Share

Semakin Terdesak

"Apa-apaan ini, Dani? Aku tak mau meninggalkan Kevin bersama wanita itu," tolak Lula sambil berusaha terlepas dari genggaman Dani.

Untungnya saja tenaga Dani yang lebih besar membuatnya berhasil membawa wanita itu pergi, "Sudah, Ayo!"

"Bagaimana mungkin aku bisa melukai lelaki yang sangat aku cintai?" lirih Carla pelan.

Carla yang tinggal sendirian kini bisa merasa sedikit lega karena tak mendengarkan umpatan mertuanya lagi, meskipun sudah cukup lama mengenal watak Lula namun tetap saja Carla seringkali merasa sakit hati.

Tanpa berlama-lama lagi Carla memilih masuk ke dalam ruangan suaminya, bagaimanapun juga berpergian seharian membuat wanita itu sangat merindukan Kevin.

Setelah berada di dalam ruangan itu, senyuman Carla langsung terukir dengan manis. Rasa lelahnya hari ini bisa terbayarkan hanya dengan melihat wajah suaminya, meski Kevin masih terbaring tak berdaya di atas kasur.

"Hai, Sayang!" sapa Carla manis sembari menggenggam erat tangan Kevin.

Carla menempelkan tangan Kevin di pipinya dan ia membiarkannya dalam waktu yang lama, "Aku sangat merindukanmu, Kevin. Aku benar-benar ingin melihatmu sehat kembali seperti dulu lagi, banyak hal melelahkan yang ingin aku ceritakan kepadamu karena aku sangat membutuhkanmu sayang."

"Aku mohon bangunlah, Kevin." Carla mulai menangis sesegukkan merasakan sesak di hatinya yang begitu besar.

Mengapa cobaan seberat ini harus ia tanggung sendirian, bagaimana caranya agar Carla bisa melewatinya dan menyelesaikan semua masalah yang tak lagi mampu ia tampung.

Lebih parahnya lagi Carla tak memiliki tempat untuk mengadu dan berbagi cerita, "Aku benar-benar sendirian tanpamu, Kevin. Aku tak mampu melewati semuanya, aku ingin kau menemaniku dan berada di sampingku."

Tok tok tok

Suara ketukan pintu cukup membuat Carla tersentak kaget, ia segera menoleh ke belakang dan mendapati seorang dokter baru saja masuk ke dalam ruangan itu.

Carla langsung menyambutnya dengan senyuman yang ramah sambil menyapa, "Hai Dok, selamat malam."

"Malam, Bu Carla. Bagaimana keadaanmu hari ini?" tanyanya ramah.

Walau tak baik-baik saja Carla tetap menjawab, "Aku baik, dan akan selalu tetap baik."

"Kau harus menjaga kesehatanmu, Bu Carla. Kalau kau sakit, siapa yang akan menemani dan menjaga Pak Kevin nantinya?"

Perkataan Dokter itu memanglah sangat benar, Carla tak boleh sakit dan harus tetap sehat karena keberadaannya sangat Kevin butuhkan.

"Aku akan menjaga kesehatanku untuk suamiku," sahut Carla lagi.

Dokter itu menatap kedua mata Carla dalam-dalam, seperti sedang mencari sesuatu dari diri wanita itu.

"Maaf sebelumnya, Bu Carla. Dengan berat hati saya harus menyampaikan ini, operasi Pak Kevin harus segera dilakukan."

Carla tahu jika kabar ini pasti akan ia dengar cepat atau lambat, dan waktunya memang telah tiba. Bagaimanapun juga Carla harus segera membayar seluruh pengobatan suaminya, "Dok, apakah operasinya bisa dilakukan dulu baru saya akan melunasi seluruh biayanya?"

"Tidak ada peraturan seperti itu, Bu Carla. Lagipula pihak rumah sakit sudah memberikan banyak keringanan untuk anda, tapi kali ini kami tak bisa membantu."

"Tapi saya belum punya uang untuk membayarnya," keluh Carla sangat menyedihkan.

Dokter itu memegang bahu Carla lalu berkata, "Pak Kevin harus segera dioperasi karena kalau tidak akan sangat membahayakan keselamatannya, saya harap Bu Carla bisa segera menemukan solusinya."

Carla hanya mengangguk kecil pasrah dan ia menjawab, "Ba-baik, saya akan segera melunasi semuanya."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status