Home / Romansa / Jerat Gairah Cinta Rahasia / Bab 5 Aku Sudah Dewasa!

Share

Bab 5 Aku Sudah Dewasa!

Author: LuciferAter
last update Huling Na-update: 2025-09-30 13:57:22

“Berbohong agar bisa bermalam di apartemen kekasihmu? Hebat sekali kau, Ella ….”

Aku duduk dengan kepala tertunduk, wajah pucat seperti seorang bocah yang baru saja ketahuan melakukan kesalahan fatal.

Dalam hati, aku sempat membatin, rasanya baru kemarin berada di posisi ini setelah memergoki Dominic dengan wanita pirang itu. Tapi sekarang, aku sudah kembali berada di posisi yang sama.

Tadi, setelah Dominic melontarkan ancaman padaku dan Lily, dengan pasrah kami menyatakan semua kebenarannya. Alhasil, usai pengakuan kami selesai, Dominic marah besar dan meminta Lily pulang.

Aku sempat memohon padanya untuk tidak mengirim Lily pulang lantaran baru sesaat sahabatku itu menghabiskan waktu denganku, tapi ….

“Ini hukuman agar kalian belajar untuk tidak berbohong dan berbuat hal konyol,” tegasnya dengan pancaran dingin yang langsung membuat Lily dan aku ciut.

Hanya saja, tidak kuduga, saat mengantar Lily ke depan gerbang, sementara Dominic tetap duduk di sofa ruang tamu, sahabatku itu malah mengutarakan hal gila.

“Dengar, El. Aku tahu kau akan segera ditegur habis-habisan oleh Kak Dom setelah ini, tapi … ada hal penting yang perlu kukatakan sekarang.” Pancaran mata Lily sangat serius seiring dia berkata, “Dibandingkan bertahan dengan pria seperti Max yang tidak jelas ingin membawa hubungan kalian ke mana, kenapa kau tidak kejar Kak Dom lagi?”

Mendengar omongannya, aku sempat terperangah dan berniat langsung meninggalkannya. Akan tetapi, Lily bersikeras. Wajahnya mengenakan ekspresi paling serius yang baru pernah kulihat.

“Kau memang pernah bilang bahwa Kak Dom terus menolakmu dan mengatakan hanya bisa menganggapmu sebagai adik kecil, tapi—” Lily mencengkeram pundakku erat, melirik Dominic yang telah berdiri di ambang pintu dengan tangan terlipat selagi menatap kami dengan pandangan curiga, “—sikapnya saat ini membuatku yakin bahwa dia tidak hanya menganggapmu demikian.” 

Lalu, sebuah senyuman nakal terlukis di bibirnya. “Dan lagi, sebagai seorang casanova, aku yakin dia juga berpengalaman tentang seks dan bisa membantumu untuk—”

“Lily!”

“Oke, oke!” Lily mengangkat tangan. “Aku hanya menyarankan saja. Pada akhirnya, semua keputusan di tanganmu,” ucap Lily sebelum akhirnya dia pergi dengan sopirnya untuk pulang.

Sekarang, duduk berhadapan dengan Dominic, ucapan Lily membuatku memerhatikan pria tersebut lebih dari biasanya. Tubuhnya yang tinggi dan kekar, garis otot di balik kaosnya, rahangnya yang tegas, bibirnya yang menggoda, dan tatapan matanya yang menusuk membuat darahku berdesir aneh. 

Setiap gerakan Dominic memancarkan pesona yang menjerat, menggoda sisi paling liar dalam diriku yang ingin tahu bagaimana rasanya dicumbu olehnya—

Ya ampun, Ella! Bisa tidak berhenti berpikir seperti itu!?’ pekikku dalam hati seraya memaki Lily. 

Aku masih ada Max, aku harus setia!

Melihatku menunduk, Dominic memicingkan mata. “Jadi, kau tahu kesalahanmu?”

Sekejap, lamunanku langsung buyar dan aku mengangguk pelan. “Aku… berbohong pada Kak Dom dan Kak Lucien. Dan aku juga menyeret Lily untuk menutupi kebohonganku.”

Dominic memicingkan mata, wajahnya tetap dingin. “Hanya itu?”

Aku menelan ludah. “Dan … tidak seharusnya aku berencana menginap di apartemen Max.”

Dominic terdiam cukup lama selagi menatapku lurus. Hal itu membuat jantungku berdebar, sedikit takut karena tidak pernah sebelumnya pria itu semarah ini.

