Share

Bab 2.2 | Kamu ini Siapa Sih?

Diketahui f(x) | x-7 dan g(x) | x2+ x, tentukan (fxg)(x)!” ucap Bu Tatik.

Iskha mengernyitkan dahi. Dia mencoba menulis apa yang didiktekan, ia saja tak faham apa yang didiktekan. Ia pun menulis sebisanya, hasilnya tak sesuai yang diharapkan. Dia menulis “fungsi fx | x-7 & fungsi gx | x2+ x”. Itu saja sudah fatal.

Iskha, kamu itu belajar atau nggak sih? Apa penjelasan ibu kemarin belum jelas?” tanya Bu Tatik.

Salah ya, bu?”

Salah!” bentak Bu Tatik.

Hampir saja Iskha melompat. Dia menoleh ke arah Lusi, kawan sebangkunya itu masih menutup wajah. Tahu kalau dia tak tega melihatnya diperlakukan seperti itu. Tak bisa dipungkiri kali ini pasti Iskha dan yang lainnya akan kena hukuman.

Tiba-tiba Kay mengangkat tangannya. Bu Tatik langsung menoleh ke arah murid baru tersebut.

Iya, ada apa?” tanya Bu Tatik. “Kamu murid baru ya? Sebelumnya ibu belum pernah melihat.”

Kay mengangguk. “Iya, saya murid baru. Boleh saya mengatakan sesuatu?”

Bu Tatik mengangguk. “Iya, katakan!”

Sebenarnya tadi malam, terjadi pemadaman listrik. Rumah saya juga termasuk terkena pemadaman itu. Maka dari itulah mungkin banyak yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Saya bisa maklumi hal itu, terlebih matematika memang pelajaran yang setidaknya sulit bagi sebagian murid. Saya sendiri juga terkadang kesulitan mengerjakan matematika. Maka dari itu saya kira wajar kalau teman-teman menyalin pekerjaan orang yang lebih pintar karena memang mereka tadi malam belum selesai mengerjakan tugas. Kalau boleh dipertimbangkan, ibu beri kami kesempatan lagipula saya juga murid baru yang tidak tahu kalau ada PR,” ujar Kayla.

Seketika itu seluruh kelas menatapnya. Lusi ternganga. Ia tak pernah menduga kalau Kayla akan berkata seperti itu. Bu Tatik menoleh ke arah murid-murid yang lain. Tampak ada raut harap-harap cemas terpancar dari beberapa murid, yang paling terlihat hanya Iskha.

Apa benar tadi malam listrik padam?” tanya Bu Tatik.

Iya buuu!!” seru seluruh isi kelas.

Bu Tatik mendesah panjang. Ia mengangguk-angguk sejenak. “Baiklah, alasan itu bisa ibu terima. Lain kali pulang sekolah langsung dikerjakan. Tapi ingat, jangan menyalin punya teman, kalau nanti sampai ketahuan lagi kalian menyontek punya teman. Maka ibu akan jemur kalian di lapangan upacara. Mengerti?”

Iya buu!” ucap semuanya.

Iskha menghela napas lega. Ia selamat. Arief mengamati teman sebangkunya ini dengan tatapan aneh. Ada sesuatu yang lain pada diri cewek ini. Sesuatu yang tidak ditemui dengan cewek-cewek lain pada umumnya yang pernah ia temui.

Kamu duduk kembali Iskha. Ingat, belajar lagi. Kalau tidak mengerti tanya ke ibu!” kata Bu Tatik.

I-iya bu,” jawab Iskha. Ia pun segera beringsut kembali ke bangkunya. Sekilas ia menoleh ke arah Kayla yang tersenyum kepadanya.

* * *

Setelah jam pelajaran matematika berakhir bel istirahat pun berbunyi. Otak Iskha rasanya seperti diperas habis-habisan. Dari seluruh penjelasan Bu Tatik, ia hanya mengerti sedikit. Sedikit sekali. Ia merutuki dirinya yang sampai sekarang belum faham soal matematika yang disampaikan Bu Tatik. Kalau besok ketemu lagi pelajaran matematika ia bisa mampus seperti tadi. Dia merasa yakin kalau Bu Tatik sudah mengincarnya sejak lama. Tahu kaalu ia bodoh soal matematika.

Belum selesai Iskha mengistirahatkan otaknya yang hampir matang tiba-tiba ada suara mengecohnya. “Hai?!” sapa Kay.

Hai,” sahut Iskha.

Susah ya matematikanya?” tanya Kay.

Iya, tapi sepertinya kamu baik-baik saja,” jawab Iskha.

Ehmm,... kita belum kenalan. Aku Kay,” kata Kayla sambil mengulurkan tangannya.

Iskha menyambut tangan itu. “Iskha.”

Kayla mengulurkan tangannya ke Lusi. “Aku Kay.”

Lusi,” jawab Lusi tanpa ekspresi. Ia mengalami hari yang buruk, sama seperti Iskha.

Bisa minta tolong?” tanya Kayla sambil tersenyum manis.

Minta tolong apa?” tanya Iskha balik.

Akukan murid baru di sini, bisa minta tolong antarkan aku keliling sekolah ini? Agar aku lebih mengenal sekolah ini,” jawab Kayla.

Perasaan Iskha tak enak. Kenapa harus dia? Kenapa bukan yang lain? Seolah-olah Iskha merupakan penghuni sekolah ini. Dengan nada kesal iskha menjawab, “Aku sibuk. Apa nggak ada yang lain?”

Kayla mengangkat bahunya sambil memberi isyarat agar iskha melihat seluruh isi kelas. Semuanya telah keluar dari kelas kecuali mereka bertiga. Iskha memutar bola matanya sampai terlihat putih.

Aku tinggal dulu deh, ke kantin dulu. Ntar susul ke kantin yah?!” ujar Lusi.

Eh, Lus! Tunggu!” Iskha berusaha mencegah kawan sebangkunya itu untuk tidak pergi dahulu, tapi terlambat. Lusi buru-buru keluar kelas.

Kayla cuma nyengir melihat kelakukan Lusi yang berusaha kabur tadi. Tahu pasti Iskha sedikit canggung, ia pun mencoba menarik lengan gadis itu.

Eh, apa ini?” tanya Iskha.

Kenapa?” tanya Kayla.

Jangan sok akrab pegang-pegang orang baru kenal yah?!” hardik Iskha.

Kayla langsung melepas pegangannya. “OK, baiklah. Jadi? Bersedia mengantarkanku keliling sekolah?”

Bisa, tapi tidak pakai pegang-pegang. Entar dikira aku belok lagi,” jawab Iskha tegas. Ia risih diperlakukan seperti tadi. Mana baru kenal hari ini pula koq sudah pegang-pegang, baginya hal itu sangat aneh.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status