Share

Bab 4

Author: M-studio
last update Last Updated: 2023-09-28 00:10:59

Suara erangan yang memekakkan telinga menggema di ruangan sempit itu. Rasa sakit semakin meningkat dari waktu ke waktu. Dia tidak sanggup lagi menahan semuanya. Lambat laun kesadaran mulai menghilang secara perlahan.

Entah sudah berapa lama Hades tertidur. Namun ketika dia membuka matanya kembali. Pandangan di depannya benar-benar membuatnya ketakutan.

Dia mencoba meraba-raba ke segala arah. Namun dia tidak bisa menyentuh apapun. Dia mulai merasa panik. Ketika pandangan menjadi gelap. Dia berteriak kencang berharap akan ada yang membantu.

"Tidak! Tidak mungkin."

Hades mendesis lirih, ada kesal yang tersirat di wajahnya. Pemuda itu mengarahkan tinjunya ke sembarang arah, hingga akhirnya dihempaskan pada tanah di sisi kanan kirinya. Kedua tangannya mengepal, meluapkan semua emosinya.

Dia tidak terima akan keadaannya saat itu. Hades menyalahkan dirinya sendiri karena melakukan hal yang ceroboh. Dengan sesekali memukul kepalanya. Dia benar-benar tidak bisa menerima semuanya. Dia juga menyalahkan takdir karena tidak berpihak padanya.

"Kenapa! Kenapa semuanya harus seperti ini," teriaknya memekakkan telinga.

Kondisi seperti ini benar-benar membuatnya terpuruk. Dia tidak sanggup menerima semuanya. Bagaimanapun dia masih memiliki dendam yang belum terbalaskan.

Saat dia sedang meratapi nasib sial yang menimpanya. Tiba-tiba sesosok bayangan melintas di hadapannya, disertai embusan angin kencang. Hingga membuat perih kedua matanya.

Dia terkejut melihat bayangan itu. Dia mengucek-ucek matanya. Memastikan bahwa dia tidak salah melihat.

"Tidak-tidak mungkin! Itu pasti ilusi."

Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menerima nasib yang menimpanya. Dia tidak mau tertipu oleh harapan palsu. Bagaimanapun dia sadar bahwa kedua matanya sudah tidak berfungsi lagi. Dia menundukkan kepalanya dengan pasrah.

Dia melihat bayangan naga melintas di hadapannya. Dia tidak bisa lagi menyangkal semuanya. Seketika secercah harapan muncul dalam hatinya.

"Tidak! Aku yakin aku tidak salah lihat. Mataku benar-benar masih berfungsi." Hades bergumam dengan senyum yang menghiasi wajah.

"Tapi … bayangan itu!"

Senyum di wajahnya seketika membeku. Dia yakin bayangan yang dilihatnya berbentuk naga. Seketika hatinya di penuhi oleh rasa takut.

"Tidak!" Dia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak mungkin itu naga. Bagaimanapun tidak ada naga di zaman sekarang."

Dia berusaha berpikir positif, mengharapkan semua yang dilihat hanya ilusi saja. Meskipun secara tidak langsung dia mengharapkan kedua matanya tidak berfungsi. Namun, sayangnya apa yang dia lihat barusan bukanlah ilusi. Melainkan sosok naga yang terpendam selama ribuan tahun, dalam cincin yang dihancurkan olehnya.

Tidak berselang lama sosok Naga Hitam itu kembali melayang di hadapannya. Bayangannya jauh lebih jelas dari sebelumnya. Sosok itu semakin mendekat ke arahnya dengan mulut yang terbuka lebar.

"Gggrrrr!"

Dia bergidik ketakutan tatkala melihatnya. Dia berusaha mundur beberapa langkah ke belakang. Namun, entah kenapa tubuhnya terasa sangat berat untuk digerakkan.

Dia berusaha sekuat tenaga menggerakkan tubuhnya. 'Sial! Aku baru saja keluar dari penderitaan. Namun, sekarang aku harus menghadapi naga yang begitu mengerikan. Apakah aku akan menjadi santapan Naga Hitam itu hari ini? Sebenarnya tempat apa ini?'