Selama tiga tahun aku tinggal di sini, Dominic hampir tidak pernah mengomeliku, Lucienlah yang biasanya cerewet soal banyak hal. Masuk akal, mengingat dia yang berstatus sebagai kakak laki-lakiku.

Ah, tapi kalau diingat-ingat, memang ada satu kali kejadian di mana Dominic marah besar. Hanya saja, Dominic bukan marah padaku, melainkan pada Lucien … karena diriku. 

Hari itu, kelab mereka mengadakan sebuah acara, tapi Lucien meninggalkan sebuah barang dan memintaku mengantarnya. Namun, saat aku tiba di sana dan bertemu Dominic tanpa sengaja, pria itu berakhir menegur Lucien habis-habisan karena membiarkanku menginjakkan kaki ke kelab malam.

Dan kini, menggunakan sorot mata yang sama—bahkan lebih dingin, Dominic menatapku penuh amarah. Seakan dia ingin menelanku hidup-hidup.

“Kau harus bersyukur Max tidak menyentuhmu lebih jauh dan mencampakkanmu di hari berikutnya,” ucap Dominic datar, membuatku mendongak dan menatap dirinya lurus, terperangah. “Apa kau begitu penasaran tentang seks sampai tidak sadar bahwa kau bisa dibuang setelah digunakan?”

Aku meremas pakaianku. Walau aku tahu dia benar, tapi kalimatnya terasa begitu menusuk di hati. Bukan hanya karena kalimatnya yang tajam, tapi karena … aku bertanya-tanya apa itu cara dia memandang semua wanita? Terutama mereka yang pernah berhubungan dengannya …? Bahwa mereka bisa dibuang setelah digunakan?

Sekitar lima belas menit, Dominic menceramahiku mengenai banyak hal, dan aku hanya bisa diam menerimanya. Tapi, saat kukira selesai sudah kemarahannya, Dominic mengutarakan hal yang membuatku terperangah.

“Mulai hari ini, kau tidak boleh pulang di atas jam delapan malam.”

“Apa?” ulangku, menatapnya yang kini berdiri dari sofa.

Dominic menatapku. “Kau mendengarku.”

Refleks aku berdiri penuh emosi. Tidak terima. “Kak Dom, aku sudah dua puluh tiga tahun! Sudah dewasa! Bagaimana bisa kau masih menetapkan jam malam untukku?!” protesku.

Kalau sampai teman-teman kantorku tahu, bukankah ini memalukan? Sulit bagiku diterima layaknya seorang dewasa di kantor karena usiaku yang jauh lebih muda. Tapi sekarang, dengan aturan ini, aku bahkan tidak dapat ikut serta ketika mereka berkumpul setelah jam kerja. Bukankah hal itu sama saja membuat mereka kembali memandangku sebagai anak kecil?

Dominic tetap tak bergeming. Tatapannya dingin ketika dia menjawab, “Dewasa? Kalau kau memang dewasa, kau tidak akan berbohong. Kau tidak akan menyeret sahabatmu untuk menutupi kebodohanmu, dan kau tidak akan pulang larut malam dengan wajah setengah mabuk karena diusir pria yang seharusnya menjagamu.”

“Aku bukan anak kecil lagi, Dominic! Aku tahu apa yang aku lakukan!” seruku, pertama kalinya mendapatkan keberanian untuk melawan kalimatnya, bahkan menyebut langsung namanya.

Namun, pancaran mata Dominic seketika menggelap, sorotnya menusuk, membuatku tak mampu berpaling.

“Begitu?” ucapnya dengan suara rendah, lalu dia melangkah menghampiriku, membuatku panik dan refleks mundur, tapi sofa di belakangku menahan.

“K-Kak Dom… apa yang kau—” 

Belum sempat aku menyelesaikan kalimat, tubuhku terdorong keras, “Ah!” dan aku jatuh terduduk di sofa. 

Saat aku ingin kembali berdiri, aku terkejut mendapati Dominic menunduk dan menggunakan kedua lengannya yang bertumpu di sandaran sofa untuk mengurungku. Napas panasnya menyapu wajahku, dan aroma maskulin tubuhnya bisa tercium jelas olehku karena jarak kami yang begitu dekat! 

“Kau bilang kau sudah dewasa? Bisa melindungi dirimu sendiri?” tanyanya rendah, setengah mengejek. “Kau bahkan tidak sadar betapa rapuhnya dirimu di hadapan seorang pria.”

