Share

Di Incar Makhluk Jahat

“Hao Yu, apa yang kau pikirkan?”tanya Ketua karena melihat Hao Yu malah melamun. 

“Lembah raja obat?” tanya Hao Yu. 

Entahlah, pikirannya benar-benar kalut. Ia tidak bisa apa-apa dan akan pergi ke lebah raja obat. Bisa kembali hanya nama Hao Yu kalau begitu.

“Iya, kau harus datang ke sana. Aku yakin kau bisa mendapatkan bunga Oregano.”

“Bagaimana bisa, Ketua? Datang ke sana adalah menentang maut. Di gunung Sintang banyak orang hilang sampai tidak kembali. Tidak jelas kemana hilangnya.” 

“Aku tahu ini sulit, tapi kau adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan ribuan jiwa. Dan aku yakin kau pasti bisa melewati gunung Sintang dengan mudah.”

Ketua melepaskan tangannya dari pundak Hao Yu. Pandangannya beralih pada pedang yang di simpan di pinggir Hao Yu. 

Hao Yu mengikuti pandangan sang ketua yang menurutnya seolah ketua ingin menunjukan sesuatu.

“Pedang Kaisar siluman yang kau pegang akan membantumu. Aku rasa kau juga mulai sekarang harus bisa menggunakan tehnik bela diri yang ku ajarkan,” ucap Ketua.

Hao Yu juga bukan tidak bisa bela diri, ketua sudah mengajarkan. Hanya saja, Hao Yu yang kerap di anggap lemah selalu mengalah. Ia membiarkan dirinya tertindas karena tidak berani melawan anak ketua sekte. Ia begitu berhutang Budi pada ketua. Karena ketua ia bisa tumbuh sampai sekarang.

Hao Yu melihat pedang miliknya. Ketua seringkali mengatakan padanya jika Hao Yu boleh menggunakan pedang itu hanya ketika dalam bahaya saja. Namun, seumur hidup Hao Yu, baru tadi ia menggunakannya. 

“Pedang kaisar siluman?” tanya Hao Yu.

“Ayahmu meninggalkan pedang itu bersamamu.”

“Apa mereka masih hidup?”

Ketua membawa Hao Yu masuk ke salah satu ruangan. Lalu menutup pintu rapat-rapat sebelum menjawab pertanyaan Hao Yu. Ruangan yang sepertinya kamar ketua. Sengaja ketua mengajak Hao Yu masuk karena pembicaraan ini sangat rahasia. Di takutkan ada orang lain yang mendengar.

“Mereka masih hidup, tapi mereka dikurung di sebuah tempat yang menjadi nerakanya langit dan neraka siluman untuk di hukum karena mereka bersalah. Dan sekarang, para siluman dan juga Kaisar langit sedang mencari keberadaan mu, kamu sangat diincar. Mereka takut kalau di antara kedua belah pihak menemukanmu terlebih dahulu,” jelas ketua.

Hao Yu semakin kebingungan. Kenapa ia harus di incar. Apa ia juga akan di hukum? “Kenapa aku di incar?” tanya Hao Yu.

“Untuk ber-kultivasi. Jika mereka mendapatkanmu, mereka akan berkultivasi dan mendapatkan kekuatan juga keabadian yang bisa berakibat fatal bagi dunia.”

“Hah?” Hao Yu duduk di kursi kayu yang ada di ruangan itu. Kepalanya tiba-tiba pusing mendengar ucapan Ketua. 

“Bagaiama bisa aku akan berakibat fatal bagi dunia?”

“Tentu bisa, karena kau keturunan dari dua suku yang berbeda. Kekuatanmu sangat besar, dan mereka yang ingin menguasai kekuatan itu adalah orang-orang yang ingin menghancurkan dunia dan memiliki kekuasaan penuh terhadap semesta. Berbanding terbalik dengan klan yang ingin membunuh atau melindungimu agar makhluk jahat tidak berkultivasi, mereka ingin menyelamatkan dunia. Hanya caranya saja yang berbeda."

