Beranda / Thriller / Jejak di Balik Pesantren / Naskah yang Menulis Sendiri

Share

Naskah yang Menulis Sendiri

Penulis: InkRealm
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-13 19:51:52

Naskah yang Menulis Sendiri

1. Surat Tanpa Tinta

Malam di Perpustakaan Terbuka sunyi seperti halaman kosong. Salma sedang menyusun buku-buku lama ketika ia menemukan sesuatu terselip di antara kitab kuning yang sudah lapuk.

Bukan kertas biasa.

Bukan juga kitab kuno.

Melainkan… lembar kosong yang terus berubah.

Tulisan-tulisan muncul perlahan, seolah tinta tak berasal dari pena, tapi dari pikiran siapa pun yang melihatnya.

Salma membacanya, dan kaget ketika melihat kalimat pertama:

“Aku tahu kamu membaca ini, Salma. Tolong jangan beri tahu Kai.”

Tangannya gemetar. Ia membalik halaman.

“Di balik perpustakaan ini, ada pintu yang tidak pernah dibuka. Karena bukan manusia yang bisa membukanya. Tapi pertanyaan yang belum pernah ditanyakan.”

2. Pintu yang Tidak Dicari

Keesokan harinya, Salma pura-pura tenang saat sarapan bersama Kai dan Faris. Tapi pikirannya terus kembali pada naskah itu. Ia menyelinap ke bawah ruang arsip, tempat paling tua di kompleks pesantren.

Di sana, dinding batu dit
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jejak di Balik Pesantren   Tangga Menuju Kalimat Pertama

    Tangga Menuju Kalimat Pertama> “Sebelum ada huruf, sebelum ada kata, dunia hanyalah potensi. Dan hanya yang berani turun ke kekosongan bisa mengisi kalimat pertama.”---Langkah ke Dalam KetidakpastianTangga itu bukan tangga biasa.Ia tidak memiliki bentuk tetap. Setiap langkah yang diambil Lena, Kai, dan Arya, terasa seperti menapaki konsep, bukan tanah. Kadang berbentuk anak tangga batu, kadang seperti huruf-huruf yang melayang di udara, kadang seperti kenangan masa kecil yang tak pernah ditulis.Di belakang mereka, pintu perpustakaan menutup dengan suara seperti lembar buku ditutup paksa.Tak bisa kembali.“Tempat ini…” Arya bergumam, “...bukan bagian dari dunia. Ini adalah—”“Lapisan sebelum cerita dimulai,” Kai melanjutkan. “Lapisan Prakata.”---Dimensi Tanpa ArahMereka tiba di sebuah ruang luas yang tidak memiliki dinding, langit, atau dasar. Namun di tengahnya, berdiri sebuah menara dari buku-buku yang tak memiliki sampul.Setiap buku itu terbuka, tapi isi halamannya kosong

  • Jejak di Balik Pesantren   Surat Terakhir dari Faris

    Surat Terakhir dari Faris, bab penting yang membuka kembali jejak Ustadz Faris, membuka lapisan narasi yang selama ini tersembunyi bahkan dari para tokoh utama.---Surat Terakhir dari Faris> “Kebenaran yang paling dalam tidak ditulis dengan pena, tapi dengan pengorbanan yang tak terlihat oleh siapa pun.”---Kertas yang Tak Pernah DicetakMalam turun dengan cepat setelah pertarungan batin melawan sisi gelap Kyai Maulana. Di ruang bawah tanah perpustakaan, Lena mendapati satu laci tua terbuka dengan sendirinya.Di dalamnya: selembar kertas yang terasa tidak nyata.Tidak dari bahan kertas biasa. Tidak bisa disentuh sembarangan.Namun saat Lena menyentuhnya, kertas itu menyala samar dan suara mulai terdengar, pelan, dalam, penuh getaran…“Jika kalian membaca ini, berarti aku telah gagal menghentikan mereka… atau aku telah melangkah terlalu dalam.”Kai dan Kapten Arya langsung mendekat.“Faris…” desis Arya.---Surat dari Lapisan Bawah Teks> “Arya… Lena… Kai… Kalian pasti bertanya, di

  • Jejak di Balik Pesantren   Dua Sisi Kyai Maulana: Penjaga atau Penjajah Makna?