Ucapannya membuatku menggertakkan gigi, merasa sangat terhina karena diremehkan.  Alhasil, aku pun berniat untuk membalas, tapi kemudian kalimat berikutnya yang keluar dari mulutnya membuatku mematung di tempat.

“Percaya atau tidak, kalau aku menginginkannya, aku bisa memaksamu di sini, sekarang juga.” 

Mendengar kalimat yang terucap oleh suara rendahnya yang lebih seperti geraman itu, tubuhku langsung bergetar hebat dan jantungku berpacu tak terkendali. 

Pria ini… apa yang baru saja ia katakan?!

LuciferAter

Loh, loh, loh! Dominic gak boleh gitu, heh!

| Like
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Jerat Gairah Cinta Rahasia   Bab 28 Dia Kekasihku

    Mendengar pernyataan Max, selama sesaat otakku seakan berhenti bekerja. Sebelum kemudian, ekspresiku berubah keruh selagi dua tanganku menepis tangannya kuat.“Lepaskan aku!” ucapku dengan suara tertahan, berusaha menahan emosi agar tidak menarik perhatian orang lain. “Kita sedang di kantor, kegilaan apa yang kau pikir sedang kau laku—”Namun, mata Max memancarkan amarah seiring dirinya kembali menekan pundakku ke pintu.“Jawab dulu!” bentaknya. “Siapa dia? Siapa laki-laki itu?!”Meringis karena tekanan yang dia berikan, aku pun menggertakkan gigi selagi membalas, “Bukan urusanmu.”“Jadi benar?! Kau sungguh sudah memiliki kekasih lain?!” tukasnya, terdengar sangat tidak terima. “Apa itu pria yang terakhir mengganggu percakapan kita?!”“Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa, Max,” jawabku tajam. “Jadi, pun aku memiliki hubungan dengan orang lain, itu adalah urusanku dan bukan lagi urusanmu!” Kutepis lagi dua tangannya selagi menambahkan, “Sadar dirilah bahwa kau memiliki seorang tunang

  • Jerat Gairah Cinta Rahasia   Bab 27 Beraninya kau!

    “Waw, Ella! Kau sudah menyelesaikan rancangan presentasi untuk proyek Escaban Digital?!”Suara Jeff menggema dari seberang bilik, membuatku mendongak dari layar laptop.“Kau sedang bersemangat sekali ya?!” katanya dengan wajah tak percaya, membuatku hanya bisa tersenyum tak berdaya sebagai balasan.Melihat ini, Jeff menggeleng-gelengkan kepala selagi menghela napas tak berdaya.“Haah … aku jadi merasa sia-sia sudah mengkhawatirkan kesehatanmu sejak sebelum libur.”Ucapan Jeff membuatku mengerjap bingung. “Hah? Maksudmu?”Jeff pun menaikkan alis kanannya. “Terakhir kau izin setengah hari karena tidak enak badan, ingat?” katanya, tampak sedikit bingung karena aku tidak mengerti maksudnya.Sontak aku mengerjap, sungguh lupa dengan kebohongan di hari itu. “O-ohh!! Ya, ya! Ha ha ha,” balasku selagi menggaruk kepala yang tidak gatal. “Jangan khawatir, aku sudah lebih baik sekarang.”Mendengar itu, Jeff menghela napas lega. “Ya, baguslah kalau memang begitu. Jadi, kau tidak perlu takut terke

  • Jerat Gairah Cinta Rahasia   Bab 26 Apa Aku Benar Cinta?

    Mencerna omongan Lucien, aku terdiam dan berpikir keras. Kalau mengingat kejadian tadi, tepat ketika Helena melukaiku dan Dominic berusaha menarikku ke dalam pelukannya, aku memang merasakan tubuhnya bergetar hebat saat menyadari adanya luka di wajahku. Tapi, itu hanya sesaat, karena setelahnya Dominic lepas kendali dan bersikap kasar pada Helena, melawan prinsipnya yang tidak pernah menyakiti wanita.Apa … aku begitu penting baginya sampai dia melakukan semua itu?‘Aku menginginkanmu, Ariella … sangat menginginkanmu ….’Mengingat kalimat Dominic tadi, jantungku berdebar kencang. Perasaan hangat spontan menyelimutiku, dan tak sadar sudut bibirku pun terangkat.Karena aku terdiam tanpa memberikan tanggapan berarti, Lucien melirikku cepat ketika lampu lalu lintas berubah merah. Ekspresinya pun berubah melihat senyuman di bibirku, seakan aku aneh dan kehilangan kewarasan. Lalu—PLAK!“Ah!” seruku merasakan tamparan ringan pada belakang kepalaku. Aku langsung menoleh pada Lucien. “Apa yan

  • Jerat Gairah Cinta Rahasia   Bab 25 Seorang Dominic, Takut?

