Share

Bab 8

Penulis: Stary Dream
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-30 08:08:03

Bukan pergi ke perusahaan, diskotik atau kemanapun yang membahayakan. Pagi ini, Sam pergi mengunjungi rumah sakit jiwa tempat dia pernah dirawat.

Sejenak pria ini memandang depan ruangan tempat ia dirawat dulu sembari menggenggam ponsel yang sejak tadi tak berhenti bergetar. Hingga akhirnya terlihat seorang wanita yang dikenalnya, Sam memanggil.

Thalia sontak menoleh dengan mata yang menyipit.

"Bukannya itu??" Thalia yang terkejut lantas pergi keluar ruangan. Pria ini masih berdiri di depan sana. Thalia pun lekas mendekati. "Tuan Sam?"

"Suster Thalia. Apa kabar?" Tanya Sam datar. Wajah kaku dengan mata yang hampa membuat Thalia memberikan senyuman.

"Baik sekali. Aku yakin ada masalah hingga membuatmu mampir kemari. Kalau begitu tunggulah."

Thalia masuk lagi ke dalam ruangan dan tak lama keluar.

"Ayo kita ke kantin. Apa Tuan sudah sarapan?"

Sam menggeleng dengan mata yang sekarang terlihat sayu. Thalia datang mendekat dan meneliti wajah tuan muda ini.

"Tuan mabuk dan tidak tidur semalaman, ya?" Tebaknya.

"Apa begitu terlihat?"

Thalia tersenyum seakan memberikan ketenangan.

"Kita ke kantin dulu."

Sam mengikuti langkah Thalia sampai ke kantin. Disana, Thalia memesan air jeruk hangat untuk pria ini. Tak lupa sepiring sarapan.

"Minum ini, untuk menghilangkan rasa tak enak di dadamu."

Sam menatap minuman hangat itu lalu mengambilnya. Ia mengesapnya perlahan.

"Kamu bisa menceritakannya kalau mau."

"Apa aku mengganggumu?"

"Kalau mengganggu, tidak mungkin aku mengajakmu kemari. Kamu bisa menceritakan semuanya padaku."

Sam menarik nafas panjang dan memandang wanita ini lekat. Tampak jika Thalia seperti perhatian pada kisah hidupnya.

"Aku masih mengingatnya sampai saat ini.. kenapa hati ini masih begitu sakit ketika mengingatnya?" Tanya Sam sedih.

Thalia mengangguk. "Itu karena Tuan masih mengalami fase berduka. Tidak terima akan kehilangan yang dialami. Oleh karena itulah namanya masih menetap disana. Karena setiap mengingat wanita itu maka akan meninggalkan rasa sakit. Tidak masalah jika Tuan ingin bersedih, karena memang sudah tahapnya begitu.. tapi..

Jangan terlalu larut, Tuan. Jangan mau terperosok dalam lubang yang terlalu dalam. Aku sudah pernah mengatakan sebelumnya, kan? Jadikan kehilangan itu sebagai motivasi untuk bangkit. Karena setiap kedukaan yang kamu jalani, maka akan ada kebahagiaan yang menanti."

"Apa benar masih ada bahagia itu?"

Thalia tertawa. "Tuan meragukannya? Tenang saja! Rencana Tuhan lebih indah. Mungkin saja Tuan dipisahkan dari wanita itu karena dia tidak akan memberikan kebahagiaan padamu. Bayangkan saja! Kamu adalah calon CEO ternama. Latar belakangmu luar biasa! Harusnya kamu mendapatkan wanita lebih dari itu!"

Apa-apaan ini? Kenapa Sam jadi teringat sesuatu ketika mendengar Thalia mengatakan itu. Ia jadi teringat Mahendra yang selalu menjelekkan Nadya.

Wanita tak berpendidikan!

Hanya seorang anak yatim piatu! Masa depan tidak cerah!

Oh, Benarkah ini rencana Tuhan untuk menjauhkan dirinya dari Nadya? Karena perempuan itu memang tak pantas untuknya.

Sam menarik nafas panjang dan menundukkan wajahnya.

"Tidak masalah jika tidak bisa melupakannya sekarang. Tuan bisa belajar pelan-pelan.." ucap Thalia lembut.

Sam menegakkan kepalanya, menatap inti wanta itu dan tersenyum tipis.

"Apa suster mau membantuku melupakan wanita itu? Sejujurnya, setiap ucapanmu selalu membuatku tenang."

