Share

Di Hukum Lagi

Author: CitraAurora
last update Last Updated: 2025-11-26 22:29:51

“Tapi Pak saya harus pulang.” Ujar Natasya. 

Perlahan tangan Aron terlepas pria itu kembali memejamkan mata agaknya suara tadi hanya igauan semata. 

Natasha menghela nafas dalam-dalam, dia sangat lega. 

Takut Aron terjatuh dari sofa dia sengaja mantap bantal-bantal kecil tepat di bawah sofa agar jika Aron terjatuh tubuhnya tidak membentur lantai. 

Semua sudah Natasya perhitungkan biar dia pulang dengan lega. 

Keesokannya setelah Aron membuka mata dia terkejut melihat bantal-bantal sofanya berpindah di lantai tepat di bawahnya.

perlahan pria itu mengingat kejadian semalam dan senyuman tersungging di bibirnya. 

“Dia ternyata sudah memperhitungkan semuanya.” Aron kemudian merapikan bantal-bantal itu kembali. 

Di kampus Aron kembali memanggil Natasya,  selain ingin meminta maaf soal semalam dia juga ingin membahas tugas yang Natasya kirim. 

“Alasan aku memanggilmu ada dua, yang pertama mengenai masalah semalam dan juga tugas kamu.” 

Aron mulai menjelaskan, meski dia berbicara panjang kali lebar tapi ekspresi dingin tak hilang dari wajahnya.

“Pak Aron bisa nggak sih seperti semalam saja, lembut dan manis.” Batin Natasya. 

Netra Natasya tak lepas dari Aron, di terus membayangkan wajah Aron semalam. 

“Natasya!” 

Melihat Natasya yang malah melamun, Aron mengambil buku dan memukulkannya di meja. 

Suara buku itu sontak membuyarkan lamunan Natasya. 

“Baik Pak. Siap!” Ucapnya dengan tegas.

“Tapi boleh saya meminjam bukunya?” Sambungnya kemudian.

“Tugas yang aku berikan itu materinya ada di perpus coba kamu cari.” 

Hari ini Aron tidak membawa banyak buku, jadi Natasya mau nggak mau harus mencari buku di perpus. 

Buku di perpus sangatlah banyak kalau dia mencari satu persatu sampai selesai jam kuliah  Natasya belum tentu menemukannya. 

“Apa Aron bisa tolong saya mencari bukunya?” cicit Natasya takut-takut. 

Aron menatapnya tajam dan tidak berkata apapun hal ini membuat Natasya cukup paham. 

“Maaf Pak tidak usah, saya cari sendiri.” Natasya bergegas pergi ke perpus kebetulan masih ada waktu sekitar 1 jam ke mata kuliah berikutnya. 

Satu persatu dia mencari materi sesuai tugas yang Aron berikan tapi sudah setengah jam tapi dia tak kunjung mendapatkan bukunya sehingga Natasha nyaris menyerah.

“Sudahlah,” ujar wanita itu pasrah namun ketika hendak berbalik tubuhnya membentur tubuh seorang pria bau, Musk maskulin dari tubuh pria itu tak asing di Indra penciumannya. 

Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang perlahan dia mendongakkan kepala dan benar saja itu adalah Aron. 

“Waktu berjalan sudah 30 menit tapi kamu masih belum menemukan buku ini?” Aron menepukkan buku yang baru diambil ke dahi Natasya sehingga membuat wanita itu memekik. 

“Sakit pak,” sambil mengelus dahinya. 

“Sudah sana segera kerjakan waktumu tidak banyak.” Aron memberikan bukunya kepada Natasya. 

Mahasiswa itu segera mengerjakan tugas yang Aeon diberikan, untung saja dalam waktu kurang dari 30 menit dia sudah menyelesaikan semua. 

Natasya buru-buru keluar dia berlari masuk ke dalam kelas.

Untunglah dia tidak terlambat. 

“Loh kenapa Pak Aron yang masuk?” 

