Share

Gundah.

Penulis: Azzurra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-17 13:00:36

Dada Kinanti rasanya mencelos mendengar perkataan Angga. Banyak yang ingin dia tanyakan tapi Angga pun terlihat sangat lelah.

“Ki, kamu nggak kangen aku?”

Netra Kinanti mengerjap, hatinya saling berbincang. “Ya ampun nih laki, lagi kondisi begini aja pake nanyain kangen apa nggak? Nggak tau apa di kantor lagi ngeributin Kinanti si pelakor.

“Ki jangan bengong, udah sana mandi, tungguin aku pulang ya. Cium dulu.”

Otak Kinanti ngeblank, dia mendekatkan ponsel kemulutnya mencium penampakan lelaki di dalam ponselnya. “Udah ya, Pak. Aku matiin.” Kinanti langsung mendial tombol merah tanpa persetujuan Angga, pikirannya terus berkelana.

Gadis ini menarik nafas lalu menghembuskan perlahan, kepalanya miring ke samping, sepertinya bebannya kali ini akan semakin berat di banding saat di kejar-kejar bodyguardnya Carla kemarin.

Angga masih bergeming menatap ponselnya. Dia tau Kinanti sedang mengalami beban berat. Seorang kepercayaan mengabarka
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Ancaman Celina.

    Kedua alis mata Angga mengernyit. “Untuk apa,Kek?” Anwar menghela nafas berat. Dia meraih tangan Angga, menepuk-nepuk perlahan. “Angga, kakek tau kamu tak mencintai, Celin. Kakek minta berusahalah menjaganya, dan menjadikan dia istri sesungguhnya.” Angga menarik tangannya. “Kek, jangan paksa aku untuk hal satu itu. Aku nggak bisa.” Anwar menghela nafas berat. “Kalau kalian sampai bercerai, sebagian perusahaan ini milik Celina.” Angga menatap netra tua Anwar. “Silahkan kalau memang kakek ingin memecah perusahaan ini. Aku tak bisa terus-terusan melindungi Celin, Kek. Dia harus dididik, harus belajar, kalau aku terus melindungi dan mengikuti apapun kemauannya, dia tidak akan pernah pernah berfikir untuk benar-benar berubah.” “Sebab itu jadikan dia istri seutuhnya. Bimbing dia, rangkul dia." “Kali ini aku tidak bisa mengikuti kemauan, Kakek. Dia tak mau bersabar. Dia hanya berambisi, sejak dulu ap

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Ancaman.

    “Ki. Nggak usah di kejar, sudah biarkan saja.” Kinanti mengibas tangan Angga. “Lisa harus bertanggung jawab atas perbuatannya, Mas.” Dengan cepat Kinanti keluar dari toko mencari-cari keberadaan Lisa. Netranya berkeliling bahkan dia melongok ke lantai bawah tetapi Lisa sudah menghilang. Kinanti berjalan gontai. Menatap Angga yang sedang duduk di kursi tunggu dengan beberapa paperbag belanjaan. Angga tak bergeming, menatap Kinanti datar. “Kenapa masih di kejar? Kamu masih belum iklas menikah denganku?” tanya Angga dingin. Kinanti menggeleng, dia tak menyangka Angga akan tersinggung. “Aku hanya ingin dia bertanggung jawab.” Angga tak menjawab, dia bangun dari duduk mengangkat paperbag dan berjalan cepat ke arah parkiran. Kinanti baru menyadari, karna dia terus mengejar Lisa, membuat Angga merasa Kinanti masih terpaksa menikah denganya. Hingga sampai di mobil Angga tetap di

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Lisa.

    Celina duduk di sofa, menatap lelaki yang menyorot matanya degan intens. “Kamu yakin dengan apa yang akan kamu lakukan?” tanya Bram. Netra Celina berkilat penuh kemarahan, dendam juga kebencian. Kini dia benar-benar terluka, dia terhina oleh Angga. Sekarang dia akan melakukan segala macam cara untuk menghancurkan Angga. Celina mengambil gelas wine di atas meja, menyesap perlahan, bibir merahnya tersenyum penuh rayuan pada lelaki di hadapannya. “Ya, aku sangat yakin. Lagi pula aku sudah lama tak melakukan. Kalau kamu bisa memuaskan aku mungkin kita bisa partner ranjang untuk waktu yang lama.” Bibir Celina menyeringai. “Aku suka tawaranmu, Nona. Bisa kita mulai sekarang, aku sudah tak tahan ingin menikmati tubuh indah milik Celina Atma Wijaya. Bodoh sekali Angga, menyia-nyiakan istri secantik ini.” “Lakukan, Tuan.” Celina merentangkan tangan, di sambut oleh Bram, dengan tangkas lelaki ini mengangkat Celina membawanya ke pem

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Terserah, Bos.

