Share

Bab 3

Author: Stary Dream
last update Huling Na-update: 2025-08-07 17:31:57

Mahendra mendengkus ketika mencoba jas miliknya. Julia pun tak dapat menahan tawanya ketika melihat ekspresi dari sang suami.

"Kamu serius memakaikanku jas seperti ini?"

"Memangnya kenapa? Ini bagus, sayang. Kamu terlihat seperti seorang raja."

"Ah!" Mahendra hanya geleng-geleng kepala. Terlebih dilihatnya Nadya yang masih betah memakai gaun pengantin dengan banyak rumbai itu.

"Kamu tampan dengan pakaian itu. Jadi jangan banyak protes!" Julia tahu betul watak suaminya yang sedikit cerewet ini. Jadi, lebih baik ucapan Mahendra langsung ditangkis saja.

Selesai melakukan fitting, ketiganya makan bersama di sebuah restoran bintang lima. Kali ini, Nadya harus meneguk ludahnya berkali-kali ketika harus duduk satu meja dengan Mahendra.

Biasanya ada Sam yang akan menenangkannya ketika gugup, tapi sekarang.. Nadya merasa sedang uji nyali di medan perang.

"Sejauh mana persiapan pernikahan?" Tanya Mahendra sembari membelah steaknya.

"85%. Tinggal menyebarkan undangan dan menunggu komentar Sam mengenai pakaian pengantinnya. Sisanya ada WO yang mengurus." Jawab Julia.

"Tugasmu begitu berat setelah mereka menikah nanti. Kamu harus mendidik gadis itu."

Julia tersenyum sembari menatap Nadya yang sedang duduk di hadapannya. Wanita itu tampak memakan makanannya perlahan, takut jika cara makannya akan dikoreksi oleh Raja dan Ratu ini.

"Tenang saja. Nadya sudah punya modalnya. Dia cantik dan juga pintar. Dia sangat pantas menjadi pendamping dari Samudera."

"Ya. Kita lihat saja nanti!"

Nadya tersenyum senang mendengar pujian dari Julia. Walau nantinya setelah menikah tugasnya akan berat. Selain melayani suaminya, ia juga harus dituntut menjadi istri seorang CEO yang berkelas. Seperti Julia. Oleh karena itu, Nadya akan belajar banyak dari calon ibu mertuanya.

Bunyi ponsel terdengar, rupanya ada panggilan masuk ke ponsel Julia.

"Dari WO. Tunggu sebentar." Ucap Julia. Ia memilih mengangkat teleponnya di toilet karena suasana restoran yang cukup ramai.

Nah, sekarang tinggal Mahendra dan Nadya saja di meja makan ini. Nadya sendiri jadi salah tingkah. Ingin membuka suara takut dianggap kurang ajar, tapi jika diam saja dia bisa dicap wanita tak tahu diri.

"Terima kasih sudah merestui hubungan kami, Tuan." Akhirnya Nadya tahu apa yang harus ia ucapkan.

"Perjalananmu masih panjang. Jangan ucapkan terima kasih sekarang." Mahendra menghentikan makannya dan menatap tajam Nadya. Dia sampai heran apa yang membuat putranya sampai jatuh hati.

Wanita yang disebrangnya ini hanya wanita biasa. Dia cantik tapi tidak istimewa. Tak ada aura bangsawan ataupun berkelas pada wanita ini. Terlebih lagi, Mahendra tahu jika Nadya bekerja sebagai pelayan. Memalukan citra Mahendra sebagai pemilik dari perusahaan besar.

"Walau begitu.. saya masih bersyukur karena Tuan mau menerima saya di keluarga anda. Saya benar-benar terharu."

Mahendra langsung tersenyum miring.

"Menerimamu? Kita lihat saja nanti."

Sekitar 15 menit, Julia muncul setelah menerima telepon dari WO.

"Maaf, lama menunggu. Tadi sedikit ada masalah dengan dekorasinya." Ucap Julia sembari memandang Nadya yang tertunduk. Wajah wanita itu tampak memerah. "Kamu kenapa, Nadya?"

"Dia menangis." Jawab Mahendra.

"Kamu yang membuatnya menangis, mas?"

"Bukan." Sela Nadya cepat. "Saya hanya terharu karena Tuan dan tante menerima saya sebagai calon menantu kalian."