    Saat pertanyaan itu melambung, aku langsung mematung. “H-hah?”Pandangan Lucien masih mengarah ke bibirku. “Ini, Ella. Bibirmu bengkak juga! Apa tadi—”“Kak Lu!” seruku seraya menurunkan tangan Lucien dari wajahku. “Tenangkan sedikit dirimu!”Dibentak seperti itu, Lucien agak terkejut. “H-hah? Oh … ya,” balasnya, ling-lung. Tapi beberapa detik kemudian, rasa penasarannya kembali menyala. “Hei! Tapi tidak, aku serius! Bibirmu itu bengkak! Apa jangan-jangan kau makan nanas dan kena alergi? Kalau ya, cepat makan obatmu!” celotehnya dengan lantang, membuatku merona merah lantaran ada begitu banyak tamu berlalu-lalang yang berakhir memerhatikan perdebatan konyol kami.Cepat kutarik tangan Lucien agar dia membungkuk dan mendengar bisikanku. “Berhenti berteriak dan kecilkan suaramu! Atau paling tidak, kalau kau masih waras dan ingin menjaga reputasi adikmu, ayo kita pulang dulu baru bicarakan hal ini, bisa!?” desisku sembari mencengkeram tangannya dengan gemas.Ucapanku refleks membuat Lucie

  • Jerat Gairah Cinta Rahasia   Bab 24 Tunggu Aku

    Walau kesal karena mendapatkan info tersebut, aku berusaha bersikap tenang agar Maya tidak curiga. “Oke,” ucapku sembari memaksakan senyuman, “aku akan segera turun. Tolong minta Kak Lucien tunggu sebentar.”Maya mengangguk pelan. Setelah itu, ia pamit dan melangkah pergi menjauh dari ruangan Dominic dan turun ke lantai bawah.Usai kepergian Maya, aku pun menutup pintu, dan keheningan langsung kembali mengisi udara. Menarik napas saat menatap pintu itu beberapa detik, aku perlahan berbalik pada Dominic.Dengan ekspresi menyayangkan, aku pun berkata, “Sepertinya, percakapan kita harus ditunda.”Dominic terdiam sesaat, meraih tanganku dan mengikatkan jarinya di sana. “Kau bisa tinggal,” ucap pria itu tiba-tiba. Dia mencium punggung tanganku dan melanjutkan, “Aku bisa memintanya untuk pulang.”Jantungku berdebar keras satu kali saat mendengarnya mengatakan itu. Tidak menyangka seorang Dominic, yang lebih sering menyuruhku pulang, akan memintaku untuk tetap tinggal.Namun, terlepas betapa

  • Jerat Gairah Cinta Rahasia   Bab 23 Kenapa Sekarang?

    Dominic menautkan alis, tampak bingung dengan pernyataanku. “Apa maksudmu?” tanyanya pelan. “Bukankah tadi pagi kau yang berkata ingin melupakan semuanya?”Pertanyaan itu membuat dadaku seketika menegang. Aku menggigit bibir, mencoba menahan debar yang tiba-tiba datang.“Itu tadi… sebelum aku berpikir jernih,” ucapku pelan, membuat kerutan di dahinya semakin dalam. “Sekarang, setelah kupikirkan baik-baik, aku merasa… itu tidak adil.”“Tidak adil?” ulang Dominic, nada suaranya datar tapi tajam.Aku mengangguk, menatapnya dengan keberanian yang hampir goyah. “Tadi pagi aku bilang ingin kita melupakannya. Tapi sebenarnya… itu hanya karena aku tidak ingin Kak Lucien tahu.”Aku menelan ludah, menatap Dominic lurus. “Kalau dia tahu, bukan cuma aku yang akan kena akibatnya, tapi juga Kak Dom… Nocturne… dan semua orang di dalamnya.”Cepat aku menunduk, jemariku meremas erat pakaianku selagi otakku berusaha merangkai kata berikutnya dengan hati-hati.“Tapi, di sisi lain… aku tidak bisa berpura-

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status