Share

Menjatuhkan Harga Diri

"Aku sudah memberikanmu pilhan, Carla. Dan keputusanku tidak akan berubah sampai kapanpun, kalau kau mau maka lakukanlah tapi jika tidak maka jangan memohon lagi!"

Semakin erat Carla memegang kaki Jourdy lalu ia berkata, "Aku mohon padamu, Jourdy. Aku benar-benar memohon padamu, tolong bantu aku."

"Sekali lagi aku tegaskan padamu, tinggalkan Kevin dan menikahlah denganku!" sahut Jourdy dengan tak kalah tegas dari Carla.

"Aku tak bisa--," Carla menghentikan ucapannya karena merasa sudah terlalu sakit untuk dilanjutkan lagipula Carla tahu jika semuanya tidak akan pernah bisa merubah keputusan Jourdy.

Selama hidupnya, Carla hanya mencintai Kevin seorang. Dari sejak masih menjadi sepasang kekasih mereka sudah bersama-sama melewati semua kesulitan yang terjadi, lantas bagaimana bisa Carla memilih lelaki lain hanya untuk terlepas dari masalahnya saat ini.

Pernikahan juga bukanlah suatu hal yang main-main bagi Carla, dengan cara apapun Carla akan tetap mempertahankan keluarga kecilnya agar selalu bersama-sama.

"Aku tidak akan pernah meninggalkan Kevin, dia adalah suamiku, lelaki yang sangat aku cintai. Dan aku juga tak ingin Angel kehilangan orang tuanya," ujar Carla dengan penuh penekanan.

"Baiklah, kita lihat saja. Sampai kapan kau akan bertahan," ledek Jourdy lalu terkekeh kecil dengan sinis.

Carla hanya mengangguk kecil dan merasa sudah tak tahan lagi untuk berada di sana, "Kau tak punya hati nurani, Jourdy. Ini adalah pertama dan terakhir kalinya aku meminta bantuan kepadamu, semoga kau tak pernah mengalami kejadian yang sama sepertiku."

"Tentu saja tidak akan pernah," sahutnya tenang.

Tanpa berpikir panjang lagi Carla bergegas pergi dari hadapan Jourdy meninggalkan lelaki itu seorang diri di ruang kerjanya, Carla pergi dengan beribu kekecewaan juga kesedihan yang begitu besar.

Sedangkan Jourdy masih saja bersikap santai seperti tak pernah terjadi apapun barusan, "Kau akan kembali menemuiku, Carla. Kau akan mengemis meminta bantuan kepadaku lagi, karena hanya aku yang bisa membantumu."

"Hanya tinggal sebentar lagi, aku bisa menikahimu Carla." Jourdy kembali bergumam sendirian dengan sangat percaya diri.

Hingga lelaki itu segera mengambil ponselnya dan menelepon seseorang dengan serius, "Percepat jadwal operasinya, aku ingin lebih cepat."

Kening Kevin berkerut kencang ketika mendengar jawaban lawan bicaranya di seberang sana dan ia kembali berkata, "Aku tak peduli, aku ingin operasinya dipercepat atau jabatanmu yang akan aku percepat untuk hancur?"

"Kalau kau masih menginginkan semua yang kau punya sekarang, jangan coba-coba untuk membantah dan lakukan perintahku!" lanjut Jourdy lagi tegas dan penuh penekanan.

Dan Carla yang sekarang sudah berada di luar gedung kantor milik Jourdy hanya bisa melangkahkan kakinya perlahan tak tahu arah, ia kebingungan dan tak tahu harus pergi ke mana lagi untuk meminta bantuan.

Apalagi sejak tadi pihak rumah sakit sudah terus menerus meneleponnya menanyakan uang administrasi untuk perawatan Kevin, dunia Carla saat ini sudah benar-benar hancur berantakan.

Tak ada satupun orang yang bisa membantunya, bahkan keluarganya sendiri tak ada yang sanggup menolong wanita itu.

Air mata Carla sudah tak mampu terbendung lagi sehingga ia menangis sesegukkan sambil berusaha duduk di bangku pinggir jalan, ia tak peduli dengan semua sorot mata yang tertuju padanya.

"Ya Tuhan, ke mana lagi aku harus mencari bantuan? Aku sudah tak tahu lagi harus bagaimana, tolong bantu aku!" rengek Carla dengan begitu memilukan.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status