"Astaga.." Julia sampai tertawa. "Aku pikir karena apa tadi. Kalau sudah selesai makannya lebih baik kita pulang saja. Hari mulai malam."

Tak terasa kini berlalu menjadi dua minggu menjelang pernikahan.

Samudera dengan gagahnya memakai jas pengantin yang akan dipakainya kelak. Ditemani oleh Nadya, ia melakukan fitting pakaian.

"Bagaimana menurutmu?"

"Tampan.. sangat tampan."

"Dan kamu lebih cantik lagi."

Sam mengulurkan tangannya yang diterima oleh Nadya. Mengecup tangan itu dan mengajaknya berdansa.

Melalui kibasan tangannya, Sam menyuruh dua pelayan yang berjaga keluar dari ruang fitting ini karena dia ingin bermesraan dengan kekasihnya.

"Apa kamu ingin berdansa di resepsi pernikahan kita nanti?" Tanya Nadya.

"Iya. Aku ingin berdansa denganmu."

Sam memutar tubuh Nadya dengan lengannya. Keduanya berdansa bersama dengan beberapa kali Nadya yang tak sengaja menginjak kaki calon suaminya.

"Oh, maaf!" Nadya tertawa yang dengan cepat dibungkam oleh Sam dengan sebuah ciuman. "Mas, cukup! Kamu nggak sabar banget sih!"

"Aku memang tidak sabar lagi untuk menunggu malam pengantin kita. Apa boleh dipercepat?"

Nadya tertawa lagi. "Jangan, sayang. Tahan nafsumu. Setelah menikah, aku akan menjadi milikmu selamanya.."

"Benar juga. Aku akan menahannya demi dirimu." Sam memberikan kecupan di dahi sebagai hadiahnya.

"Sayang.. apa kamu percaya padaku?" Tanya Nadya memandang lekat.

"Jelas, aku percaya padamu."

"Jika aku berbohong, apa kamu tetap percaya?"

Sam lalu menepikan anak rambut Nadya ke belakang telinga.

"Untuk apa kamu berbohong? Aku tahu betul siapa dirimu."

Nadya tersenyum mendengar jawaban calon suaminya.

"Jika aku pergi.. apa kamu akan mencariku?"

"Memangnya kamu mau kemana?" Dahi Sam sampai mengernyit.

"Mungkin saja, jika ajal lebih dulu menjemputku sebelum pernikahan kita."

"Hey.. kenapa harus membicarakan kematian di hari bahagia kita, sayang?"

"Aku cuma berandai-andai, mas." Jawab Nadya dengan suara serak menahan tangisnya.

"Dengarkan aku. Jikapun maut memisahkan kita, maka aku akan menyusulmu. Jika kita tidak bisa bersama di dunia, maka kita bisa bersama di surga."

Air mata Nadya terjatuh mendengar ketulusan dari Sam. Ia pun memeluk calon suaminya dengan erat.

"Aku sangat mencintaimu, mas."

"Aku juga sama.. jangan pikirkan hal aneh lagi. Sekarang fokus saja pada pernikahan kita." Sahut Sam sembari membelai punggung kekasihnya.

Tak terasa dua minggu berlalu, hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Sam. Dimana hari ini ia akan resmi menjadi suami dari wanita yang begitu dicintainya.

Para keluarga, kolega serta tamu undangan yang lain telah tiba dan duduk manis di kursi tamu yang tersedia. Begitu juga dengan pendeta yang sudah menunggu di altar pelaminan.

Sahabat Sam yaitu Andri, Gery dan Richard mendampingi calon pengantin pria menuju altar yang sudah menunggunya. Keempatnya bersahabat sejak sekolah menengah. Tiga pria itu juga mengenal Nadya dengan baik. Jelas saja pernikahan mereka ini menjadi kabar bahagia bagi mereka.

"10 menit lagi calon istrimu akan datang." Bisik Gery menepuk bahu sahabatnya. Ia lalu duduk di kursi tamu meninggalkan Sam yang berdiri di depan pendeta.

10 menit terasa satu jam, jantung Sam sampai berdebar tak karuan. Ia terus menghitung waktu dari detik ke menit untuk mengusir rasa gugup di hatinya.

Hingga 10 menit berlalu, pintu yang terbuka itu masih terlihat kosong. Petugas yang menunggu di depan hotel pun belum mengabarkan kehadiran sang mempelai wanita.

