Share

Menyerahkan Diri

Brakkkkk

Dengan sangat kencang Carla membuka pintu ruang kerja Jourdy di kantor lelaki itu, hal ini jelas saja membuat Jourdy dan seorang wanita yang sedang berada di atas pangkuannya terkejut bukan main.

Hanna terpaksa menjauhkan bibirnya pelan dari leher Jourdy kemudian menatap wajah Carla dengan sangat sinis, “Siapa wanita ini? Berani-beraninya dia masuk ke ruanganmu tanpa mengetuk pintu terlebih dulu?”

“Kau bisa pergi sekarang, aku ada urusan penting dengannya!” titah Jourdy mempersilahkan Hanna untuk keluar.

Mendengar Jourdy yang malah mengusirnya membuat kedua mata Hanna terbelalak tak percaya dan ia menjawab, “Mengapa kau malah mengusirku? Seharusnya dia yang kau suruh pergi karena telah mengganggu kita!”

“Hanna, keluar sekarang juga!” tegas Jourdy dengan suara yang berat.

Tak ingin Jourdy semakin kasar akhirnya Hanna menuruti perkataan lelaki itu dengan melangkah pergi sembari merapihkan dress yang ia gunakan karena sedikit berantakan, “Baiklah, aku akan keluar tapi jangan mencariku lagi setelah ini.”

Krekkk

Setelah Hanna menghilang dari balik pintu, barulah Carla mengangkat kepalanya perlahan untuk menatap wajah Jourdy yang sangat dingin mematikan. Ada perasaan malu dan tak enak hati pada Jourdy dari diri Carla karena telah mengganggu aktivitas lelaki itu, namun Carla tak punya pilihan lagi.

“Maaf, aku sudah mengganggu waktumu. Tapi ada hal penting yang harus aku sampaikan padamu,” ujar Carla gemetar.

Senyuman tipis yang sinis terukir di bibir Jourdy mendengar perkataan Carla sebab ia merasa sudah mengetahui maksud kedatangan Carla padanya, “Apa kau berubah pikiran, Carla?”

Tetesan air mata baru saja membasahi pipi mulus Carla yang sudah mulai terlihat lebih kurus dari sebelumnya, hati Carla tak kuasa untuk mengatakan semuanya namun hanya inilah jalan satu-satunya yang bisa menyelamatkan Carla dan juga keluarga kecilnya.

“Apakah penawaranmu masih berlaku?” tanya Carla sembari terus menangis sesegukkan.

Dengan hati yang senang Jourdy menjawab, “Tentu saja, Carla. Aku masih menunggu kedatanganmu sampai detik ini, sepertinya pintu hatimu mulai terbuka ya?”

“Jourdy, aku tak mau basa basi lagi. Aku ingin menerima tawaranmu untuk menikah, tapi kau harus janji kalau setelah menikah kau akan menyelesaikan semua masalah yang terjadi kepadaku.” Carla memohon lirih dengan begitu menyedihkan. 

Perlahan Jourdy bangun dari duduknya lalu ia melangkah mendekati Carla, tangannya bergerak halus membelai wajah cantik Carla sambil menatapnya teduh dan mendalam.

“Tenang saja, Carla. Aku pasti akan menepati semua perkataanku, jadi kau tak perlu merasa khawatir.”

Carla menepis halus tangan Jourdy dari wajahnya dan kembali meneteskan air mata berulang kali, “Aku sangat membutuhkan uangnya karena operasi Mas Kevin harus segera dilakukan, dan juga para debtcollector itu sudah sering mendatangi rumah ibuku.”

“Hari ini juga aku akan membayar semuanya, Carla.” Jourdy merogoh ponsel di dalam saku celananya lalu mengetik sebuah pesan singkat sembari tersenyum kecil penuh kemenangan.

Hati Carla bisa sedikit lega karena akhirnya masalah yang ia hadapi bisa terselesaikan, meskipun di depan sana akan ada banyak masalah lain yang harus ia hadapi. Terutama ketika Kevin bangun dari komanya dan melihat Carla sudah bersama dengan Jourdy, temannya sendiri.

Selesai dengan urusannya, Jourdy kembali menatap Carla dan berkata, “Aku sudah menyelesaikan semuanya, Carla. Besok tinggal giliranmu untuk melakukan tugasmu dengan baik, jangan sampai kau kabur ya!”

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status