Share

KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU
KEJUTAN UNTUK PACAR SUAMIKU
Penulis: Inti Nur

Karangan Bunga

*happy reading*

"Dek, tolong siapin baju Mas batik yang warna coklat," ucap Mas Aris.

"Loh, hari apa ini, kenapa pakai baju batik Mas?" tanyaku pura-pura tidak tau.

"Iya dek, lagi ada acara dikantor," ucap Mas Aris sambil berlalu kekamar mandi.

____

"Dek, nanti Mas pulang agak telat kayaknya." ucap Mas Aris sambil menikmati sarapannya.

"Oohhh iya mas, gapapa kalo acaranya memang penting."

Aku tau Mas Aris sedang berbohong, dia akan pergi keacara wisuda pacarnya. Lucu bukan seorang pria beristri memiliki pacar, pernikahan yang baru berumur satu tahun dia sudah berkhianat. Entahlah, kurang apalagi rumah tangga ini, namanya penyakit selingkuh memang sulit diobati.

Aku baru mengetahui perselingkuhannya 3 bulan terakhir ini waktu tidak sengaja melihat chat mesra diponselnya. Saat itu juga langsung kusadap WA Mas Aris, aku juga bukan wanita bodoh Mas, oke akan kuikuti permainanmu.

"Mas berangkat dulu dek, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." jawabku sambil mencium tangan Mas Aris.

---

Suara mobil Mas Aris sudah melaju pergi. Aku menuju meja makan dan membereskan bekas sarapan.

Nada dering handponeku berbunyi. Tertulis nama Nila dilayar handpone.

"Halo sifa , gimana sehat ?" tanya Nila ditelfon.

"Sehat nil, tapi hatiku nggak." jawabku.

  "Ini karangan bunganya, dikirim jam berapa sif?".

"Jam 9, kirim ke alamat kampus yang aku kirim kemarin ya Nil, kirim yang paling bagus  loh yaa ini special."

"Oke, siap bos, bakalan rame nih, jangan lupa kabarin kalau udah heboh," ucap Nila sambil tertawa.

Setelah lelah bercerita ngalor ngidul, ketawa ketiwi gak jelas dengan Nila ku akhiri telfonnya. Akupun menuju kamar untuk mandi merilekskan tubuh ini.

Hampir satu jam aku berendam dan luluran dikamar mandi. Tak aku hiraukan hpku yang dari tadi terus berdering. Aku melihat layar hp begitu banyak notifikasi dari Mas Aris, puluhan telefon,sms maupun WA. Aku tersenyum membayangkan wajahnya, mungkin saat ini dia sedang begitu panik dan malu.

[Dek apa ini ulah kamu?]

Pesan WA dari Mas Ardi sambil mengirim sebuah foto karangan bunga yang sangat besar berisikan foto Mas Ardi dan selingkuhannya, beserta tulisan yang besar.

"GRADUATION FOR PELAKOR"

DARI ISTRI SAH PACARMU

SEMOGA DENGAN GELAR BARUNYA BISA MENCARI REZEKI YANG HALAL DAN TIDAK MENGGODA SUAMI ORANG LAGI

[Dek, apa ini maksut kamu ngirimin karangan bunga segala]

[Dek ini karangan bunga beneran kamu yang kirim?]

[Kamu mau malu-maluin aku]

[Ini ga seperti yang kamu fikirin dek, kamu salah paham]

[Dek balas, kamu kemana]

[Dek]

     Begitu banyak pesan dari Mas Aris, aku malas membaca semuanya. Di layar hpku muncul lagi panggilan dari Mas Aris, segera kutekan tombol merah.

    Tak lupa aku unggah status berisikan foto karangan bunga yang dikirim Nila tadi, agar seluruh keluarga besar melihat, ya agar keluarga Mas Aris tahu kelakuan busuk anaknya. Tak lupa aku matikan handponeku, nikmatilah Mas, bersenang-senanglah. Apa yang kau tanam itu yang akan kau tuai.

---

    Setelah selesai dandan, aku segera menuju garasi mengeluarkan mobil, tidak lupa kukunci semua pintu rumah dan berangkat menuju rumah Nila, jalan jalan dan belanja untuk merefres otak ini agar kembali segar.

---

Happy Reading teman

 Setelah lelah jalan jalan dan bershoping ria, Aku dan Nila istirahat sambil makan siang dicafe dekat Mall.

--

 " Gimana sif kabar suamimu?

Aku gak bisa membayangkan betapa heboh dan malunya mereka saat ini? " tanya Nila sambil menyeruput lemon tea.

