Share

Pembicaraan Tentang Sita

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam." Suara kunci pintu dibuka terdengar.

"Loh? Besan? Ke sini kok tidak berkabar dulu. Ayo ayo masuk." Bu Rita mempersilahkan kedua besannya masuk.

"Tadi sekalian lewat, Bu Rita. Rasanya sudah lama tidak mampir." Mama Desi tertawa renyah sambil memeluk ramah Bu Rita.

"Eyaaaaang." Rindu berlari memeluk Bu Rita.

"Eh ada cucu eyang yang paling cantik. Sini sini." Bu Rita bergegas menggandeng cucunya.

"Seadanya, Bu Desi, Pak Roy. Maklum saya tinggal sendiri jadi tidak banyak persedian kue-kue." Bu Rita tertawa kecil sambil membuka toples-toples yang berisi kue kering.

"Habis dari mana memangnya?"

"Ini. Papanya Dimas habis terapi di klinik dekat sini, Bu. Baru berjalan satu bulan, ini pertemuan yang kedua."

"Loh? Sakit apa memangnya?" Bu Rita menatap Mama Desi dan Papa Roy bergantian.

"Biasa, Bu. Sakit tua." Papa Roy menjawab sambil tertawa.

"Ini Papanya Dimas asam urat, Bu. Di klinik sana katanya ada terapi. Jadi ya dicoba dulu." Mama Desi tersenyum simp
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ariny arni
Apa karna Sita berbeda dengan Hanin, Sita betasal dr keluarga kaya sedangkan Hanin hanya anak dr pembokat mereka...
goodnovel comment avatar
Ariny arni
mengingatkan Dimas kalau dia salah langkah, bukan berarti mencampuri rumah tangga mereka. Anak itu bukan dibiarkan aja karna mereka sdh berubah tangga, wajib bagi kita mengingatkan kalau mereka salah langkah. Sekarang saat berumahtangga dengan Sita kenapa mereka jadi lbh peduli?
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status