"Benarkah? Kalau begitu jangan ragu untuk meminta bantuanku." Ucap Thalia sambil tersenyum penuh arti.

Di seberang sana, Julia bisa bernafas lega ketika mendapatkan laporan jika Sam pergi ke rumah sakit jiwa untuk bertemu seseorang. Ya, Julia bisa menebak jika itu Thalia.

Nama wanita itu sempat berkali-kali disebutkan oleh Samudera sebagai suster baik hati dan sabar saat merawatnya. Mungkin kedatangan Sam kesana untuk menenangkan dirinya.

Sekitar siang hari ini, Sam pulang ke rumah. Wajahnya tak sekusut pagi tadi. Dugaan Julia benar, kondisi hati anaknya sedikit membaik setelah berbicara pada Thalia.

Butuh satu hari beristirahat dan mengisi energi, Sam akhirnya kembali bekerja. Hari ini mereka akan mengadakan pertemuan dengan perusahaan internasional. Seperti yang diharapkan, Sam bisa menguasai medan dan tenang seperti biasa. Ia bisa mengambil hati sang manajer perusahaan asing itu hingga akhirnya mau bekerja sama dengan Guardian.

"Sam! Setelah pertemuan nanti, papa ingin bicara denganmu."

Sam hanya berdeham tanpa menoleh.

Tiba saatnya mereka bicara, Mahendra mengajak pria itu ke ruang kerjanya.

"Papa tahu kamu masih memikirkannya."

"Langsung saja ke intinya. Aku menolak perjodohan itu." Ucap Sam dingin.

Mahendra menghela nafas kasar. "Kenapa? Apa kurangnya Monica sampai kamu berani menolaknya?"

"Karena dia tak memiliki kekurangan itulah yang membuatku menolaknya. Aku masih ingin fokus bekerja, pa."

"Tapi usiamu sudah 28 tahun, apa kamu tidak mau menikah?"

"Apa memang menikah muda adalah target papa? Kalau begitu aku akan menikah dan berhenti bekerja."

Mahendra sampai kesal mendengarnya, jika bukan putranya sendiri ingin sekali ia menyumpal mulutnya.

"Baiklah, papa tidak akan menjodohkan kamu dengan wanita itu. Tapi, papa mohon kamu harus melupakan Nadya. Wanita itu tak pantas bersanding denganmu!"

"Jangan khawatir soal itu!" Ucap Sam sembari mengambil ponsel yang ada di sakunya. Ia lalu tersenyum ketika mendapatkan pesan.

Alis Mahendra sampai terangkat. Terbit sebuah senyum di bibir anaknya, nah.. ulah siapakah itu? Mahendra jadi penasaran.

"Apa ada lagi yang ingin papa bicarakan? Kalau tidak ada, aku ingin kembali bekerja."

"Ya. Pergilah!"

Samudera kembali bekerja namun pada pukul 2 siang, ia meninggalkan kantor untuk menemui seseorang.

Mobil berwarna hitam ini melaju ke parkiran rumah sakit. Ia lalu keluar dan menuju ke sebuah ruangan. Sontak saja penampilan Samudera menyita perhatian, apalagi bagi perawat yang pernah merawat pria itu.

"Bukankah dia Tuan Sam, anak CEO dari Guardian?" Tanya seorang satpam pria pada perawat wanita.

"Benar! Astaga.. dia tampan sekali!"

Memakai jas rapi diselingi oleh dasi. Jas mewah yang bahkan tak terhitung jumlah nol dibelakangnya. Jam tangan mahal dengan aroma parfum yang semerbak. Astaga! Dari sekian meter saja harumnya masih tertinggal.

Para wanita yang melihat Sam sampai meleleh dibuatnya. Tapi pria ini masih menampilkan ekspresi dinginnya. Sampai akhirnya ia menemukan tujuannya. Sam menerbitkan senyum simpul.

"Tuan Samudera.." panggil Thalia terperangah. Hampir saja dia tidak mengenali pria yang sedang menunggunya itu.

"Suster Thalia."

Thalia tersenyum ketika Sam memberikan sebuah senyuman.

"Aku pikir kamu cuma bercanda mau menjemputku."

"Kebetulan aku sedang tidak ada pekerjaan. Mari ikut aku. Hari ini aku senang sekali, aku ingin mentraktirmu makan."

"Senang sekali?" Thalia sampai takjub mendengarnya. "Apa yang membuat tuan begitu senang?"

