Qirana memukul telak titik lemah Yuna dengan setiap kata-katanya.Qirana tahu apa yang Yuna paling khawatirkan, dia ingin melihatnya menggila.Tapi setelah beberapa saat, Yuna bahkan tidak menggerakkan kelopak matanya.Tatapan mata Yuna terus tertuju pada Tisa.Dengan lembut Yuna mencubit pipi gembul Tisa dan berkata dengan tersenyum, "Bagaimana bisa ada lalat di musim dingin? Tisa jangan takut, tante akan memukul lalatnya sampai mati."Tisa kecil seperti mengerti perkataan Yuna dan memberikan gumaman 'mm' padanya.Shinta ikut mengejek, "Sepertinya lalat ini sangat mengganggu sampai bayi kecilku juga ingin mengusirnya."Qirana merasa sangat marah.Kedua tangan Qirana terkepal erat di sampingnya, berbalik kemudian duduk di depan Yuna.Acara lelang dimulai dengan perhiasan-perhiasan kecil.Yuna beberapa kali melakukan penawaran, berencana untuk memberikan barang itu pada teman-temannya.Mata Yuna tiba-tiba bercahaya ketika melihat sepasang anting bintang impian di layar besar.Anting itu
Warna ungu juga melambangkan cinta kekal dan abadi.Pembawa acara memberikan barangnya pada Yuna sambil menjilatnya dengan mengucapkan banyak berkah.Seperti tetap bahagia sampai tua, cinta abadi dan yang lainnya.Ucapan itu membuat Qirana menggertakkan giginya keras seperti ingin menghancurkan gigi itu.Yuna menghabiskan uang lebih dari 40 miliar di acara lelang dan kotak hadiah sudah tertumpuk tinggi.Malik mengambil foto hadiah itu dan mengirimkannya pada Wano.'Wanitamu benar-benar boros, apa kamu nggak peduli? Lihat berapa banyak yang dia beli."Dengan cepat Malik menerima balasan dari Wano.'Yuna menghabiskan uang keluarganya sendiri, terus kenapa?"Melihat pesan Wano membuat Malik terkekeh.Si bajingan Wano akhirnya tercerahkan dan menjadi pria gila yang memanjakan istrinya, bahkan melebihi Malik sendiri.Ada acara makan malam amal setelah acara lelang.Yuna meminta seseorang mengirim barang-barang ke rumahnya.Qirana mendengus acuh ketika melihat cara para pekerja mengangguk da
Wano sedang rapat ketika menerima pesan Malik, dirinya merasakan kebanggaan.Akhirnya seseorang menghabiskan uang yang Wano dapatkan.Dengan seorang istri yang hebat dalam menghabiskan uang, tentunya Wano harus bekerja lebih keras.Memikirkan hal itu membuat sebuah senyuman terbit di wajah datar Wano.Namun Wano kecewa karena tidak menemukan laporan penggunaan kartu kredit sampai rapat berakhir.Wano jelas-jelas sudah memberikan Yuna kartu hitam tanpa limit miliknya yang terhubung dengan ponselnya, apa mungkin Yuna tidak memakai uang Wano?Setelah memikirkan hal itu, Wano bergegas mengeluarkan ponselnya dan menelepon Yuna.Tapi setelah berdering beberapa saat, tidak terdengar ada jawaban sama sekali.Wano akhirnya menelepon Malik.Segera setelah panggilan itu diangkat, Wano mendengar suara berisik dari ujung telepon."Kamu masih bersama Yuna? Kenapa dia nggak angkat teleponku?"Malik terkekeh, "Kenapa dia nggak angkat teleponmu? Karena Yuna sedang nonton pertunjukan dengan istriku."Ma
"Baiklah, selesai telepon segera cari aku."Yuna duduk di sebuah sofa terpencil di sebuah sudut sambil mengirim pesan pada Wano.Tidak lama kemudian datang seorang pria dengan anting biru, lalu duduk disampingnya.Pria itu tersenyum pada Yuna."Boleh saya duduk di sini Bu Yuna?"Yuna mengangkat pandangannya dengan ekspresi dingin di wajahnya, "Ada apa Tuan Sean?"Pria itu bernama Sean Wijaya, tuan muda kedua dari Keluarga Wijaya.Sean juga terkenal sebagai pria hidung belang di seluruh kota Burma.Katanya wanita yang sudah ditiduri oleh Sean bisa dijajarkan di seluruh jalan kota Burma.Sean mengambil segelas anggur merah dengan senyuman di wajahnya, "Ada kasus yang aku ingin Bu Yuna tangani, bisakah kita membicarakannya lebih rinci?"Tanpa ragu Yuna berkata, "Sekarang aku sedang cuti, aku nggak ambil kasus, datanglah ke kantorku di hari Senin.""Bu Yuna benar-benar sombong, pengacara lain akan berlomba-lomba membantuku dengan kasus warisan Keluarga Wijaya, Anda bisa mendapatkan komisi
