Share

Bab 4

Suara erangan yang memekakkan telinga menggema di ruangan sempit itu. Rasa sakit semakin meningkat dari waktu ke waktu. Dia tidak sanggup lagi menahan semuanya. Lambat laun kesadaran mulai menghilang secara perlahan.

Entah sudah berapa lama Hades tertidur. Namun ketika dia membuka matanya kembali. Pandangan di depannya benar-benar membuatnya ketakutan.

Dia mencoba meraba-raba ke segala arah. Namun dia tidak bisa menyentuh apapun. Dia mulai merasa panik. Ketika pandangan menjadi gelap. Dia berteriak kencang berharap akan ada yang membantu.

"Tidak! Tidak mungkin."

Hades mendesis lirih, ada kesal yang tersirat di wajahnya. Pemuda itu mengarahkan tinjunya ke sembarang arah, hingga akhirnya dihempaskan pada tanah di sisi kanan kirinya. Kedua tangannya mengepal, meluapkan semua emosinya.

Dia tidak terima akan keadaannya saat itu. Hades menyalahkan dirinya sendiri karena melakukan hal yang ceroboh. Dengan sesekali memukul kepalanya. Dia benar-benar tidak bisa menerima semuanya. Dia juga menyalahkan takdir karena tidak berpihak padanya.

"Kenapa! Kenapa semuanya harus seperti ini," teriaknya memekakkan telinga.

Kondisi seperti ini benar-benar membuatnya terpuruk. Dia tidak sanggup menerima semuanya. Bagaimanapun dia masih memiliki dendam yang belum terbalaskan.

Saat dia sedang meratapi nasib sial yang menimpanya. Tiba-tiba sesosok bayangan melintas di hadapannya, disertai embusan angin kencang. Hingga membuat perih kedua matanya.

Dia terkejut melihat bayangan itu. Dia mengucek-ucek matanya. Memastikan bahwa dia tidak salah melihat.

"Tidak-tidak mungkin! Itu pasti ilusi."

Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menerima nasib yang menimpanya. Dia tidak mau tertipu oleh harapan palsu. Bagaimanapun dia sadar bahwa kedua matanya sudah tidak berfungsi lagi. Dia menundukkan kepalanya dengan pasrah.

Dia melihat bayangan naga melintas di hadapannya. Dia tidak bisa lagi menyangkal semuanya. Seketika secercah harapan muncul dalam hatinya.

"Tidak! Aku yakin aku tidak salah lihat. Mataku benar-benar masih berfungsi." Hades bergumam dengan senyum yang menghiasi wajah.

"Tapi … bayangan itu!"

Senyum di wajahnya seketika membeku. Dia yakin bayangan yang dilihatnya berbentuk naga. Seketika hatinya di penuhi oleh rasa takut.

"Tidak!" Dia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak mungkin itu naga. Bagaimanapun tidak ada naga di zaman sekarang."

Dia berusaha berpikir positif, mengharapkan semua yang dilihat hanya ilusi saja. Meskipun secara tidak langsung dia mengharapkan kedua matanya tidak berfungsi. Namun, sayangnya apa yang dia lihat barusan bukanlah ilusi. Melainkan sosok naga yang terpendam selama ribuan tahun, dalam cincin yang dihancurkan olehnya.

Tidak berselang lama sosok Naga Hitam itu kembali melayang di hadapannya. Bayangannya jauh lebih jelas dari sebelumnya. Sosok itu semakin mendekat ke arahnya dengan mulut yang terbuka lebar.

"Gggrrrr!"

Dia bergidik ketakutan tatkala melihatnya. Dia berusaha mundur beberapa langkah ke belakang. Namun, entah kenapa tubuhnya terasa sangat berat untuk digerakkan.

Dia berusaha sekuat tenaga menggerakkan tubuhnya. 'Sial! Aku baru saja keluar dari penderitaan. Namun, sekarang aku harus menghadapi naga yang begitu mengerikan. Apakah aku akan menjadi santapan Naga Hitam itu hari ini? Sebenarnya tempat apa ini?'

Dia menutup rapat kedua matanya, bersiap menjadi santapan lezat naga itu. Namun, setelah lama menunggu, dia menyadari naga itu tidak memakan tubuhnya. Bagaimanapun dia tidak merasakan sedikitpun rasa sakit di tubuhnya. Yang dia rasakan hanya sebuah embusan angin sejuk.

Dia memberanikan diri untuk membuka matanya. Seketika dia di buat tercengang dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Dia melihat sebuah taman yang sangat luas. Dengan bunga-bunga indah yang bergoyang mengikuti arah angin.