Mereka semua heran, hari ini tidak ada jam mata pelajaran Aron. 

Di depan Aron menjelaskan alasan dia masuk kelas.

Dia sedikit membahas materi tentang mata pelajarannya, besok rencananya dia tidak masuk jadi dia menjelaskan hari ini saja.

“Kamu kenapa lesu seperti itu?” tanya Dira teman sejurusan Natasya. 

“Aku dapat dospem siapa tebak.” Tanya Natasya. 

“Siapa memangnya?” Tanya Dira penasaran. 

Tangan Natasya menunjuk Aron, hal ini sontak membuat Dira tertawa. 

Semua mata tertuju pada Dira dan Natasya termasuk Aron. 

“Apa yang kalian lakukan?” Suara Bariton Aron menggema, ketika semua mendengarkan penjelasannya, Natasya dan Dira malah bercanda. 

“Maaf Pak.” Natasya meminta maaf.

“Maju ke depan.” Titah Aron. 

Natasha dan Dira saling pandang kemudian mereka maju ke depan. 

“Coba jelaskan materi ini kepada teman-teman kalian.” Aron mempersilahkan Natasya dan Dira.

Mereka menggeleng, baik Natasya maupun Dira belum paham materi ini. 

“Berdiri di luar kelas!” titahnya, kini tatapan Aron mengarah ke mahasiswanya, “Ini sebagai hukuman kalau ada yang mengobrol saat jam mata kuliahku!” 

Pulang dari kampus Natasya pergi menemui Aron, kebetulan tugas yang Aron berikan materinya berasal dari buku-buku Aron sendiri.

“Aku heran padamu tugas yang kuberikan apa masih kurang cukup sehingga kamu selalu saja membuat masalah, apa jangan-jangan kamu sengaja ingin terus mendapatkan tugas dariku?” Pikiran negatif muncul di benak Aron.

Celengan keras Natasha tunjukkan tentu tidak seperti itu, siapa juga yang mau diberi tugas terus-menerus. 

“Kalau begitu kenapa ngobrol asyik di saat jam pelajaran!” Dia meninggikan suaranya. 

Semula Natasya yang menatapnya perlahan menunduk ke bawah meremas jarinya sendiri saking gugupnya. 

“Maaf.” Ucapnya lirih nyaris tak terdengar. 

“Kalau kamu mau nanti malam datanglah ke rumah, kebetulan aku juga sedang menyiapkan materi.” 

Usai berbicara demikian, Aron mengambil tas jinjingnya lalu pergi meninggalkan Natasya. 

Otak Natasya rasanya mau pecah, Aron benar-benar killer. 

“Kapan aku segera lulus supaya tidak berhubungan dengan dosen killer itu! 

Malam itu di rumah Aron Natasha bergegas mengerjakan hukumannya, setelah selesai Natasya berniat untuk segera pulang lalu dia naik ke atas untuk mencari Aron.

Pak… 

Natasya mengetuk pintu tapi tak ada jawaban, Wanita itu melihat alat penunjuk waktu di pergelangan tangannya, ternyata hari sudah semakin larut. 

Sebenarnya bisa saja dia meninggalkan tugasnya tetapi mengingat Aron yang tidak berperasaan dia takut kalau dicap kurang sopan dan disuruh mengerjakan tugas lagi. 

“Pak Aron.” Kembali mengetuk pintu dan memanggil-manggil Aron. 

Tiba-tiba pintu kamar Aron terbuka sendiri ketika Natasya terus mengetuknya dan wanita itu memberanikan diri untuk masuk ke dalam mencari Aron. 

“Pak Aron.” Di sebuah kamar mandi yang sedikit terbuka dia mendengar suara. 

