Home / Romansa / Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita / Bab 1. Kehidupan yang Berakhir

Share

Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita
Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita
Author: Mylilcosmos

Bab 1. Kehidupan yang Berakhir

Author: Mylilcosmos
last update Huling Na-update: 2025-11-21 20:17:02

Malam itu di luar kediaman angin kencang bertiup seakan hendak menumbangkan pepohonan yang ada di halaman. Di selatan cakrawala, kilatan petir sesekali akan terlihat menerangi malam yang pekat.

Li Yuan turun dari balik balok penyangga atap tanpa suara.

Pedang pendeknya tersembunyi dengan baik di balik lengan baju hitamnya.

Ia melangkah maju tanpa suara. Kemampuan meringankan tubuhnya termasuk yang terbaik di antara orang-orang di dalam organisasi.

Organisasi mereka merupakan organisasi gelap yang terkenal di dunia bawah tanah karena memilki sekumpulan pembunuh bayaran terbaik di seluruh Dinasti Xin.

Malam ini adalah pertama kalinya ia keluar dari benteng untuk melakukan misi pertamanya.

Misinya yaitu untuk melenyapkan nyawa seorang pejabat tinggi pemerintah.

Setelah dilatih oleh para ahli dalam organisasi selama bertahun-tahun, akhirnya ia memenuhi syarat untuk melakukan tugas pertamanya.

Jika ini berhasil, ia akan secara resmi menjadi salah satu pembunuh bayaran yang akan dipekerjakan oleh organisasi.

Ini menandai berakhirnya masa magangnya.

Li Yuan hendak berbelok ke sudut ketika melihat sekelebat bayangan melintas sejauh beberapa ruangan darinya.

Apakah organisasi telah mengirim pembunuh bayaran lainnya? Ia bertanya-tanya.

Tak heran mengingat target kali ini adalah seorang pejabat tinggi yang untuk keselamatannya ia telah mempekerjakan banyak pengawal ahli tingkat tinggi.

Menghilangkan keraguan sesaatnya, ia dengan mantap berbelok.

Sebelumnya ia sudah mencari tahu lokasi kamar tidur sang pejabat. Karena telah meracuni minuman para pengawal dengan obat bius, ia yakin tidak akan ada gangguan yang berarti.

Ia sudah mencapai pintu depan ruang tidur ketika tiba-tiba sekelompok pengawal yang seharusnya tidak sadarkan diri menerjang ke arahnya.

Li Yuan bingung, sebelumnya ia telah memastikan para pengawal ini meminum anggur yang bercampur dengan obat bius yang disiapkan olehnya.

Bagaimana mereka bisa terlihat baik-baik saja saat ini?

Namun ia tidak diberi waktu untuk mencerna apa yang telah terjadi.

Sudah tidak sempat lagi untuk bersembunyi, kelompok pengawal itu telah melihatnya.

Karena sudah seperti ini, ia hanya bisa menggertakkan giginya berniat untuk bertempur melawan para ahli tingkat tinggi itu.

Lolos tanpa cacat adalah sebuah keberuntungan.

Mati tanpa tanpa tempat pemakaman merupakan sesuatu yang hanya bisa disesalkan.

Bagaimanapun, orang-orang yang berkecimpung dalam pekerjaan ini seringnya tidak akan menemui akhir yang baik.

Pandangannya menatap tajam ke depan. Kedua pedang pendeknya segera terhunus dari balik lengannya.

Ketika para penyerang berada dalam jangkauan pedang pendeknya, segera tebasan demi tebasan ia layangkan.

Darah berceceran memenuhi koridor.

Tidak lama kemudian, dari penglihatan tepinya, sementara ia sedang menghadapi lima orang pengawal yang menyerangnya sekaligus, ia melihat sosok berpakaian hitam diam-diam telah tiba di depan pintu ruang tidur.

Sebelum masuk ke dalam, orang itu sempat menoleh ke arahnya.

Sebuah seringai tipis menghiasi wajah pemuda kurus yang terbungkus dalam pakaian serba hitam itu.

Xu Chen?! Beraninya dia!

Amarah segera bangkit dalam dirinya.

Gangguan sesaat itu telah berhasil membuat celah hingga sebuah tusukan dari pedang panjang berhasil menembus dadanya, dan pikirannya segera menjadi jelas.

Ia begitu bodoh hingga berpikir akan segera secara resmi dipekerjakan oleh organisasi.