Dia menutup rapat kedua matanya, bersiap menjadi santapan lezat naga itu. Namun, setelah lama menunggu, dia menyadari naga itu tidak memakan tubuhnya. Bagaimanapun dia tidak merasakan sedikitpun rasa sakit di tubuhnya. Yang dia rasakan hanya sebuah embusan angin sejuk.

Dia memberanikan diri untuk membuka matanya. Seketika dia di buat tercengang dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Dia melihat sebuah taman yang sangat luas. Dengan bunga-bunga indah yang bergoyang mengikuti arah angin.

"Tempat apa ini?" Hades bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Dia juga melihat sebuah danau dengan ikan-ikan yang berterbangan. Pemandangan di depannya benar-benar memanjakan mata. Dia menghirup udara segar yang tersedia di sana.

Suasana hatinya yang beberapa saat suram berubah menyenangkan. Tubuhnya yang menegang, seketika rilek. Semuanya berubah-ubah hanya dalam beberapa saat. Membuatnya merasa ada diatas roller coaster.

"Terima kasih karena telah membebaskanku, Tuan."

Hades terkejut tatkala mendengar suara itu. Dia membalikkan badan untuk melihat si pemilik suara tersebut. Namun, lagi dan lagi dia dibuat terkejut ketika melihat si pemilik suara.

Awalnya dia berpikir pemilik suara itu, seorang pria muda. Menilai dari suaranya yang merdu dan berbobot. Akan tetapi setelah membalikkan badan. Dia menyadari bahwa penilaiannya ternyata salah.

Orang yang mengatakan itu ternyata pria paruh baya. Dia memperkirakan usia pria itu sekitar enam puluh sampai enam puluh lima tahunan. Setelah pulih dari keterkejutannya, dia berkata dengan hormat.

"Maafkan aku, Tuan. Aku tidak mengerti apa yang Tuan maksud."

Pria paruh baya itu tersenyum lembut. Dia memperkenalkan dirinya terhadap Hades. Dia juga memberitahu asal usulnya. Dan dia juga memberitahu alasannya membawa Hades ke dunia lain. Yang dia ciptakan.

Ternyata pria paruh baya itu jelmaan dari sosok Naga Hitam yang muncul beberapa saat lalu. Dia bernama Leo. Dan dia sudah terkurung ribuan tahun dalam Cincin Naga Hitam.

Dia berterima kasih terhadap Hades karena telah menolongnya. Melepaskan belenggu yang mengikatnya. Dia bisa terbebas dari belenggu itu karena Hades menghancurkan cincin itu.

Dan alasannya membawa Hades ke sini. Karena dia ingin berterima kasih. Dia berhutang budi pada Hades. Untuk membalas hutang budinya, dia memberi sebuah pilihan.

Dia memberi Hades dua pilihan. Pilihan pertama yaitu sebuah kotak yang berisi beberapa buku. Dan pilihan kedua yaitu menjadikan Hades sebagai tuannya.

Hades terdiam sesaat sebelum memilih hadiah yang akan dipilih olehnya. Setelah memikirkan semua secara matang-matang. Hades memilih hadiah pertama, yaitu beberapa buku.

Dia mengungkapkan alasannya memilih hadiah pertama. Dia tidak ingin mengganggu kebebasan Leo. Bagaimanapun jika dia memilih hadiah kedua. Maka secara tidak langsung dia menjadikan Leo sebagai budaknya.

Membelenggu Leo dengan janji setia itu. Dia tidak tega menjadikan Leo sebagai budaknya. Oleh karena itu dia memilih pilihan pertama.

"Terima kasih, Tuan." ucap Leo seraya meneteskan air mata.

Dia terharu oleh sikap bijak Hades. Awalnya dia berpikir, Hades akan memilih pilihan kedua. Namun, siapa sangka Hades memilih pilihan pertama.

Dia benar-benar berterima kasih padanya. Karena memilih pilihan pertama. Jujur saja dia sudah lama menantikan hidup dalam kebebasan. Namun, karena sumpahnya ribuan tahun yang lalu.