“Aaahhhh…” 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
CitraAurora
gitu ya ka hehe
goodnovel comment avatar
Sari Aldia
pasti solo karir...uda sm natasya aja biar lebih mantap
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jerat Cinta Dosen Killer   Cemburu

    Prosesi perceraian Aron dan Dara telah selesai, akta cerai mereka juga sudah keluar tinggal akta cerai Dara saja yang masih di pengadilan karena harus Dara sendiri yang mengambilnya. Sore itu Aron pergi ke rumahnya lagi, dia ingin memberitahu Dara kalau mereka sudah tidak ada hubungan apapun lagi. “Kita sudah resmi bercerai jadi aku harap kamu bisa jaga batasan.” Ujar Aron. Wanita itu menggeleng keras, dia merasa kalau Aron berbohong. “Kata cerai hanya akal-akalan kamu saja kan Mas, supaya kamu bisa leluasa dengan dia!” teriak Dara. Aron membuka tas miliknya, lalu menunjukkan selembar kertas pada Dara. “Ini akta cerai ku, punyamu ambil saja di pengadilan.” kata Aron yang menunjukkan akta carainya. Dara melotot sempurna tak disangka Aron tega menceraikan dirinya, padahal dia sangat tidak setuju bercerai dengan Aron. “Kamu tega Mas, Kenapa kamu menikamku seperti ini?” Tangis wanita itu pecah. “Karena kamu sibuk dengan simpananmu di sana jadi aku tidak ingin mengganggu.” Jelas A

  • Jerat Cinta Dosen Killer   Beruntung

    “Pak, saya ada jam.” Natasya mendorong tubuh Aron. “Nggak peduli.” Tak ingin menahan lagi, Aron segera melakukan penyatuan. Aahhhh… Suara Natasya menggema sehingga Aron langsung membungkam bibirnya. “Jangan keras-keras Sayang.” Bisiknya. Wanita itu menurut selanjutnya dia tidak bersuara. Beberapa saat kemudian adegan mereka selesai, Natasya segera memperbaiki diri begitu pula dengan Aron. “Lain kali aku nggak mau melakukan itu di kampus.” Dia memberengut. “Iya iya sayang.” Aron memeluk tubuh Natasya. “Ya udah saya masuk kelas dulu.” Buru-buru dia keluar ruangan Aron, untung saja dia bareng sama dosen yang akan mengisi kelas. “Lama sekali, ngapain aja di ruang Pak Aron.” Tanya Mira. “Ngobrol aja Mir.” Jawab Natasya. Mira hampir saja percaya tapi kemudian dia melihat tanda merah di leher Natasya. “Hmmm ngobrol sambil enak-enak kan?” Sahutnya. Mira tak percaya sahabatnya itu bisa melakukan hal seperti ini dengan Aron. “Iya.” Natasya terkekeh. “Sumpah kamu gila banget Na

  • Jerat Cinta Dosen Killer   Kamu harus Bertanggung jawab

    Begitu Natasya masuk, Aron langsung memeluknya. Hawa-hawa pengantin baru masih melekat sehingga terus merasakan rindu. “Aku merindukanmu sayang,” bisiknya sambil mengendus jejak leher istrinya. “Aku juga rindu pak tapi ini kampus takut ada yang tiba-tiba masuk,” bisik Natasya sambil mendorong tubuh Aron supaya menjauh dari tubuhnya. Aron tak peduli dia hanya ingin memeluk istrinya. Itu saja. “Aku menginginkanmu.” Baik bibir dan tangannya tak mau berhenti, terus saja menjelajah tubuh Natasya. Natasya membolakan mata saat seperti ini bagaimana bisa Aron menginginkan hal itu. Bagaimana jika ada yang datang?“Sabar Pak tunggu kalau di rumah,” sontak dia buru-buru melepaskan diri dari Aron. “Nggak bisa tahan.” Wajahnya melemas sambil menunjukkan bagian bawahnya yang sudah berdiri. Helaan nafas terdengar, Natasya bingung harus bagaimana. “Sabar Pak.” Cicitnya lagi. “Siapa yang peduli.” Aron menarik tangan Natasya dia langsung mendudukkan Natasya di meja kerjanya. Tangannya menaikk

