Share

Pengakuan Mas Abraham

Malam itu, aku, Maryam, Mbak Fatma dan Mas Abraham berkumpul di ruang tamu dengan beralaskan tikar.

Mereka berdua bertanya tentang kejadian yang menimpa kami.

Tentu kuceritakan menit-menit terjadinya likuifaksi. Juga tentang Pak Lana yang tak sanggup kami selamatkan.

"Kalau saja Pak Lana tak terlalu sombong, ...." Mas Abraham menyayangkan kejadian itu.

"Sudah takdirnya hanya sampai di situ," ucapku.

Kami banyak bercerita sampai tak terasa kami berempat, tertidur di ruang tamu beralaskan tikar.

Kasur kapuk yang ada di kamar juga di bawa ke depan agar Maryam tidur di situ sekalian. Jarang-jarang Mbakyu Fatma Kumala mau menginap.

Jam dua dini hari aku terbangun. Kulihat Mbak Fatma dan juga Maryam tertidur pulas begitu pula Mas Abraham. Kutinggal mereka untuk pergi ke kamar mandi karena kebelet pipis.

Sekembaliku, Mas Abraham sudah bangun dan duduk menantiku.

"Mau ke kamar mandi?" tanyaku padanya.

"Nanti saja. Aku mau bicara mumpung mereka tidur," jawabnya sambil matanya seolah menunju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status