"Hari ini kami bisa bekerja sama dengan perusahaan internasional."

"Wah! Selamat kalau begitu! Kamu memang hebat, Tuan." Seru Thalia.

"Itu semua karena motivasi darimu. Jika tidak ada suster, mungkin aku masih terpuruk dalam kesedihan." Ucap Sam memandang lekat.

Thalia kembali memamerkan senyum patennya.

"Kalau begitu, bagaimana kita tingkatkan saja hubungan kita? Tidak perlu menganggapku sebagai suster. Panggil nama saja. Aku ingin berteman denganmu."

Thalia lalu mengulurkan tangannya.

"Perkenalkan aku, Thalia."

Sam memandang tangan itu sejenak. Selama ini, dia tak memiliki teman wanita karena hidupnya yang selalu didedikasikannya pada Nadya. Tapi, sekarang..

Thalia kembali memberi kode dari matanya agar pria ini tidak takut dan ragu. Segera Sam menerima uluran tangan itu.

"Aku Samudera, cukup panggil Sam saja."

"Apa kamu mau berteman denganku?"

Sam lalu tersenyum. "Mari kita berteman."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 39

    "Tunggu, Thalia!" Teriak Sam.Ucapan barusan tak hanya mengejutkan Sam tapi juga Mahendra.Karena wanita ini tak mau menghentikan langkahnya, Sam sampai harus mengejar ke depan pintu."Apa maksud perkataanmu itu?" Tanya Sam menahan lengan istrinya."Tidak usah dipikirkan.""Thalia!" Tegur Sam. "Kamu hamil?"Kini Julia sampai ikut menyusul ke depan pintu karena penasaran."Apa perdulimu? Kamu juga sudah memilih Nadya, kan?" Sinis Thalia."Masuk sekarang!""Tidak! Aku akan pergi selamanya .""Aku tidak mau mengulangi ucapanku. Sekarang masuklah.." Sam menurunkan nada suaranya.Thalia mendengkus kesal. Kakinya seperti ingin melangkah keluar dari pintu tapi badannya menyuruh berbalik. Akhirnya, Thalia masuk lagi ke dalam dan menuju kamar tidurnya."Ada apa, Sam?" Tanya Julia."Nanti saja, ma."Penting baginya untuk mengurus Thalia terlebih dahulu. Ketika sampai dikamar, Sam memburu tubuh istrinya dan dipaksa menatapnya."Sejak kapan kamu hamil?" Sam menahan kedua lengan Thalia. Thalia ya

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 38

    Pertanyaan memenuhi isi kepala Sam.Istri pertamanya dengan tega mengusir istri keduanya! Tak hanya itu, Thalia bahkan menjual apartement miliknya. Sebenarnya apa maksud Thalia itu?Lalu, Nadya.. dimana sekarang dia tinggal?Ah! Sam yang pusing lalu meremas rambutnya. Pandangannya masih menatap ke depan karena tengah menyetir. Entah kemana mobil ini akan membuatnya sampai ke tujuan.Sam mengingat-ingat. Kemarin ada Nadya yang ikut dalam penyelamatannya. Julia juga mengatakan bahwa berkat Nadya lah polisi bisa mengetahui siapa dalang yang menyebabkan kecelakaan Samudera."Aku hubungi Edo saja."Ponsel diambil dari saku jaketnya, ketika nomor itu tersambung, Edo menceritakan semuanya. Termasuk ketika Nadya mencuri dengar percakapan Gery di sebuah restoran ternama."Restoran ternama?" Tanya Sam tak paham.["Nadya mengaku bekerja disana "]Sam mengangguk mengerti. Ternyata istri keduanya menyambung hidup dengan bekerja setelah Sam tak ada. Memang dasar wanita pekerja keras.Sekarang tujua

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 37

    "Sam!" Giliran wanita ini yang datang.Thalia sedikit berlari memburu tubuh suaminya. Ia bahkan dengan tega mendorong Nadya dan menggantikan posisinya dengan memeluk Sam."Aku pikir kamu sudah meninggal, Sam!" Thalia menangis tersedu-sedu."Pelan-pelan, Thalia. Bahuku sakit." Sam melepaskan dirinya dari pelukan wanita ini."Akhirnya Tuhan mengabulkan doaku. Kamu selamat, sayang.." Thalia membelai wajah suaminya yang lebam itu. Sam pun sampai memalingkan wajahnya.Tak lama seorang perawat datang untuk melakukan pemeriksaan."Lebih baik kita keluar karena Sam harus diperiksa." Ucap Mahendra."Kalian saja. Biar aku menunggu disini. Aku juga perawat dan mengerti masalah ini." Seru Thalia.Tangan Julia sampai mengepal karena kesalnya. Ketika tubuhnya ingin maju menghajar wanita itu, Mahendra menghalanginya.Akhirnya, semua orang memilih memperhatikan Sam yang sedang diperiksa."Tekanan darahnya normal. Saya permisi." Ucap perawat pria tersebut."Bagaimana hasil pemeriksaan suami saya? Apa