 " Entahlah, Nil. Aku udah males, udah capek sama Mas Aris. Selama ini aku diam dan bersabar, Aku udah nanya baik baik tapi dia gak juga mau ngaku, banyak sekali alasannya. Sangat pintar menyembunyikan kebusukannya. " Aku berucap sambil tidak kuasa menahan air mata yang sudah lama ku tahan.

 "Emang Aris itu laki laki kurang ajar, gak tahu diri, udah punya istri cantik masih aja kurang," ujar Nila sambil mengelus-elus pundakku.

 "Aku udah bener-bener capek Nil, hatiku sakit. Aku pernah keguguran kehilangan calon anakku, sekarang malah suamiku selingkuh, saking sakitnya hatiku kayak udah mati rasa," ungkapku pada Nila dengan sedikit terisak, sambil menyeka airmata dengan ujung jilbabku.

 "Udah jangan nangis Sif, tenang Aku slalu ada disampingmu, mendukungmu. Aku akan membantumu sebisaku agar suamimu itu kapok," ujar Nila menenangkanku "ayo kita makan dulu gak usah mikirin suamimu itu."

----

 Setelah mengantar Nila pulang, Aku melajukan mobilku menuju rumah Ibu.

Ya Aku rindu Ibu rindu Ayah rindu kak Rudi. Aku rindu rumahku yang nyaman. 

 Tiiiiittt tiiiittt ,,

Bunyi klakson mobil dibelakang menyadarkanku dari lamunan. Aku langsung menginjak rem, mobilku hampir masuk ke selokan.

Aku tidak sadar menyetir mobil terlalu ke pinggir.

 'Ya Allah." Gumamku sambil mengelus dada.

 "Hati-hati mbak, jangan nglamun, bahaya!" teriak seorang bapak sambil membuka kaca mobil, lalu mendahului mobilku.

"Iya makasih pak" sahutku setengah berteriak, agar Bapaknya mendengar.

-----

 Setelah setengah jam berkendara akhirnya aku sampai dirumah bercat hijau. Aku parkirkan mobil dihalaman rumah.

Aku keluar dari mobil lalu menghirup udara sedalam-dalamnya. Harum bunga dan tanaman Ibu begitu segar, bunga bunga yang bermekaran menambah indahnya halaman rumah.

 " Assalamu'alaikum. " Aku mengucap salam sambil melangkah masuk rumah.

 "Wa'alaikumsalam," jawab Ibu sambil lari tergopoh gopoh menuju ke arahku lalu memelukku "Ya Allah nak, Ibu kangen sekali. Kamu yang sabar ya, kamu tinggal disini aja dulu untuk sementara waktu" ujar Ibu sambil menuntun tubuhku menuju kursi.

 "Tadi Ayahmu nelfon Ibu katanya mau izin pulang duluan dari kantor, terus mau jemput kamu nak, Ibu khawatir banget dari tadi nak. Alhamdulillah kamu udah sampe sini" Terang Ibu sambil memelukku, Aku hanya diam dan terisak dipelukan Ibu.

 Kriiiing ,, suara dering handpone Ibu berbunyi, Ibu segera mengangkat telfonnya.

 "Halo Bu, gimana jemput Sifanya. Nunggu Ayah atau Aku saja?" terdengar suara kak Rudi dari telfon yang diloudspeaker Ibu.

 "Halo nak, ini adikmu udah kesini sendiri baru sampai gak usah dijemput, kamu kesini saja" jawab Ibu sambil senyum kearahku.

"Udah ya, Ibu tutup dulu telfonnya. Assalamu'alaikum."

 "Wa'alaikumsalam." Suara  jawaban dari telefon.

--

 Ibu meletakkan hp diatas meja, lalu berjalan ke belakang. Tak lama Beliau kembali sambil membawa segelas teh hangat dan kue.

 "Gak usah repot repot Bu, Sifa bisa ambil sendiri dibelakang," tolakku.

"Udah, ini buruan minum mumpung masih anget, biar kamu lebih enakan," ujar Ibu sambil menyodorkan teh hangat.

 "Makasih Bu," sahutku.

--

 Aku duduk dipinggir ranjang memandangi sekeliling, kamar ini masih sama tidak ada yang berubah.

Aku menjatuhkan tubuh ini diatas kasur yang terasa begitu nyaman, berusaha memejamkan mata untuk mengistirahatkan tubuh dan hati ini sebelum melanjutkan drama apalagi yang akan Mas Aris buat.

----

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Isabella
pertama baca udah seru
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
awal yang bagus.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status