Kenyataannya, ia hanya dimanfaatkan oleh organisasi untuk menutupi celah dalam mencapai misi kali ini.

Ia sangat yakin misi kali ini pastilah sangat penting hingga seorang anggota seperti dirinya harus dikorbankan demi keberhasilannya.

Li Yuan dengan cepat kehilangan kekuatannya. Tubuhnya terjatuh begitu saja di atas lantai yang dingin.

Beberapa serangan pedang lawan telah berhasil melukai tubuhnya, mengiris dagingnya menjadi sayatan-sayatan yang dalam maupun ringan.

Meski begitu ia kini tidak bisa lagi merasakan luka kecil seperti itu. Seluruh tubuhnya hanya terasa amat sakit. Sakit yang tak tertahankan.

Di akhir napasnya, ia tersenyum dingin.

Sepertinya jalan jahat yang hendak diarunginya dalam kehidupan ini tidak ditakdirkan untuk dia jalani lebih lama lagi.

Jika ada kehidupan berikutnya, ia tidak akan pernah mengampuni orang-orang yang berbalik melawannya.

--------

Kediaman Bangsawan Zhu.

"Nyonya! Nyonya Muda! Seseorang tolong selamatkan Nyonya Muda!"

Seorang pelayan wanita berteriak meminta tolong, namun entah bagaimana teriakannya terdengar semakin pelan sehingga bahkan orang-orang yang berada di dekat sana pun kemungkinan tidak akan bisa mendengar teriakan minta tolong itu.

Karena 'merasa' tidak ada yang mendengarnya, ia pergi mencari bantuan ke tempat yang lebih jauh, meninggalkan sang Nyonya yang sedang berjuang di dalam kolam yang dingin.

Beberapa pelayan muda yang kebetulan lewat di dekat sana segera menyadari seseorang sedang tenggelam di kolam.

Salah seorang di antaranya yang tahu berenang segera masuk ke dalam air untuk menarik orang yang tenggelam itu.

Mereka sangat terkejut ketika mendapati bahwa orang yang tenggelam itu adalah Nyonya Muda Pertama yang baru menikah ke dalam keluarga.

Kemudian keadaan mulai sibuk saat sang Nyonya dibawa kembali ke halamannya.

Tabib sudah dipanggil dan sedang memeriksa.

Para pelayan di luar berbisik-bisik satu sama lain.

"Mengapa Nyonya Muda Pertama bisa tenggelam di tempat terpencil seperti itu?"

"Sebenarnya apa yang ingin dilakukan Nyonya pergi ke sana?"

"Nyonya belum lama di kediaman ini, bagaimana mungkin ia tahu cara ke sana!"

"Kalau begitu, apakah ada yang sengaja membawanya ke sana? Untuk apa?"

Berbagai pertanyaan dan dugaan mulai bermunculan.

Nyonya Muda ini baru saja menikah ke dalam keluarga namun sebelum menjalani malam pernikahannya, Tuan Muda Pertama segera menerima Dekrit Kekaisaran yang memerintahkannya untuk secepatnya berangkat ke Perbatasan Selatan.

Sang Tuan Muda tanpa penundaan segera berangkat ke Perbatasan Selatan malam itu juga. Meninggalkan istri baru yang bahkan belum sempat dilihatnya.

Tak sedikit yang mengasihani nasib sang Nyonya baru.

Seorang pengasuh tua datang dari luar, segera masuk ke dalam untuk menanyakan keadaan sang Nyonya.

Itu adalah Chen Mama, orang dari pihak Nyonya Besar.

Sepertinya Nyonya Besar telah diberitahu mengenai kecelakaan Nyonya Muda Pertama dan segera mengirim orang kepercayaannya untuk datang melihat.

"Tabib Mo, bagaimana keadaan Nyonya Muda?"

Pria tua berkumis putih itu menggelengkan kepalanya, "Sulit untuk memastikan. Kita akan lihat lagi setelah Nyonya berhasil melewati malam ini."

Setelah itu Tabib Mo segera menginstruksikan pemberian berkala ramuan obat yang diresepkannya.

Merasa tidak ada lagi yang bisa dilakukan, pria tua itu mengundurkan diri.

Chen Mama mengantarnya keluar.

Selepas mengantar Tabib Mo, sang pengasuh pergi ke halaman Nyonya Besar tinggal.

