Share

142. Urusan Kenyamanan

“Akan kuberitahukan ini pada Kak Viana, dasar brengsek!”

Gumi pergi berlari keluar ruanganku. Menutup pintu dengan keras dan menghenyakkanku.

Aku seperti dipaku di tempat. Khiva yang mengusulkan agar aku mengejarnya. Menghentikan Gumi menyampaikan apa yang ia lihat.

Tapi ... untuk apa?

Mengejar Gumi hanya memberi pemahaman kalau benar terjadi sesuatu antara aku dengan Khiva. Dia yang salah paham, jangan sampai reaksiku justru mendukung apa yang ia sangkakan tersebut.

“Sudah biarkan saja,” tenangku pada Khiva yang panik.

“Tapi nanti Bu Viana—“

“Viana gak percaya sama anak itu lagi. Kalau pun Viana termakan omongannya, aku akan menjelaskan pada Viana.”

“Duh, Pak. Aku akan bantu bicara seandainya Bu Viana marah. Aku ..., gak enak loh, Pak!”

“Enggak apa-apa. Sudahlah!”

Kuminta Khiva melanjutkan apa yang mesti ia kerjakan. Hanya satu catatan,

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status