  • Jerat Cinta Dosen Killer   Colek Pantat

    “Yakin hanya dulu?” Aron melirik Dara dengan sinis, dia yakin kalau istrinya terus saja seperti itu selama bekerja di dunia hiburan. Di luar negeri banyak sekali terdengar kabar kalau artis-artis terkadang membintangi film panas untuk mendapatkan uang lebih. Karena tak ingin mendebat Dara lagi Aron memutuskan untuk keluar.Biar saja nanti dia membeli buku yang baru dan mencatat catatan yang baru daripada terus berada di rumah itu. Untunglah ketika dia keluar tak sengaja netranya melihat bukunya di atas lemari dan Aron langsung saja mengambilnya. “Mas kalau kamu keluar, lihatlah apa yang akan kulakukan!” Ancamnya. Berkali-kali Dara terus mengancam Aron dengan ancaman yang sama tapi Aron tak terpengaruh dia tak takut lagi dengan ancaman Dara. Siang itu Aron meminta Natasya untuk ke kantornya, ada yang ingin dibahas dengan mahasiswanya itu. “Minggu depan ada praktek mata pelajaran, praktek ini penentu nilai kelulusanmu, jadi siapkan semua. Dan minggu depannya lagi kita akan bulan

  • Jerat Cinta Dosen Killer   Bermain Dengan Tiga Pria

    Aron mendesah kuat, nikmat disentuh membuatnya melayang. Entah mengapa mendengar pasangannya mendesah seperti itu Natasya juga sangat bersemangat, dia semakin memainkan milik Aron. Tak sabar lagi, Aron segera mengubah posisi mereka. Netra Natasya terpejam seolah pasrah, meski belum siap tapi Aron menginginkannya. “Rileks Sayang, sakit di awal saja. Selebihnya nikmat.” Bisik Aron meyakinkan kalau hubungan badan pertama tidak sakit. Wanita itu mengangguk, kemudian Aron membuka kaki Natasya. “Aku akan melakukannya dengan sangat pelan.” Pria itu memainkan jarinya kembali di bagian vital istrinya, dengan bibir yang terus memainkan puncak dada. Dalam sekejap milik Natasya sudah basah, kini waktunya untuk penyatuan. “Akan sedikit sakit, tahan ya.” Bisik Aron. Aaahhh, Natasya merintih kesakitan ketika milik Aron mencoba menerobos pertahanannya.Dalam satu hentakan dia berhasil menerobos masuk ke dalam. Natasya menjerit keras, tangannya mencengkeram sprei kuat-kuat. Sementara Aron m

  • Jerat Cinta Dosen Killer   Malah Membahas Materi

    Keringat dingin keluar dari tubuh Natasya, dia sangat gugup ketika Aron meminta haknya. Netranya menatap Aron takut dengan dibarengi saliva yang tertelan kasar. “Pak Aron menginginkannya?” Kalimat lirih terucap, ada keraguan antara memenuhi kewajibannya dan tidak. Rasa bimbing perlahan menghampiri, haruskah dia menyerahkan mahkotanya? Sementara dia kini berada dalam situasi yang sulit? Berada di tengah Aron dan Dara. Tatapan cemas dia tunjukkan, berharap pria itu hanya sekedar bercanda. “Sangat.” Suara Aron terdengar berat. Harapannya seketika memudar, dosen yang berubah menjadi suaminya menginginkan dirinya. Kembali Saliva Natasya tertelan kasar, “Baiklah kalau Pak Aron meminta tapi…” Wanita itu menggantung ucapannya. “Tapi apa?” Tanya Aron penasaran. “Setelah ini selesaikan masalah bapak dengan istri bapak, dan jangan pernah meninggalkan saya.” Ucapannya lirih namun terdengar tegas. Mendengar permintaan Natasya, Aron mengangguk yakin, pasti dia akan menyelesaikan urusanny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status