Sesaat tubuh Bily menjadi kaku saat Nico melontarkan pertanyaan tajamnya. Namun, Dengan cepat Bily menenangkan dirinya, menatap mata tajam milik Nico yang tampak berusaha mengintimidasinya. “Tidak ada maksud apa pun, aku bekerja bukan berarti aku mengabdi tapi aku bekerja untuk memuaskan diriku…”
Kening Nico mengerut. “Memuaskan diri?”
“Ya, aku sudah tahu seluk beluk perusahaan milik Adhinata dan aku butuh tantangan baru. Pyramid, saingan Royal Crown milik Adhinata, adalah salah satu grup perusahaan terbaik. Kurasa itu tempat yang cocok untuk menambah pengalamanku.”
“Tapi, bisa saja kau memberitahu kelemahan dan rahasia Royal Crown ke Pyramid?”
“Selama ini aku bekerja profesional, aku tidak akan memberitahu kelemahan perusahaan lain apa pun itu, tak terkecuali, termasuk Royal Crown Grup., aku tidak peduli dengan hal it
Nico terus berkutat dengan laptopnya, mencari informasi mengenai Bily Rahendra melalui media online namun hasilnya nihil. Bily Rahendra, seorang pria muda nan rupawan yang konon katanya selalu menorehkan prestasi di tempat ia bekerja, sepertinya adalah orang yang amat misterius. Tak banyak infomasi yang Nico temukan mengenainya kecuali informasi bahwa ia menjadi lulusan terbaik di salah satu universitas terbaik dan di mana saja pria itu pernah bekerja. Sangat disayangkan pria itu tak memiliki sosial media satu pun. Nico jadi teringat oleh Raihan dan keluarga Adhinata. Raihan dan semua anggota keluarga Adhinata juga demikian, sama sekali tidak memiliki sosial media. Jauh sebelum menikah, Nico pernah mencari tahu tentang keluarga Adhinata apalagi semasa kecil ia pernah menyukai adik Barack yang kini ia tahu sekarang telah menjadi istrinya, namun hasilnya nihil. Yah, sekedar kepo saja tentang cinta pertamanya.
Tiba-tiba Nico menbungkam bibir Raihan dengan bibirnya. Melumatnya dan mengajak lidah Raihan bercengkrama dengan lidahnya yang liar hingga Raihan kewalahan membalasnya. Raihan kebingungan saat Nico mengisap liur Raihan dengan amat rakus. Nico melepaskan ciumannya dan liur mereka terlihat saling bertautan di luar bibir mereka. Nico menjilat sekali bibir Raihan, mata mereka saling menatap lekat. Wajah Raihan memerah. “Nico… apa kita harus melakukannya di sini?” Nico mengangkat tubuh ramping Raihan dan mendudukkannya di meja bar. “Aku tidak bisa menahannya…” Kembali Nico melahap bibir Raihan dengan liar. Raihan melingkarkan lengannya ke leher Nico dan berusaha mengimbangi ciuman Nico, lidah mereka bermain-main di antara rongga mulut mereka, sesekali Nico menghisap liur Raihan bagai menyesap nectar madu.