Benar-benar menjadi satu jam, kini Sam tak sabar karena Nadya yang tak kunjung datang.

"Richard. Coba kamu cari tahu apa yang terjadi dengan Nadya. Aku takut terjadi sesuatu padanya." Pinta Sam. Tiba-tiba saja perasaannya tak enak, seperti sesuatu yang besar akan terjadi. Ia takut ucapan Nadya yang mengatakan ajal menjemput itu berubah kenyataan. Oh, Sam tak bisa membayangkan apa yang terjadi.

Richard mengangguk dan pergi meninggalkan ballroom, ketika dia datang kembali, dia membawakan sebuah surat dan diberikannya pada Sam.

"Petugas hotel bilang ada kurir yang mengantarkan ini untukmu."

"Apa ini?" Tanya Sam.

Richard tertunduk dan tak mau menjawab. Biarlah sahabatnya sendiri yang membukanya.

Sam mengambil surat tersebut dan membacanya. Sebuah ukiran tulisan dari Nadya.

"Nadya.." lirih Sam berkaca-kaca.

Nadya mengirimkan surat perpisahan.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 6

    Pagi ini, Thalia harus lebih berani menyapa pasien spesialnya ini. Bagaimana tidak dikatakan spesial jika Thalia sudah diberikan perhiasan eksklusif oleh keluarga Samudera.Nah, Thalia bahkan baru tahu jika Samudera ini adalah calon pewaris dari perusahaan ternama. Tak hanya itu, berita viral Sam yang ditinggal kekasihnya juga sudah dilihatnya melalui media sosial."Malang sekali.." gumam Thalia. Tadinya, ia takut untuk bertemu Sam karena kejadian kemarin. Tapi melihat betapa depresinya Sam karena kehilangan kekasihnya, membuat Thalia penasaran akan sosok ini.Jika dilihat-lihat, Sam ini tampan. Wajahnya yang tegas, rahang kokoh, hidung mancung yang tinggi dengan sorot mata yang tajam. Apalagi badan itu sangat kekar. Jika mau, Sam bisa memilih wanita dengan menjetikkan jarinya saja.Tapi, pria ini rupanya setia. Dia hanya mencintai wanita yang sudah 7 tahun ini menemaninya.Karena rasa penasaran itulah yang membuat Thalia memberanikan diri bertemu dengan pria ini lagi. Kali ini, dia

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 5

    Suara sirine ambulance memecah keheningan malam dan menembus pertahanan mobil yang sedang mengalami kemacetan di jalan raya.Di dalam mobil ini, seorang pria tengah diberi tindakan. Darah mengalir di kepalanya yang terluka. Sungkup oksigen besar ditaruh di atas mulut dan hidungnya, membantu pria ini untuk melanjutkan hidupnya.Julia menangis tanpa henti ketika melihat anak kesayangannya berjuang untuk hidup kembali. Mahendra pun berkali-kali menguatkan istrinya. Mengatakan jika Samudera akan baik-baik saja."Sam, dia anak kita satu-satunya, mas.. aku nggak sanggup kehilangannya." Lirih Julia menangis terisak."Kita tidak akan kehilangannya."Sam mengalami patah tulang di bagian kanan, begitu juga kepalanya yang terbentur dan harus dioperasi. Entah berapa banyak kantong darah yang masuk ke tubunya. Andri serta sahabatnya yang lain berbondong menjenguk pria yang terperangkap di ICU itu. Tubuh itu masih tak bergerak. Matanya enggan untuk membuka. Seolah mengatakan tak ada lagi yang ing

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 4

    Julia langsung mendekat ketika melihat wajah anaknya yang memerah. Ia pun bertanya mengenai surat tersebut."Ada apa, Sam? Dimana Nadya?""Tidak ada apa-apa. Nadya hanya terlambat datang." Jawab Sam sambil menaruh surat itu di saku celananya.Mahendra ikut menghampiri, dia pun menanyakan hal yang sama."Dimana, Nadya?""Sebentar lagi datang." Jawab Sam lagi dengan mulut yang setengah gemetar.Richard kembali ke tempat duduknya, begitu juga dengan orang tua dari mempelai pria. Mereka masih menunggu kedatangan Nadya yang katanya terlambat.Waktu terus berjalan menjadi 2 jam dari acara yang seharusnya diberlangsungkan. Tamu undangan yang hadir menjadi riuh, bahkan ada beberapa yang datang dan mengira jika ini sudah memasuki resepsi.Pendeta yang akan melakukan pemberkatan pun tak tahan untuk menegur. Sampai akhirnya, Mahendra harus turun tangan menghadapi ini semua."Sudah kamu hubungi wanita itu ada dimana?" Tanya Mahendra geram. Dia jadi malu saat ini.Sam mengangguk lemah. "Sudah. Nom