Dia terpaksa mengajukan pilihan kedua. Bagaimanapun sumpah yang dia buat tidak bisa di ingkari. Saat itu dia bersumpah. 'Siapapun yang berhasil melepaskannya dari belenggu Cincin Naga Hitam. Dia akan membiarkan orang itu menjadikannya sebagai budak.'

"Sama-sama."

Hades tersenyum ramah saat menerima hadiah itu. Ada getar aneh menelusup ke jantungnya, dadanya berdebar dengan tangan gemetaran saat membuka hadiah tersebut.Sebuah kotak terbuat dari kayu yang terbungkus rapi kain hitam, semakin membuat hati pria itu penasaran dengan isi dari kotak kecil itu.

Perlahan tali pengait diurai oleh Hades. Tiba-tiba seberkas cahaya menguar begitu saja membuat Hades terhentak mundur dua langkah. Kotak yang awalnya kecil berubah menjadi lebih besar beberapa kali lipat dari sebelumnya.

Melihat perubahan pada kotak itu, semakin membuatnya takjub. Dia sudah tidak bisa menahan rasa penasaran di hatinya. Dia membuka penutup kotak tersebut. Seketika sinar menyilaukan keluar dari kotak. Hades terpana menatap isi dari kotak itu.

"Ini!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KEBANGKITAN HADES BAKER   Bab 91

    Julian menghindari serangan itu dengan sedikit memiringkan tubuhnya ke samping. Dia mengerahkan semua kekuatan yang ada di dalam tubuh, mengumpulkannya di tangan kanan yang sudah mengepal kencang. Dia menyerang Gribson menggunakan semua kekuatan yang telah terkumpul. Hingga membuat pria itu terpental beberapa meter ke depan. Tubuh Gribson melayang di udara untuk beberapa waktu sebelum menabrak dinding diiringi suara gedebuk kencang. Adegan tersebut membuat semua orang yang ada di sana tercengan. Mereka semua diam membatu dengan mulut yang terbuka lebar, untuk beberapa saat. Sebelum salah satu dari mereka berteriak panik setelah kembali sadar ke akal sehatnya. “Tuan!”“Tuan Gribson!”Semua orang lekas menghampiri Gribson yang memuntahkan seteguk darah segar. Raut wajah mereka semua terlihat sangat panik. Ada sebuah ketakutan di sorot mata orang-orang itu. Mereka takut Gribson terluka parah karena serangan barusan.“Tuan … apa kau baik-baik saja?” tanya salah satu anak buah Gribson d

  • KEBANGKITAN HADES BAKER   Bab 90

    Julian menunjukkan seringai dingin di wajah tatkala menatap tajam ke arah pria yang menendangnya itu. Dia bangkit dari tempatnya tergeletak. Lalu menyerang para pria itu. Dia mengerahkan semua kekuatannya. Berniat melumpuhkan salah satu lawan dengan sekali serangan. “Mati-lah kau sialan!” Orang yang dikunci tidak sempat menghindari serangan Julian. Bagaimanapun Julian menyerang pria itu dengan kecepatan yang sangat tinggi. Pergerakan Julian benar-benar sangat lincah dan cepat serangannya juga sangat kuat. Hingga menyebabkan pria itu terpental beberapa meter ke belakang. Tubuh pria itu berhenti mundur setelah menabrak tembok yang ada di luar kamar. Pria itu ambruk ke lantai lalu memuntahkan seteguk darah segar. Sesaat dia menatap ngeri ke arah Julian sebelum kehilangan kesadarannya.Adegan tersebut mengejutkan semua orang yang ada di sana. Mereka sedikit merasa takut sekarang. Namun, ketakutan itu hanya terjadi beberapa saat. Salah satu dar

  • KEBANGKITAN HADES BAKER   Bab 89

    Namun, siapa sangka rencana indahnya harus tertunda untuk waktu yang tidak ditentukan. Dia sudah menyetujui bergabung dengan Hades. Dia tidak tahu Hades akan membiarkannya pensiun kapan dan dia juga tidak tahu berapa besar uang yang akan diterimanya nanti.Saat ini di dalam rumah, Julian sedang mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Dia hanya memasukan beberapa pakaian yang diperlukan saja. Tidak lupa dia juga memasukan senjata yang miliknya ke dalam tas. Dia sudah selesai memgemas barang-barangnya dan bersiap pergi meninggalkan rumah ini secepat mungkin. Dia sudah merasakan kejanggalan di tempat ini. Oleh karena itu dia yakin bahaya akan menyimpanya, jika terlalu lama tinggal di tempat ini. Namun, ketika dia akan melangkahkan kakinya. Sudut matanya secara tidak sengaja melihat sebuah foto seorang wanita muda berusia dua puluh lima tahun bersama seorang anak kecil berusia tiga tahun. Foto itu terlihat sangat kusam, seolah-olah foto itu diambil sudah sejak lama.

