“Sabit Penghakiman?”Chandra langsung mengerutkan keningnya setelah mendengar penjelasan Weni. “Apa itu Sabit Penghakiman?” tanya Weni bingung. Sabit yang berada di dalam diri Weni juga merupakan Sabit Penghakiman. Namun, tidak banyak orang yang mengetahuinya dan Chandra juga tidak pernah menceritakannya kepada Weni. Tiba-tiba saja roh penunggu muncul dan Chandra langsung berkata, “Roh penunggu!”Roh penunggu langsung terdiam sejenak lalu berkata, “Tuan terlalu sopan padaku.”“Apa yang terjadi pada Sasa?” tanya Chandra. Roh penunggu langsung melirik Weni dan gadis itu langsung menyadarinya. Dia pun berkata dengan sopan sambil tersenyum, “Aku mau berjalan-jalan dulu di luar.”Tidak lama kemudian, dia sudah pergi lalu Chandra pun kembali bertanya, “Kamu bisa memberitahuku sekarang, kan?”Roh penunggu mengangguk lalu berkata, “Sasa sudah melanggar dan mengusik Aturan Langit sampai hampir tewas karena membantumu. Dia pasti sudah mati jika bukan karena Weni yang menolongnya.”“Apa?”Ch
Sasa kembali membantu Chandra. Namun, bantuannya kali ini justru menarik Sabit Penghakiman yang bahkan seorang Kaisar Agung sekalipun akan musnah ketika menghadapinya. Untung saja, Weni muncul di saat genting.Dia menyadari Sasa berada dalam bahaya, jadi dia segera mengeluarkan Sabit Penghakiman dari dalam tubuhnya dan menangkis serangan Sabit asing ke arah Sasa. Dalam sekejap mata, Sabit Penghakiman asing itu menghilang. Wajah Sasa berubah pucat ketakutan. Walaupun dia sudah tahu konsekuensi dari perhitungannya, dia tetap saja ketakutan ketika menghadapi kematian. Untung saja, Weni datang menyelamatkannya. Sasa berjuang untuk bangkit lalu duduk bersila di atas tanah sambil menyeka keringat di wajahnya dan berkata, “Weni, terima kasih.”Weni menghampiri Sasa. Gadis itu telah tumbuh menjadi seorang gadis cantik yang kecantikannya tak tertandingi seperti ibunya. “Tante Sasa, Tante kenapa? Apa yang terjadi?” tanya Weni setelah melihat luka di tubuh Sasa. “Tidak apa-apa, aku baik-baik
Di sebuah tempat terbuka.Chandra sudah berkonsentrasi penuh sepanjang waktu. Sampai akhirnya, dia kelelahan lalu duduk untuk beristirahat.“Kak Sasa, Mayar ini sangatlah luas. Aku sama sekali tidak memiliki petunjuk apa pun. Aku seperti mencari jarum dalam jerami,” ujar Chandra yang sudah mencari selama 30 tahun, tapi tidak berhasil menemukan apa pun.Sasa yang berada di dalam Istana Abadi langsung mengerutkan keningnya lalu berkata setelah berpikir sejenak, “Chandra, tenang saja. Aku akan memperhitungkan semuanya untukmu.”Kemudian Sasa langsung berusaha untuk membuat perhitungan. Namun, tiba-tiba saja roh penunggu menghampiri Sasa. Dia mengenakan jubah hitam dan tongkat di tangannya. Dia berkata kepada Sasa dengan tegas, “Sasa, kamu mau mati, ya?”Sasa berkata tanpa daya, “Chandra sedang kesulitan. Kalau begini terus, dia tidak akan bisa menemui Tardas.”Si roh penunggu berkata dengan raut wajah serius, “Kamu harusnya tahu, kamu sedang menghitung siapa? Orang itu adalah Penguasa Du
Tanah di tempat itu dipenuhi dengan tengkorak. Tengkorak biasa akan membusuk dengan cepat. Namun, sudah ribuan tahun tapi tengkorak yang ada di sini masih utuh. Itu membuktikan bahwa prajurit yang datang ke sini adalah prajurit yang super kuat. Benar juga, siapa lagi yang berani datang ke sini kalau mereka bukan orang-orang terkuat?“Sebenarnya Tardas terjebak di mana?”Chandra melihat ke sekeliling. Jurang ini sangat luas. Sekilas, dia tidak bisa melihat ujung jurang. Chandra yang bingung pun hanya bisa berjalan dengan hati-hati. Tanah di bawah kakinya penuh dengan tulang mayat. Hal ini membuatnya kian bingung. Mungkinkah pernah terjadi pertempuran di sini? Mengapa ada begitu banyak mayat?Chandra tidak percaya setiap makhluk yang datang ke sini pasti mati. Satu-satunya penjelasan yang masuk akal yaitu pernah terjadi pertempuran sengit di sini di masa lalu, yang melibatkan banyak makhluk. Namun, semuanya telah mati.Setiap kali Chandra menginjak tulang di tanah, tulang-tulang itu lang
Chandra dan Sasa berdiri di depan jurang. Chandra menatap jurang di depannya. Aura hitam memancar dari dalam jurang. Kabut hitam di sekitar mengaburkan pandangan Chandra, membuatnya tidak dapat melihat dengan jelas apa yang ada di dalam jurang.“Ara luar masih aman. Kalau beruntung, makhluk biasa pun bisa melintasi formasi kuno dan sampai di tempat ini. Tapi, ini tempat terlarang di Dunia Iblis. Seorang prajurit Alam Kekaisaran pun tidak akan berani masuk dengan gegabah,” kata Sasa.Chandra mengerutkan kening setelah mendengar perkataan Sasa. “Bahkan seorang prajurit Alam Kekaisaran pun nggak berani masuk?”Sasa menganggukkan kepala. “Iya. Katanya, tempat ini ada Jimat Pembunuh Kaisar. Jimat itu adalah peninggalan prajurit kuat dari zaman antigo untuk mencegah kaisar masuk ke tempat ini.”“Kenapa mereka cegah kaisar masuk?” tanya Chandra.“Entahlah, aku juga nggak tahu. Dulu Kaisar Ceptra pernah datang ke sini. Aku masih sangat lemah. Kaisar Ceptra nggak banyak bercerita. Tapi beliau b
Setelah berlatih dengan keras selama lebih dari delapan ratus tahun di dalam formasi waktu, Chandra akhirnya selesai menempa tubuh pedang dan menanam benih pedang. Sekarang, benih pedang telah berubah menjadi Citra Dharma. Meskipun dia baru saja masuk ke Alam Dharma, kekuatan fisik Chandra telah mencapai Alam Bencana.Selain itu, Citra Dharma Chandra sangat mengerikan. Sekalipun di tingkat pertama, Citra Dharma Chandra memiliki kekuatan untuk langsung membunuh seorang prajurit ajaib. Bahkan Sasa pun memuji Citra Dharma Chandra.Chandra menyimpan kembali Citra Dharma-nya. Dia menatap Sasa dengan senyum penuh rasa terima kasih di wajahnya dan berkata, “Terima kasih, Kak Sasa, atas bimbinganmu selama ini. Kalau bukan karena kamu, aku nggak akan mampu bisa mendapatkan Citra Dharma seperti itu.”Sasa tersenyum tipis. “Kamu sendiri juga punya potensi yang luar biasa. Kalau bukan karena potensimu, kamu juga nggak akan bisa dapatkan Citra Dharma yang begitu mengerikan meskipun dibimbing aku.”