Qirana ingin melepaskan diri dari pelukan pria itu, namun dia melihat Yuna yang sedang melambaikan tangan padanya sambil tersenyum, kemudian pria itu menutup pintu kamar.Di saat itulah Qirana sadar bahwa dirinya sudah dijebak oleh Yuna.Yuna tidak meminum obat yang Qirana sediakan, dan dia hanya berpura-pura mengikuti permainan Qirana.Pikiran itu membuat Qirana sangat marah hingga merasa seluruh darahnya bergejolak.Qirana berharap bisa mengambil pisau dan membunuh Yuna.Sementara itu, pria dalam kegelapan merobek baju Qirana dengan semangat, seperti seekor hewan buas yang menyerang Qirana.Tidak peduli apa pun yang Qirana katakan, pria itu tidak berhenti.Qirana terbaring di lantai dengan kondisi diikat oleh pria itu, sambil menahan seluruh serangan kejamnya.Qirana merasakan rasa yang amat menyakitkan.Awalnya ini adalah skenario yang Qirana atur untuk Yuna.Qirana tahu Sean selalu tertarik pada Yuna, jadi dia menghampiri pria itu dan menawarkan kerjasama.Qirana juga tahu permaina
Baru saja Zanny duduk di tangga taman, kedua betisnya serasa mati rasa.Hanya dengan sedikit tarikan, kaki Zanny yang lemah membuatnya jatuh dalam pelukan Yanuar.Mulut Zanny tanpa sengaja terbentur dengan tulang selangka putih dan seksi milik Yanuar.Rasa sakitnya membuat mata Zanny seketika berkaca-kaca."Kenapa kamu menarikku? Aku sengaja nggak makan di malam hari untuk menurunkan berat badan, tahu nggak?"Zanny menatap Yanuar dengan mata bulatnya dan masih terlihat jejak kemerahan.Bibir merah Zanny terluka sehingga muncul tetesan darah.Yanuar tidak marah melihat itu, malahan dia segera mengeluarkan tisu dari kantongnya dan menekannya lembut pada bibir Zanny.Suara Yanuar terdengar lebih serius daripada sebelumnya."Kalau kamu nggak mau makan ya nggak usah, kenapa masih marah? Apa yang aku lakukan hingga membuatmu marah dan benci padaku, bahkan menendangku keluar dari rumahmu?"Zanny segera merampas tisu itu lalu menatap nyalang pada Yanuar."Menurutku kamu menyebalkan, apa nggak
Zanny segera melambaikan tangannya, "Nggak, Anda pasti salah orang, dokter Yanuar, sutradara mencariku, aku pergi dulu."Jason bertanya-tanya ketika melihat tubuh Zanny yang semakin menjauh, "Aku pernah bertemu dengannya, cuma aku lupa di mana, sial, ingatanku semakin memburuk."Yanuar menggoda dengan senyuman, "Sebaiknya ingatanmu memburuk dan melupakan pernikahan perjodohanku.""Nggak akan mungkin. Kakek Devan di sini, aku harus menjelaskan padanya, aku akan membawa cucunya yang ada di kota Burma dan menjebakmu bertemu dengannya, lalu membahas tanggal pernikahan.""Kakek bisa menemuinya sendiri, aku sibuk."Setelah itu Yanuar berbicara beberapa patah kata pada perawat di sampingnya, kemudian kembali ke kantornya.Devan tinggal di rumah sakit selama beberapa hari, dan Zanny tidak pernah ketahuan sudah menjenguknya beberapa kali.Ketika Devan keluar dari rumah sakit, Zanny ingin melihatnya sekali lagi, namun siapa sangka dia menemukan Yanuar sedang berdiri di ruang rawat.Devan terliha
"Hm, aku di sini.""Jadi kapan aku bisa menemuimu?"Hati Wano bergetar mendengar suara Yuna yang seperti ingin menangis."Coba ke balkon dan lihat seberapa besar saljunya, foto lalu kirimkan padaku sayang."Dengan perlahan Yuna bangkit dari sofa dan berdiri di depan jendela.Yuna membuka matanya yang masih mengantuk lalu melihat ke bawah, semuanya berwarna putih.Yuna bersandar di jendela sambil melihat langit yang penuh kepingan salju.Helaan napas terdengar dari tenggorokan Yuna, "Masih turun salju Wano, aku khawatir nggak bisa melihatmu saat natal."Wano terkekeh pelan, "Apa kamu benar-benar ingin bertemu denganku?""Ya, sangat.""Kalau gitu buka matamu lebar-lebar dan lihat keluar."Yuna melihat keluar dengan tatapan bingung.Tiba-tiba Yuna melihat kilatan cahaya di tengah salju.Kilatan cahaya itu berubah bentuk menjadi sebuah hati yang sangat besar di dalam pandangan Yuna.Yuna membelalakkan matanya terkejut.Kemudian kembang api berwarna-warni meluncur ke langit dari tanah bersa