Share

Pemilik Cinta Pertama

Tujuanku melajukan motor ke arah Masjid memang sudah tepat. Sebab tak lama kemudian Azan Zuhur berkumandang.

Dulu, jika kupunya waktu ke tempat ini, posisiku selalu berada di barisan belakang, di wilayah perempuan. Sekarang, kutempati barisan terdepan di belakang Imam. Bagaiamana rasanya? Jelas berbeda. Dekat dengan Imam seperti orang yang paling beruntung. Salat jadi lebih fokus.

Menyenangkan juga jadi lelaki. Apalagi yang jadi imam Pak Haji Ramdan, ayah dari lelaki yang dulu pernah membuatku

kesengsem.

Anak beliau namanya Muzakka, sekarang gelarmya Lc. Dia lulusan dari Mesir.

Waktu aku tsanawi di pesantren Muttaqien, ia juga sedang menimba ilmu di sana, tsanawi juga, beda tingkatan. Bangunan santriwati dan santriwan berbeda, jaraknya seratus meter. Kami tak saling bertemu.

Tiap kali pulang liburan, aku dijemput Ayah dan kami selalu diberi tumpangan di mobil Haji Ramdan.&

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status