Hao Yu memegang dadanya sendiri, seolah jantungnya berhenti berdetak, napasnya terasa sesak. Bagaimana bisa ini terjadi padanya, sekarang nyawanya menjadi incaran dan dia juga menjadi harapan banyak orang untuk hidup. 

“Hao Yu, kau kenapa?”

Ketua yang sudah dari tadi berdiri di dekat jendela kamarnya menghampiri Hao Yu yang tengah duduk di kursi kayu dekat pintu. 

“Tidak apa-apa ketua, aku hanya kaget dengan kenyataan ini,” ucap Hao Yu.

Percaya tidak percaya Hao Yu beranggapan jika semua cerita Ketua adalah bualan. Namun, ia juga berpikir dengan lukanya yang tiba-tiba sembuh dan ketua tidak mungkin berbohong. Apalagi dengan pedang yang tadi ia gunakan.

“Baguslah kalau begitu.”

Hao Yu menelan saliva dengan susah payah. Bagaimana bisa ketua mengatakan bagus, sementara jantungnya sudah hampir tidak berpungsi dengan baik.

“Kita tidak punya banyak waktu, aku akan membereskan semua kericuhan yang ada di sini. Sementara kau pergi ke lembah raja obat.”

Ketua menatap netra Hao Yu dengan penuh permohonan. Namun, Hao Yu terlihat ragu sekali. Jika ia menjadi incaran, berarti sedikit kemungkinan ia kembali dengan keadaan selamat dengan Melawati gunung Sintang, tempat tinggal para iblis dan siluman.

 Namun, keselamatan warga bergantung pada dirinya, setidaknya Hao Yu mencoba dulu, bukan?

“Apa yang kau ragukan?” tanya Ketua melihat keraguan di mata Hao Yu.

“Tidak, a-aku akan pergi demi menyelamatkan semua orang.”

Ketua tersenyum tipis. “Baiklah, aku berharap perjalanan mu lancar dan pulang membawa hasil,”ucap ketua sembari menepuk pelan bahu Hao Yu.

Ketua merasa lega mendengar Hao Yu akan pergi. Meski Ketua sepertinya juga tidak rela Hao Yu pergi, ia ditugaskan untuk menjaga Hao Yu oleh Kaisar siluman. Dan sekarang ia harus melepaskan Hao Yu demi menyelamatkan alam manusia.

Sementara Hao Yu tersenyum hambar mendengar ucapan ketua. Ia tidak yakin dengan dirinya sendiri.

Akhirnya, Hao Yu bersiap-siap untuk pergi. Ketua mengantarkan Hao Yu sampai gerbang lembah sekte pemburu siluman. 

“Dalam dirimu ada roh pelindung yang akan menjaga mu, aku yakin kau bisa berhasil,” ucap Ketua. 

“Roh pelindung?” Hao Yu semakin bingung saja.

“Dia akan muncul ketika dirimu siap.”

“Maksudanya?”

“Pergilah, waktu kita tidak banyak.”

Hao Yu hanya menatap ketua penuh penasaran. Namun, melihat ketua berpaling dan membalikan tubuh seolah ketua tidak ingin menjawab Hao Yu lagi membuat Hao Yu segera pergi.

Saat langkah Hao Yu perlahan menjauh, Ketua berbalik kembali dan menatap Hao Yu. 

“Kau memang di takdirkan menjadi kesatria, bahkan lebih dari itu. Hanya saja belasan tahun ini kau menjelma menjadi manusia demi merahasiakan identitas mu supaya tidak tercium makhluk jahat yang menginginkanmu,”ucap Ketua dengan sangat pelan.

Ketua perlahan masuk kembali ke lembahnya. Sementara Hao Yu berjalan dengan tenang. Di perjalanan Hao Yu beberapa kali melihat orang yang pingsan di jalan, bahkan menutup hidung mereka agar tidak mencium wabah yang beredar. Mungkin sekarang hanya Hao Yu yang terlihat tenang sembari melihat situasi.

“Semua orang terlihat menderita, aku tidak mungkin tega demi egoku yang tidak ingin mati sampai tidak mau pergi ke lembah raja obat,” ucap Hao Yu prihatin melihat banyak orang terlihat menderita yang ia temui di jalan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status