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 36

    "Mas!" Nadya merengkuh Sam yang menutup erat matanya. Ia menangis tersedu-sedu sambil terus-terusan menyebut nama suaminya.Tak lama sebuah ambulance datang dan memberikan pertolongan kepada Sam. Wajah yang tampan itu terlihat ada guratan luka di dahi dan pipinya. Begitu juga dengan pergelangan tangan Sam yang terluka seperti bekas di ikat, dan lengannya yang lebam. Entah apa yang terjadi, Nadya tak dapat membayangkannya.Sepanjang perjalanan tak lepas Nadya memegang tangan suaminya. Meski Sam belum kunjung membuka matanya, tapi Nadya tak lepas menyentuh kepala pria ini dan mengusapnya dengan kasih sayang."Syukurlah. Mobil yang dikejar polisi tadi sudah ditangkap. Sekarang polisi sedang mengobrak ngabrik Guardian." Ujar Edo.Nadya hanya mengangguk tak menanggapi. Saat ini perhatiannya teralih hanya untuk Sam seorang. Dan ketika dahi Sam terlihat mengernyit, Nadya mencengkram erat pegangnya."Mas Sam.." panggil Nadya melirih.Sam mengerjap membuka matanya perlahan. Mata tajam yang in

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 35

    "Bahasa inggris?" Gumam Nadya tak karuan.Bukannya wanita ini tak bisa berbahasa inggris. Pekerjaannya di restoran bintang 4 selalu membuatnya bertemu dengan warga asing untuk berinteraksi. Lalu waktu masih berpacaran dengan Sam, Nadya juga pernah diajari beberapa kali cara berbahasa inggris yang fasih.Namun yang menjadi masalah. Entah dimana seniornya tadi menyimpan ponselnya, kenapa suara yang dikeluarkan jadi tak jelas seperti ini. Nadya jadi tak bisa menangkap apa yang mereka bicarakan.Sambil memperhatikan kitchen, Nadya mendekati seorang Chef. Pria ini memiliki darah campuran Australia. Ah, mungkin saja dia bisa mengerti apa yang mereka bicarakan."Ada apa, Nadya?""Apa Chef sedang sibuk? Aku ingin meminta tolong.." tanya Nadya penuh harap."Tidak. Katakan saja."Nadya lalu menyodorkan rekaman di ponselnya. Pria ini pun mendengarkan dengan seksama."Rekaman apa ini?" Tanya pria tersebut."Oh.. sebuah rekaman film yang kusuka, tapi aku nggak mengerti maksudnya." Jawab Nadya berb

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 34

    Nadya memundurkan langkahnya dan bersembunyi di balik dinding. Disana ada Thalia yang tengah melotot pada seseorang bertubuh kekar memakai topi."Mau apa lagi kamu?" Thalia sampai berbisik."Aku ingin menagih janji, Nyonya. Aku minta bayaranku!""Memang kamu sudah melakukan tugasmu dengan baik, hah? Mencari seorang wanita cacat saja sulit sekali!""Wanita bernama Nadya itu menghilang seketika malam itu. Aku sudah mencari kemana-mana, tapi tidak ketemu!"Mendengar itu, Thalia mendengkus."Ayo, Nyonya. Kalau anda tidak mau membayar, aku bisa menyebarkan ini kepada media kalau anda berusaha membunuh istri kedua tuan Samudera!"Thalia semakin kesal dengan ucapan pria bertopi ini. Ia lalu mengambil ponsel dan mengetik sesusatu disana dan menyodorkannya."Sudah, ya? Sekarang pergilah sebelum ada yang melihatmu!" Pria itu menyengir. "Baik. Kalau begitu tugasku selesai, ya?""Terserah kamu saja!"Pria itu tersenyum senang melihat Thalia yang sudah memberi jasanya. Ia lalu pergi dari hadapan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status