Begitu masuk ke dalam ruangan, ia membungkuk dengan hormat, segera mendekat, sedikit menunduk untuk berbicara dengan pelan yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua.

Kilatan senyum sinis terlihat di wajah Nyonya Besar.

Wanita itu hanya putri seorang pedagang rendahan, siapa yang akan menuntut keluarga bangsawan mereka jika ia tiba-tiba meninggal?

Nyawanya sama sekali bukan apa-apa.

Kalau saja ayah mertuanya tidak begitu saja menjodohkan wanita itu dengan putra sulungnya, bagaimana mungkin ia akan mati semuda ini?

Sang Nyonya melambaikan tangannya dan Chen Mama segera keluar dengan patuh.

Berada di luar ia menginstruksikan seorang pelayan untuk terus memantau halaman tempat Nyonya Muda Pertama tinggal.

Siapa yang akan mengira bahwa Nyonya Muda itu hanya bertahan hidup selama sebulan setelah tiba di kediaman ini.

Takdirnya sungguh tragis.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 7.

    Shen Ling menyapukan pandangannya pada kakak ipar yang baru dilihatnya lagi.Terakhir kali mereka bertemu yaitu saat sang pengantin baru menyajikan teh kepada para tetua.Saat itu ia sudah menyadari kecantikan anggun milik kakak ipar baru ini.Sekarang, melihatnya lagi ia tak kuasa tidak kagum akan kecantikan alaminya."Yun'er, kemarilah. Biar Ibu melihatmu lebih dekat." Suara Gu Shi dibuat lebih lembut. Sebuah senyum penuh kasih terpasang di wajahnya.Li Yun. Ini adalah nama sebenarnya sang pemilik tubuh.Shen Ling mengangguk kecil saat bertemu pandang dengan sang Kakak Ipar. Li Yuan masih dengan wajah tanpa ekspresinya, datang mendekat."Lihat dirimu, kau sudah begitu kurus. Bagaimana, apakah tubuhmu sudah pulih?" Kata-kata itu diucapkan dengan penuh simpati.Li Yuan, pada dasarnya tidak terbiasa berbasa basi, jadi dia hanya menjawabnya dengan "Mm".Ekspresi di wajah Gu Shi segera berubah tidak menyenangkan. Namun itu hanya sesaat sebelum mendapat tatapan penuh arti dari putrinya.

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 6. Merebut Mahar

    "Ibu, apakah Ibu tidak berencana menambahkan mahar untukku?" Shen Ling meraih lengan ibunya dari samping, bergelayut dengan manja di sana.Gu Shi melirik putrinya dengan sayang, bertanya dengan heran, "Bukankah mahar milikmu sudah cukup banyak? Mengapa kau ingin menambahnya lagi?"Shen Ling mengerucutkan bibirnya, berkata dengan tidak senang, "Aku mendengar bahwa saat Zhu Niang menikah ke dalam keluarga Bangsawan Deng, mahar yang menyertainya telah memenuhi jalan sejauh delapan Li!"Zhu Niang adalah teman sebaya Shen Ling yang berada dalam satu kelompok yang sama dengannya. Para gadis muda ini, meskipun mereka selalu berkumpul bersama untuk bersenang-senang maupun sekedar bersosialisasi, namun dibalik itu persaingan diam-diam di antara mereka sangat kuat.Bisa dibilang gadis Zhu itu adalah rival utama Shen Ling. Sejak muda mereka berdua selalu bersaing dengan ketat. Para wanita muda ini selalu berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di antara yang terbaik dalam kelompok mereka.Te

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 5. Bekerja Keras untuk Mandi

    Di Taman Anggrek, Li Yuan sedang mondar mandir memikirkan sesuatu. Ia sangat ingin memperkuat tubuh barunya ini, namun di kediaman ini, cara apa yang bisa dilakukan tanpa menarik perhatian orang-orang? Dipandang aneh tentu saja ia tidak peduli, namun ia hanya tidak suka menarik perhatian yang kemudian akan membuat orang-orang berspekulasi tentang perilaku sang Nyonya Muda yang sangat tidak biasa. Di zaman yang lebih kuno ini, kepercayaan terhadap hal-hal gaib masih melekat kuat. Tentu saja ia tidak ingin menarik perhatian Nyonya Besar untuk mengundang seorang pemuka agama dengan dalih mengusir roh jahat dari tubuhnya yang akhirnya akan menimbulkan implikasi yang lebih luas. Keributan seperti itu ia tidak tahan. Ia selalu suka ketenangan. Bahkan tak keberatan jika keberadaannya tidak dianggap. Sejak mengantarkan makanan siang tadi, pelayan kecil bernama Xiao Du sudah tak terlihat di halaman. Sebenarnya, sejak kemarin ia belum membersihkan diri. Karena hal ini adalah hal yang bi