    Dua Sisi Kyai Maulana: Penjaga atau Penjajah Makna?Bab ini akan menggali identitas ganda Kyai Maulana—apakah ia pelindung pesantren… atau pengunci realitas itu sendiri?Dua Sisi Kyai Maulana: Penjaga atau Penjajah Makna?“Dalam setiap penjaga, selalu ada dua sisi: satu yang menjaga… dan satu yang menahan agar kebenaran tak pernah keluar.”Langit pesantren siang itu mendung, tapi awan-awan seperti tidak berasal dari dunia biasa. Mereka tampak seperti tumpukan lembaran naskah tua, melayang-layang di atas menara.Kai, Lena, dan Kapten Arya berdiri di depan gerbang lama menuju rumah Kyai Maulana.“Dia tahu kau sudah kembali,” kata Lena pelan pada Arya.Kapten Arya mengangguk. “Dan dia tahu bahwa aku bukan lagi bagian dari sistem.”Mereka masuk.Ruang Waktu yang TerlipatRumah Kyai Maulana tidak berubah tetapi ada sesuatu yang aneh. Rak-rak kitab tampak mengambang, dan setiap langkah yang mereka ambil membuat lantai berbunyi seperti lembaran kertas dibalik.Di dalam ruang utama, Kyai Mau

  • Jejak di Balik Pesantren   Kode Arya – Kembalinya Tokoh yang Dihapus

    fokus pada kembalinya Kapten Arya yang ternyata telah ditahan oleh Struktur Lama, entitas purba yang menjaga batas naratif agar tidak dilanggar. Bab ini akan penuh dengan nuansa gelap, metafiksi, dan kebangkitan tokoh yang hampir dihapus dari cerita.Kode Arya – Kembalinya Tokoh yang Dihapus“Tidak semua tokoh yang hilang mati. Beberapa dikurung di antara kalimat yang tidak pernah selesai.”Langkah Lena terhenti di lorong pesantren yang mulai berubah. Dinding-dindingnya tidak lagi terbuat dari batu bata, tetapi dari potongan frasa yang terus berganti. Kai ada di belakangnya, napasnya berat.Dan di hadapan mereka…Sebuah pintu yang tidak ada sebelumnya.Pintu itu bukan dari kayu. Tapi dari kalimat tak selesai huruf-huruf yang melayang, terkunci, membentuk pola rumit seperti mantra.Di tengah pintu itu, tertulis samar:“Tempat bagi yang tidak bisa disisipkan kembali.”Kai menatap Lena. “Kita tak pernah melihat pintu ini sebelumnya.”Lena hanya menjawab pelan, “Ini... bisa jadi ruang unt

  • Jejak di Balik Pesantren   Narator Bayangan

    Narator Bayangan> “Setiap narasi punya pengarah. Tapi apa yang terjadi jika narator itu sendiri merasa dilupakan?”Langit di atas pesantren berubah warna. Bukan siang. Bukan malam. Tapi seperti lembar kertas kosong yang belum diputuskan akan diisi apa.Lena dan Kai berdiri di tengah halaman yang hening. Di hadapan mereka, sosok berjubah hitam dengan wajah Lena yang kini disebut sebagai Bayangan Naratif masih menatap dengan mata kosong. Seakan ia bukan makhluk hidup, tapi pantulan dari narasi yang tertinggal.Dan di belakang sosok itu, muncul sesuatu yang lebih gelap.Bukan bayangan…Melainkan Narator Bayangan.---Suara Tanpa SumberSuaranya tidak datang dari mulut, tapi dari sekeliling dunia:> "Kalian terlalu jauh melangkah ke dalam teks."> "Dunia ini tidak dibangun untuk kalian menentangnya. Kalian adalah karakter, bukan penulis."Kai menggenggam erat halaman salinan dari kitab Asal-Usul Pesantren. "Kalau begitu, siapa kamu?"> "Aku? Aku adalah mereka yang tak pernah disebut.">

  • Jejak di Balik Pesantren   Makam Kata Pertama

    Makam Kata Pertama“Semua cerita dimulai dari satu kata. Tapi bagaimana jika kata itu dikubur karena terlalu berbahaya untuk ditulis?”Langkah-langkah Lena dan Kai menggemakan lorong bawah tanah yang telah lama tertutup. Dulu, mereka hanya mengenal tempat ini sebagai ruang tua di balik perpustakaan pesantren. Tapi sekarang, semua lorong itu bergerak seperti bagian dari ingatan yang kembali. Ukiran-ukiran di dinding bukan hanya kalimat, melainkan ingatan narasi yang sempat dihapus dari sejarah dunia ini.Kai memegang lentera tua satu-satunya cahaya dalam lorong yang menolak cahaya listrik.Di depan mereka, terletak sebuah pintu batu besar. Pada permukaannya terukir kata-kata samar, namun terasa seperti menggema dari masa lalu:“Di sinilah Kata Pertama dimakamkan. Jangan bangkitkan jika belum siap kehilangan struktur.”Lena menggigit bibirnya. “Kita harus tahu siapa yang memulai semua ini… termasuk siapa yang menyembunyikannya.”Kai mengangguk. Dan mereka mendorong pintu itu bersama-sam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status