Share

Bab 38 - Tamu Maya.

Aku dan Mas Andri kompak berlari menuju kamar, sesampainya didalam Maya menjerit melihat Ibu yang sudah tergeletai diatas lantai.

"Ya Alloh. Angkat, Mas. Naikin diatas kasur," teriakku sambil memegangi tangan Ibu.

"Ibu ... huhu, Ibu kenapa Buk?" Maya menangis melihat Ibunya.

"Dek, oles minyak angin. Mas mau ke bidan Tinah ya. Ibu harus diperiksa," ucap Mas Andri dengan wajah panik. Aku hanya mengangguk, mata mengedar keatas nakas mencari minyak angin.

"Ini, Mbak." Maya menyodorkan minyak angin padaku. Aku langsung menuang sedikit ditelapak tangan lalu mengolesnya pada kening dan hidung Ibu.

"Kok bisa kejang, tadinya kenapa May?" tanya Mas Andri.

"Tadi Ibu sudah sadar, pas manggil nama Mila langsung kejang. Huhu," Maya menangis tersedu-sedu.

Aku jadi semakin panik, sudah hampir sekujur tubuh mengeloskan minyak angin namun Ibu masih belum sadar juga.

Ibu ... aku rasa dia sangat shock berat. Aku benar-benar khawatir dengan keadaannya.

"Mas cepat ya, jangan lama-lama!" teriakku saat Mas A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status