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 4. Sedikitnya Penerus Keluarga

    "Omong kosong! Bagaimana mungkin semua daging itu lenyap begitu saja? Bahkan seekor burung pegar pun tak terkecuali! Ini sudah hari yang ketiga dan kalian masih belum menemukan pelakunya?!" Suara Nyonya Besar meninggi.Sudah sejak pagi Sang Nyonya mengamuk. Namun karena tidak bisa memberikan jawaban untuk pertanyaannya, Meng Mama hanya bisa pasrah terkena ledakan amarah sang majikan.Ia kemudian memerintahkan, "Segera ganti semua pelayan yang ada di dapur utama! Kita tidak ingin terus menerus menyimpan pencuri di lumbung beras!"Beraninya tikus-tikus rendahan itu mencuri barang-barang remeh seperti daging!Meskipun selalu bisa dibeli lagi, namun karena sang suami bahkan ibu mertuanya sudah mulai bersuara, tak pelak ia harus segera membereskan masalah ini.Saat memberi salam pagi pada sang Nyonya Tua, hampir semua anggota keluarga berkumpul sehingga memenuhi ruangan di Taman Anyelir tempat Nyonya Tua tinggal."Bagaimana keadaan Li Shi? Apakah dia masih tidak sehat?" Wanita tua dengan p

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 3. Pengucilan

    "Kau lihat, hampir tidak ada pelayan yang tersisa untuk melayani Nyonya Muda. Bukankah ini jelas, Nyonya Muda itu tidak disukai oleh Nyonya Besar!""Mengapa begitu? Sebenarnya apa kesalahan Nyonya Muda hingga Nyonya Besar bahkan tidak membiarkannya hidup dengan nyaman?"Pelayan yang satu mengangkat bahu, "Siapa yang tahu siapa yang telah dia singgung."Ia telah mendengar desas desus dari para pelayan kecil yang melayani di Taman Krisan. Namun hal itu masih merupakan dugaan-dugaan tak berdasar di antara mereka para pelayan kecil.Suara-suara percakapan yang berasal dari luar gerbang Taman Anggrek, meski cukup jauh dari paviliun utama, Li Yuan masih bisa mendengarnya dengan jelas.Ia menatap pohon belalang di pekarangan. Wajahnya tanpa ekspresi.Saat waktu makan malam tiba, pelayan kecil yang ditugaskan untuknya datang membawakannya apa yang menjadi hidangan malam itu.Dibandingkan dengan hidangan kemarin, hidangan hari ini benar-benar sederhana.Ibaratnya, kemarin ia masih menjadi kais

  • Jenderal dan Sang Pembunuh Bayaran Wanita   Bab 2. Terbangun di Tubuh Sang Nyonya Muda

    Saat langit belum terang, terlihat seorang pelayan buru-buru masuk ke dalam ruang tidur Nyonya Muda. Belum sempat masuk ke ruang dalam, dari balik layar brokat semi transparan, sang pelayan terkejut ketika melihat sang majikan telah duduk di pinggiran tempat tidur dengan aura di sekelilingnya yang entah mengapa terasa mencekam. Ia merasa agak merinding dengan keadaan yang tidak biasa ini sehingga hanya berdiri terpaku di depan layar penyekat ruangan, tidak berani melangkah masuk. Li Yuan tertegun. Pertama kali sadar, ia pikir secara ajaib nyawanya berhasil dipertahankan. Namun ketika melihat keadaan sekitarnya, ia segera menyadari desain ruangan tempatnya berbaring cukup ketinggalan zaman. Tidak merasakan jejak rasa sakit yang seharusnya dirasakannya setelah tertusuk oleh bilah panjang, ia merasa semakin aneh. Hanya dadanya yang terasa sedikit tidak nyaman. Ia mengulurkan tangan untuk meraba bagian dada yang sebelumnya terasa amat sakit, namun tidak menemukan perban yang harusn

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status