  • KEBANGKITAN HADES BAKER   Bab 88

    Di belahan bumi lain. Terlihat sebuah rumah sederhana nan nyaman dengan halaman depan yang lumayan cukup luas. Sekiranya muat untuk di tepati dua mobil. Tidak jauh dari sana sebuah kendara beroda empat melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi. Mobil itu secara tiba-tiba berhenti melaju tepat di halaman depan rumah sederhana itu diiringi dengan suara decitan ban yang menggema di sana. Tidak berselang lama. Seorang pria berusia dua puluh sembilan tahun dengan wajah yang lumayan cukup tampan dan pakaian yang rapi turun dari mobil tersebut. Pria muda itu tidak lain adalah Julian. Penampilannya saat ini sangat jauh berbeda. Berbanding terbalik saat dia berada di Manor Baker. Julian terlihat bagaikan seorang ceo muda yang sangat sukses. Dia terlihat sangat keren dan tampan. Dia mendapatkan mobil mewah dan baju mahal itu tadi saat meninggalkan Manor Baker. Di perjalanan dia secara tidak sengaja melihat beberapa tuan muda yang sedang menindas seora

  • KEBANGKITAN HADES BAKER   Bab 87

    Setelah beberapa saat berjalan ketiganya melihat sebuah kedai sederhana. Kedai itu terbilang cukup sepi pengunjung, hanya ada sekitar sepuluh orang yang sedang menikmati makanan di sana. Menilai dari pakaian yang dikenakan oleh para pengunjung itu. Ben dan kedua orang lainnya dapat menilai bahwa orang-orang yang sedang makan itu adalah warga sekitar.Ketiga berjalan masuk ke dalam kedai lalu memesan enam belas porsi makanan bungkus dan tiga porsi untuk mereka santap di sana. Tidak butuh waktu lama makanan yang Ben pesan di sajikan di depan meja. Lalu ketiganya menyantap makanan itu dengan sangat lahap. Beberapa saat kemudian ketiga orang itu telah selesai memakan makanan mereka. Lalu mereka bangkit dan membayar semua makanan yang mereka pesan. Mereka bertiga tidak tinggal di sana lebih lama lagi. Mereka kembali melanjutkan perjalan dengan tergesa-gesa. Bagaimanapun teman-teman mereka sedang menunggu kedatangan makanan itu. Perjalanan yang Ben dan dua tem

  • KEBANGKITAN HADES BAKER   Bab 86

    Sekitar tiga puluh menit kemudian, ketiganya mulai kelemahan. Mereka berjalan cukup jauh dari tempat sebelumnya. Namun, mereka masih belum menemukan satupun kedai makan di sekitar sana. Hal itu membuat ketiganya merasa kesal dan putus asa. Saat mereka akan memutuskan untuk kembali ke tempat. Salah satu dari ketiganya melihat sekelompok orang yang sedang berbincang tidak jauh dari sana. “Ben, coba lihat kesana!” ucap orang itu sambil menunjuk ke arah orang-orang yang sedang berkumpul itu.Ben dan satu orang lagi melihat ke arah yang di maksud. Pandangan keduanya mengikuti kemana arah jari teman mereka. Seketika mereka berdua menjadi bersemangat. Mereka terlihat seperti seseorang yang berjalan di padang pasir dengan suhu panas delapan puluh derajat dan melihat sungai yang airnya sangat jernih. “Sebaiknya kita tanyakan pada mereka di mana kedai makan terdekat.” Ben berkata sambil tersenyum bahagia.“Itu yang kumaksud!” ucap orang per

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status