Raihan melihat-lihat koleksi parfum Nico terlebih dahulu sebelum bersiap-siap pergi lalu dengan mobilnya ia melaju ke mall yang dekat dari apartemennya. Sesampainya di mall, Raihan langsung mencari toko yang menjual parfum mewah. “Silahkan masuk!” kata pegawai toko yang menyambut Raihan dengan ramahnya. Begitu Raihan masuk, semerbak aroma kemewahan langsung menyambar indera penciumannya, benar-benar wangi. Raihan melihat-lihat sebentar beberapa parfum yang sekiranya tidak dimiliki Nico. “Yang best seller untuk pria yang mana, ya?” tanya Raihan tanpa basa basi. “Yang best seller di sini…” kata pegawai toko sembari mengambilkan Raihan beberapa botol prafum untuk pria dan juga parfum unisex. Raihan masih mengingat merk parfum yang Nico miliki, ia memilih salah satu parfum unisex dan menh
Raihan merenung sembari menatap ke arah jendela kaca, tatapan matanya terlihat sendu. Di luar sedang gerimis dan suara titik air hujan yang menyentuh bumi menambah pilu hatinya. Kenangan menyakitkan itu kini menarik-nari di pikirannya, masih jelas di ingatannya bagaimana Bily dan Wulan mengkhianati dirinya. Raihan merasa betapa bodohnya ia mempercayai kedua orang itu hingga dia lebih memilih hidup bersama mereka dibanding dengan keluarga angkatnya yang telah menyekolahkannya hingga lulus kuliah. Raihan mengutuk dirinya sendiri, bisa-bisanya dia melakukan itu pada keluarganya untuk orang-orang yang menikamnya dari belakang. Kedua pengkhiatan itu tak lebih dari komplotan serigala berbulu domba yang sudah menipunya selama bertahun-tahun. Namun, yang paling menyakitkan bagi Raihan, ia masih belum bisa percaya bahwa mengapa sahabatnya bisa setega itu padanya dan juga pria itu, pria yang palin
“Wow, seperti sebelumnya kau selalu terlihat sangat cantik,” seorang desainer fashion bertubuh kurus melambai terpukau memuji Raihan ketika gaun pesta berwarna lavender tua yang sangat cantik membalut tubuh wanita itu.Raihan melihat dirinya di cermin, make up natural di wajahnya sudah siap dan ia terlihat sangat elegan dengan gaun dress itu.“Tapi… sepertinya aku gemukan, ya?”“Hah? Gemukan? Gemuk apanya?” desainer itu tampak heran menatap Raihan, “cowok-cowok itu tergila-gila dengan bentuk tubuh seperti ini, Nyonya!”Desainer itu lalu mengambilkan beberapa perhiasan dan membantu Raihan mengenakannya. “Ih, kalau sudah cucok sih, pakai apa saja pasti cucok, ya?” katanya sambil mengenakan anting di telinga Raihan, “andai saja nih ya, kamu belum nikah t
Nico langsung menoleh dan alangkah takjubnya dia memandang Raihan yang kini berjalan memasuki ruangan. Istrinya yang mengenakan gaun indah selutut dengan potongan tak simetris berwarna lavender, memperlihatkan kaki jenjang indahnya, rambut yang disanggul indah serta make up yang tampak natural namun membuatnya terlihat elegan, membuatnya tampak sangat cantik.Bukan hanya Nico, semua tamu yang berada di sana juga ikut memandang takjub atas keindahan wujud wanita itu, mendadak istrinya menjadi pusat perhatian di pesta itu.“Wah… cantiknya…”“Siapa wanita cantik itu?”“Apakah dia artis?”Para tamu memuji Raihan yang kini berjalan menghampiri Nico. Beberapa dari mereka bertanya-tanya, ada hubungan apa wanita itu dengan Nico? Ya, memang sebagian
“Apa maumu, Bily? Kenapa kau menggangguku lagi?” sergah Raihan ketika pria itu melepaskan tangannya.“Sssstttt!” Bily meminta agar Raihan memelankan suaranya. “Aku cuma ingin memberi tahumu bahwa aku merindukanmu, Raihan.”Raihan terlihat tak percaya. “Omong kosong! Untuk apa kau ke sini? Kau membuntutiku? Hingga mencari tahu ulang tahun suamiku?”Bily menatap serius Raihan. “Aku akan melakukan apa saja untukmu! Termasuk membuntutimu!”“Termasuk mencari tahu hari ulang tahun suamiku?”“Jangan katakan kalau dia suamimu!” sergah Bily tak terima, “bagiku, kau masih belum miliknya…”Raihan tertawa sembari menatap aneh Bily. “Apa itu penting bagiku? Aku
“Hah… hah…”Nafas mereka saling memburu di antara kecupan. Lipstick di bibir Raihan tampak berantakan di sekitar bibirnya. Nico melepaskan jas dan dasinya lalu kembali mencengkram pinggang Raihan dan mengajaknya kembali berciuman. Raihan melingkarkan lengannya ke leher Nico sedangkan tangan Nico satunya masuk melalui ujung bawah dress Raihan dan meraba paha hingga meremas bongkahan di sana.Cukup lama mereka melakukannya di depan pintu hingga Nico berinisiatif mengangkat Raihan hingga kedua kakinya mengapit ke pinggang Nico. Sambil terus saling bercumbu, Nico membaringkan tubuh Raihan. Selanjutnya, yang terdengar hanyalah desahan-desahan kenikmatan yang berbaur dnegan hentakan-hentakan yang membuat suasana kamar itu semakin memanas.***“Nanti aku mau ke rumahnya kak Barack, ada barang yang