Share

Kunci Utama

"Pembukaannya sudah sempurna. Sekarang tarik napas dalam-dalam!"

Mas Abraham menarik napas sesuai arahan, pipinya tampak menggelembung besar.

Aku menahan tawa dengan menakupkan tangan ke mulut karena ia sampai menyimpan udara di pipi.

"Kau, ke-ter-laluan mener-ta-wakanku," ucapnya tebata-bata di sela rintihannya yang menyayat jiwa.

Mendengar ucapannya, aku segera memasang wajah serius.

"Mulai! Dorong!" perintah Bu Bidan.

Ia mendorong sekuat tenaga seperti orang wasir yang ingin buang hajat tapi kotoran tak kunjung keluar karena kesangkut di ambiennya.

"Yeah! Dorong, dorong, dorong," kataku dengan mulut komat-kamit tanpa suara di belakang bidan tapi menghadap wajah Mas Abraham. Kedua tangan kuangkat sambil mengepal dan menggerakkan siku ke atas ke bawah seperti yel-yel.

"Bu, Bi-sa ge- ser, auuuuh!" Ia memohon Bu Bidan geser sambil merintih. Suaranya mirip lolongan serigala, ups.

Karena Bu Bidan geser ke bawah aku jadi maju sedikit dekat kakinya. Tak disangka dengan cepat kakinya yang t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ticha Sagita
yah,sad ending ya ternyata🥹🥹 untungnya raganya dah balik kemasing2 tapi ceritanya beneran keren beda dari yang lain,salut buat penulisnya terimakasih author sudah menyajikan cerita yang keren
goodnovel comment avatar
carsun18106
iya ni.....kurang
goodnovel comment avatar
Senjaha27851336
kok meninggal,,belom ngerasain perbuatan baiknya pada istri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status