    Suara Kayla tertawa riang, menggema menyemarakkan suasana rumah yang lengang, terlihat Kayla sedang bergurau dengan Anwar. “Assalamualaikum, Kek.” Angga menghampiri kakeknya, lalu mencium tangan Anwar. Lelaki ini menjawab salam cucunya. Lalu menyuruh Kayla mencium tangan Angga. Setelah itu merangsek pada pelukan lelaki tampan ini. “Kayla nggak sekolah?” Gadis kecil ini menggeleng malas. “Kok nggak bergairah begitu kenapa?” Angga mengangkat tubuh gembul Kayla duduk di pangkuannya. “Aku mau papah bobok di sini?” Bibir Angga tersenyum, lalu mencium pipi gembul Kayla. “Kok sekarang manja, di ajarin siapa?” Kayla menggeleng. “Nggak ada yang ajarin. Temen aku punya adik, aku juga mau adik, kata mama kalau mau punya adik, papah harus tidur di dekat Mama.” Anwar dan Angga saling tatap, mereka saling berbicara lewat tatapan mata. “Nanti di kasih adik sama Mamah Kinanti, ya?” Lagi-lagi Kayla menggeleng. “Nggak. Aku maunya adik dari mama Celin!” Teriak Kayla. “Aduh sa

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Cemburu Lagi.

    Kinanti memelengoskan wajah. Angga kembali mendekati Kinanti. Menyentuh bahunya, tetapi di tepis oleh gadis ini. Ayo ke ruang kerja. Di sana kita bisa liat cctv yang terhubung di semua area rumah ini.” Kinanti gegas turun dari ranjang, memakai sandal dengan gerakan kesal. Membuat Angga tersenyum. Dia senang melihat kecemburuan yang di tunjukkan Kinanti. Setelah di dalam ruang kerja, Angga membuka laptop lalu membuka rekaman cctv. Empat pasang mata ini jeli melihat tiap pergerakan, terlihat saat Kinanti masuk dan saat Kinanti keluar, Kinanti terlihat berlari ke arah tangga masuk ke dalam kamarnya. Angga menghentikan sementara vidio. “Kamu liat apa, Ki?” Kinanti menatap penuh kecemburuan pada bola mata Angga. “Kamu pikir aku liat apa?” suara Kinanti galak. Tanpa Kinanti duga Angga menyentuh kepala belakang, lalu mencium bibir gadis di dekatnya. Aw ... Angga mengerang dan melepaskan ciuman. “M

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Kinanti Marah.

    Netranya membola melihat pakaian wanita bercecer di tepi ranjang, yang membuatnya semakin syok dia melihat Angga tertidur pulas memeluk Celina dalam keadaan tak berbusana. Kinanti menutup mulutnya, jantungnya bertalu, tak menyangka melihat pemandangan yang lebih mengerikan dari pembantaian manusia. Hati Kinanti hancur berkeping-keping, kenapa? Apakah pelayanannya semalam tak memuaskan Angga? Kalau tak puas kenapa dia meminta hingga berkali-kali? Kinanti melangkah cepat keluar dari kamar. Air matanya meleleh, dia naik tangga sambil berlari. Dadanya turun naik, nafasnya memburu. Di dalam kamar Kinanti meluapkan tangisannya. Hingga malam Angga tak kunjung datang. Gadis ini semakin pilu membayangkan suaminya memadu kasih dengan wanita lain, walaupun wanita itu berstatus istrinya juga. Tapi ... Sakit ... Kinanti memukul-mukul dirinya hingga pintu kamar terbuka. “Ki, maaf aku tertidur di kamar bawah.” Angga heran melihat Kinanti yang acak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status