus melakukannya dengan lembut.

Manis, wangi dan lembut.

Sebuah kesan pertama yang menyenangkan Haikal dapatkan dari gadis itu. Kemudian dia mengulangi ciumannya sekali lagi. Kali ini lebih dalam dan kuat dibandingkan sebelumnya.

Haikal sadar bahwa dia adalah seorang laki-laki picik yang tega menjebak gadis polos ini. Tapi sungguh, dia ingin sekali memiliki Sheryl untuk dirinya sendiri. Dia telah terpesona pada tatap sendu gadis itu. Dia jatuh cinta pada senyumnya yang tulus dan manis.

Saat pertama kali melihat Sheryl di rumah sakit pasca kecelakaan tragis itu, Haikal telah bertekad untuk mendapatkan gadis ini. Ada sebuah perasaan kuat yang mendorongnya untuk melakukan sebuah hal nekat demi mencapai keinginannya.

"Mas..." Sheryl terengah setelah tautan bibir mereka terlepas.

"Berikan lagi bibirmu padaku," ujar Haikal.

Sebenarnya Sheryl tidak menjauh darinya, apalagi memberikan penolakan. Tapi Haikal lebih suka melihat gadis itu menyerahkan diri padanya.

Ketika dilihatnya Sheryl memejamkan mata dengan bibir sedikit terbuka, maka Haikal mengulang ciumannya kembali. Dia telah menemukan candunya.

Haikal memiringkan kepalanya untuk menikmati bibir Sheryl dari arah lain dan dia tetap menyukainya. Ciuman itu berlangsung cukup lama sebelum akhirnya dia memahami situasi dan melepaskan bibir manis itu dengan berat hati.

"Mau berdansa denganku?" tanya Haikal sedikit berbisik.

"Aku tidak bisa berdansa," jawab Sheryl.

"Ikuti saja gerakanku," ujar Haikal.

Pegawai restoran memutar musik lembut dan mereka bergerak pelan. Tangan Haikal melingkari pinggang Sheryl sementara gadis itu memegang bahu Haikal dengan posisi tubuh sedikit merapat.

"Kamu cantik," bisik Haikal di telinga Sheryl.

"Thanks," balas Sheryl tak kalah pelan.

Setelah berdansa, mereka kemudian kembali ke meja. Mereka tidak melanjutkan makan lagi, hanya minuman dan menikmati desert saja. Setelah itu mereka pulang ke rumah.

Sepanjang perjalanan pulang, Sheryl memandangi cincin berlian yang tersemat di jari manisnya. Cantik dan berkilau dengan indah. Seharusnya Sheryl bahagia karena dilamar oleh laki-laki tampan dan kaya raya. Tapi perasaannya justru biasa-biasa saja.

Aneh sekali.

"Kau menyukai cincinnya," ucap Haikal.

"Iya," jawab Sheryl pelan.

Haikal tersenyum miring melihat ekspresi wajah Sheryl yang berbanding terbalik dengan jawabannya. Haikal tahu bahwa Sheryl sebenarnya tidak begitu senang, Haikal memilih untuk menutup mata. Baginya, Sheryl sudah nenyerahkan diri padanya dan itu sudah cukup.

Persetan dengan perasaan gadis itu. Haikal tidak akan repot-repot memikirkan apakah Sheryl benar-benar senang atau hanya sekedar berpura-pura.

Haikal menaikkan kaca gelap yang menjadi pembatas agar supir tidak bisa melihat ke belakang. Kemudian laki-laki itu kembali mencium bibir Sheryl.

Sheryl pasrah saja dan menerima perlakuan Haikal tanpa perlawanan. Bahkan ketika laki-laki itu meremas pinggangnya, Sheryl hanya bisa memejamkan mata.

Saat sampai di rumah, Sheryl mengikuti langkah Haikal memasuki kamar yang akan mereka tempati malam ini. Ada rasa canggung tapi Sheryl mengabaikan perasaan itu dan mencoba bersikap biasa saja.

"Buang baju-baju lusuhmu yang ada di koper itu karena lemari pakaianmu sudah terisi penuh. Mulai sekarang kamu harus memanjakan mataku dengan penampilan terbaikmu," ujar Haikal. Diabaikannya tatapan Sheryl yang protes karena merasa tersinggung.

Selanjutnya, pakaian Sheryl yang dianggap lusuh itu benar-benar dibuang oleh pelayan rumah mereka. Sekarang Sheryl harus mengenakan apa yang sudah tersedia di dalam lemari pakaiannya.

Piyama satin yang dikenakan Sheryl terasa halus di kulitnya, tapi juga memperjelas lekuk tubuhnya. Saat Haikal memandanginya dengan lekat, Sheryl merasa dirinya seperti ditelanjangi.

"Kemarilah!" pinta Haikal sambil menepuk pahanya. Ketika Sheryl tak kunjung paham apa maksudnya, Haikal kembali bersuara. "Duduk di pangkuanku, Sheryl."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Atut Widyastuti
mudah2an Haikal bener2 bisa menyaingi Sherly iaa,,,dan Sherly bisa membuka hatinya ...️
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status