Share

Tak Dihargai

"Carla, kau dari mana saja?" bentak Lula yang terlihat sudah begitu marah pada Carla.

Carla yang sangat kelelahan karena harus berjalan kaki untuk sampai di rumah sakit dari kantor Jourdy masih terdiam sambil mengatur nafasnya yang tak beraturan, hal ini membuat Lula semakin kesal pada menantunya ini.

"Mengapa kau diam saja? Aku ini sedang bertanya padamu," ujar Lula lagi.

"Maafkan aku, Bu. Tadi ada urusan penting yang harus aku selesaikan," sahut Carla pelan.

Lula tersenyum tipis dengan sinis mendengar jawaban Carla yang menurutnya hanyalah sebuah alasan, "Kau terlalu banyak beralasan, Carla. Seharusnya kau menemani suamimu yang sedang sakit, bukannya keluyuran tak jelas seperti ini!"

"Bu, aku selalu berpergian karena aku mencari uang untuk membayar biaya rumah sakit mas Kevin. Aku melakukan semua ini untuknya," ujar Carla yang tak terima dengan perkataan mertuanya.

Lelah sekali rasanya berdebat dengan Lula yang tak pernah mengertikan keadaan Carla, padahal apa yang ia lakukan semata untuk menyelamatkan nyawa suaminya.

Bahkan Lula tak pernah benar-benar tahu mengetahui hutang perusahaan Kevin yang kini menjadi tanggungan Carla, walaupun Carla bisa saja membeberkan semuanya wanita itu merasa semua akan percuma sebab Lula takkan pernah peduli dan selalu menyalahkannya.

"Lalu apa hasilnya? Apa yang kau bawa setelah berpergian seharian? Kau tak membawa uang sepeserpun, bukan?" ketusnya.

Sakit sekali hati Carla mendengar ucapan Lula yang sangat menusuknya, "Bu, tolong hargai usahaku."

"Aku akan menghargai usahamu jika memang ada hasilnya, kalau kau pergi pagi dan pulang malam seperti ini tanpa membawa apapun tetap tidak akan pernah merubah apapun. Aku curiga padamu kalau kau justru malah berpacaran dengan lelaki lain di luar sana," tuduh Lula kejam.

Dengan cepat Carla menggelengkan kepalanya membantah tuduhan Lula yang sangatlah tak benar, "Astaga, Bu. Mengapa ibu bisa berpikir seperti itu? Aku tak mungkin melakukan hal itu, aku sangat mencintai mas Kevin dan aku tak mungkin mengkhianatinya."

"Tak ada yang tak mungkin, apalagi sekarang putraku sedang sekarat jadi kau bisa saja mencari kesempatan untuk menikah dengan lelaki lain yang kaya raya!"

"Lula, hentikan!" perintah Dani pada istrinya.

Kedua wanita itu langsung menoleh pada Dani yang baru saja keluar dari ruang rawat Kevin dan perkataan Dani membuat Lula sedikit kesal, "Memangnya kenapa aku harus berhenti? Bukankah apa yang aku katakan semuanya benar?"

"Lula, jangan terus bersikap seperti ini pada Carla. Dia sudah melakukan semua hal yang terbaik untuk anak kita, jadi kau harus menghargai semua usahanya!" tegas Dani berusaha meredakan amarah Lula.

"Mengapa kau ini selalu membela Carla? Dia ini bukan wanita yang baik, bahkan dia gagal menjadi istri dan ibu untuk keluarganya!" umpat Lula tanpa berperasaan.

"Jaga mulutmu, Lula! Lebih baik sekarang kau pulang ke rumah, biar aku dan Carla yang menjaga Kevin di sini." Dani yang sudah tak tahan mendengar semua perkataan pedas dari Lula menyuruhnya untuk segera pulang.

Namun Lula yang tak mau pulang langsung menolak keras, "Tidak, aku tak mau pulang. Aku mau tetap di sini, aku takut Carla melakukan hal yang buruk kepada putraku."

"Kau benar-benar keterlaluan! Ayo pergi dari sini!" ajak Dani sembari menarik lengan Lula agar beranjak pergi dari tempat itu dan membiarkan Carla menemui Kevin.

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status