"Tempat apa ini?" Hades bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Dia juga melihat sebuah danau dengan ikan-ikan yang berterbangan. Pemandangan di depannya benar-benar memanjakan mata. Dia menghirup udara segar yang tersedia di sana.

Suasana hatinya yang beberapa saat suram berubah menyenangkan. Tubuhnya yang menegang, seketika rilek. Semuanya berubah-ubah hanya dalam beberapa saat. Membuatnya merasa ada diatas roller coaster.

"Terima kasih karena telah membebaskanku, Tuan."

Hades terkejut tatkala mendengar suara itu. Dia membalikkan badan untuk melihat si pemilik suara tersebut. Namun, lagi dan lagi dia dibuat terkejut ketika melihat si pemilik suara.

Awalnya dia berpikir pemilik suara itu, seorang pria muda. Menilai dari suaranya yang merdu dan berbobot. Akan tetapi setelah membalikkan badan. Dia menyadari bahwa penilaiannya ternyata salah.

Orang yang mengatakan itu ternyata pria paruh baya. Dia memperkirakan usia pria itu sekitar enam puluh sampai enam puluh lima tahunan. Setelah pulih dari keterkejutannya, dia berkata dengan hormat.

"Maafkan aku, Tuan. Aku tidak mengerti apa yang Tuan maksud."

Pria paruh baya itu tersenyum lembut. Dia memperkenalkan dirinya terhadap Hades. Dia juga memberitahu asal usulnya. Dan dia juga memberitahu alasannya membawa Hades ke dunia lain. Yang dia ciptakan.

Ternyata pria paruh baya itu jelmaan dari sosok Naga Hitam yang muncul beberapa saat lalu. Dia bernama Leo. Dan dia sudah terkurung ribuan tahun dalam Cincin Naga Hitam.

Dia berterima kasih terhadap Hades karena telah menolongnya. Melepaskan belenggu yang mengikatnya. Dia bisa terbebas dari belenggu itu karena Hades menghancurkan cincin itu.

Dan alasannya membawa Hades ke sini. Karena dia ingin berterima kasih. Dia berhutang budi pada Hades. Untuk membalas hutang budinya, dia memberi sebuah pilihan.

Dia memberi Hades dua pilihan. Pilihan pertama yaitu sebuah kotak yang berisi beberapa buku. Dan pilihan kedua yaitu menjadikan Hades sebagai tuannya.

Hades terdiam sesaat sebelum memilih hadiah yang akan dipilih olehnya. Setelah memikirkan semua secara matang-matang. Hades memilih hadiah pertama, yaitu beberapa buku.

Dia mengungkapkan alasannya memilih hadiah pertama. Dia tidak ingin mengganggu kebebasan Leo. Bagaimanapun jika dia memilih hadiah kedua. Maka secara tidak langsung dia menjadikan Leo sebagai budaknya.

Membelenggu Leo dengan janji setia itu. Dia tidak tega menjadikan Leo sebagai budaknya. Oleh karena itu dia memilih pilihan pertama.

"Terima kasih, Tuan." ucap Leo seraya meneteskan air mata.

Dia terharu oleh sikap bijak Hades. Awalnya dia berpikir, Hades akan memilih pilihan kedua. Namun, siapa sangka Hades memilih pilihan pertama.

Dia benar-benar berterima kasih padanya. Karena memilih pilihan pertama. Jujur saja dia sudah lama menantikan hidup dalam kebebasan. Namun, karena sumpahnya ribuan tahun yang lalu.

Dia terpaksa mengajukan pilihan kedua. Bagaimanapun sumpah yang dia buat tidak bisa di ingkari. Saat itu dia bersumpah. 'Siapapun yang berhasil melepaskannya dari belenggu Cincin Naga Hitam. Dia akan membiarkan orang itu menjadikannya sebagai budak.'

"Sama-sama."

Hades tersenyum ramah saat menerima hadiah itu. Ada getar aneh menelusup ke jantungnya, dadanya berdebar dengan tangan gemetaran saat membuka hadiah tersebut.Sebuah kotak terbuat dari kayu yang terbungkus rapi kain hitam, semakin membuat hati pria itu penasaran dengan isi dari kotak kecil itu.

Perlahan tali pengait diurai oleh Hades. Tiba-tiba seberkas cahaya menguar begitu saja membuat Hades terhentak mundur dua langkah. Kotak yang awalnya kecil berubah menjadi lebih besar beberapa kali lipat dari sebelumnya.

Melihat perubahan pada kotak itu, semakin membuatnya takjub. Dia sudah tidak bisa menahan rasa penasaran di hatinya. Dia membuka penutup kotak tersebut. Seketika sinar menyilaukan keluar dari kotak. Hades terpana menatap isi dari kotak itu.

"Ini!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status