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 3

    Mahendra mendengkus ketika mencoba jas miliknya. Julia pun tak dapat menahan tawanya ketika melihat ekspresi dari sang suami."Kamu serius memakaikanku jas seperti ini?""Memangnya kenapa? Ini bagus, sayang. Kamu terlihat seperti seorang raja.""Ah!" Mahendra hanya geleng-geleng kepala. Terlebih dilihatnya Nadya yang masih betah memakai gaun pengantin dengan banyak rumbai itu. "Kamu tampan dengan pakaian itu. Jadi jangan banyak protes!" Julia tahu betul watak suaminya yang sedikit cerewet ini. Jadi, lebih baik ucapan Mahendra langsung ditangkis saja.Selesai melakukan fitting, ketiganya makan bersama di sebuah restoran bintang lima. Kali ini, Nadya harus meneguk ludahnya berkali-kali ketika harus duduk satu meja dengan Mahendra.Biasanya ada Sam yang akan menenangkannya ketika gugup, tapi sekarang.. Nadya merasa sedang uji nyali di medan perang."Sejauh mana persiapan pernikahan?" Tanya Mahendra sembari membelah steaknya."85%. Tinggal menyebarkan undangan dan menunggu komentar Sam m

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 2

    Tak ada yang bisa dibawa oleh Nadya malam ini kecuali sebuket bunga untuk calon ibu mertuanya. Ya, walaupun Sam tak mempermasalahkannya tapi tetap saja Nadya tak enak hati jika datang dengan tangan kosong.Biasanya, Nadya akan membawa kue buatannya untuk dibawa ke rumah orang tua Sam. Tapi ketika kekasihnya mengatakan jika tak ada yang menyentuh ke tersebut selain dirinya, sejak itulah Nadya tak pernah membawanya lagi. Dia sadar kalau kue buatannya tak berkelas dibanding dengan kue yang biasa mereka dapatkan di brand ternama."Aku gugup, mas." Ucap Nadya ketika mereka baru saja tiba di istana megah milik Samudera."Jangan takut. Ada aku disini."Samudera membukakan pintu mobil untuk kekasihnya. Malam ini, Nadya tampil cantik dan elegan. Sesuai dengan kriteria calon istri yang diberikan oleh ayahnya.Menegapkan punggungnya, Nadya melangkah sembari memegang erat tangan Sam. Rasanya tangan ini ingin terus digenggamnya, ia takut kehilangan jika nantinya bertemu dengan keluarga kekasihnya.

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 1

    Helaan nafas panjang keluar dari mulut Nadya. Malam ini, ulang tahunnya yang ke 25 tahun. Sebuah malam terindah yang dipersembahkan Nadya untuk kekasih tercintanya, Samudera.Nadya meraih tengkuk kekasihnya dan menciumnya hangat. Sembari mengusap bulir keringat yang meluncur dari sela-sela rambut Samudera."Aku mencintaimu," bisik Nadya mesra.Sam tersenyum dan membalas kecupan itu. Ia lalu melepaskan dirinya dan merebahkan tubuhnya di samping kekasihnya. Meraih tubuh langsing itu dan mendekapnya erat.Sebuah kecupan di dahi yang hangat Nadya dapatkan. Pria ini lalu menatapnya begitu dalam."Aku bahkan lebih lagi mencintaimu.." ucap Sam sambil mengusap bibir yang merekah itu. "Terima kasih karena sudah menjaganya untukku.""Kamu yang pantas untuk mendapatkannya, sayang.." balas Nadya lembut. Malam ini, setelah 7 tahun berpacaran ia mempersembahkan keperawanannya untuk kekasihnya tercinta.Sam meraih lagi tubuh itu dan memeluknya erat. Mengusap punggung polos itu dengan penuh kasih say

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status