Share

Pov Rudi

Pov Rudi

 

    Aku yang sedang bermain-main dengan anakku Azam yang berumur 2 tahun, tiba tiba dikejutkan dengan suara istriku Mala yang berteriak teriak memanggil namaku.

 

 "Mas, Mas Rudi, sini mas, cepetan mas, ada hal yang penting nih!" teriak Mala dari dalam kamar.

 

    Aku yang sedang berada didepan tv segera menuju kamar sambil menggendong Azam.

 

    "Ada apa sih dek, teriak teriak gak jelas kayak dihutan, bikin kaget aja." ucapku ketika berdiri dihadapannya.

 

   "Sini, sini, duduk sini." jawabnya sambil tangannya menepuk kasur. Akupun menurut saja duduk disampingnya sambil memangku Azam.

 

   "Ini lo mas, lihat statusnya Sifa. Dia memgunggah foto karangan bunga." Sambil menunjukkan hpnya kearahku.

 

    Aku pun mengamatinya dengan seksama, dikarangan bunga itu ada foto Aris dan seorang wanita, mereka sedang berduaan, dan disana ada tulisan pelakor, apa ini maksutnya, Aris selingkuh.

 

    "Wahh, apa ini maksutnya dek, Aris selingkuh gitu?" tanyaku dengan ekspresi tak percaya.

 

    "Ya gak tahu mas, tapi distatus Sifa ya seperti itu, coba kamu telfon Sifa, tanya apa yang terjadi!" ucap istriku Mala.

 

   "Oke, aku telfon dulu, ini kamu gendong Azam" ujarku seraya menyerahkan Azam.

 

------

 

   "Sifa telfonnya gak aktif dek, bikin khawatir aja itu anak. Malah Ibu yang nelfon aku, Beliau juga lihat statusnya Sifa, dan Ibu khawatir Sifa kenapa napa soalnya ditelfon Ibu dari tadi juga gak bisa" ucapku pelan pelan, karena Mala sedang menidurkan Azam.

 

    "Terus gimana Mas, apa kita kesana?" jawab Mala.

 

    "Nanti aja nunggu telfon dari Ibu, katanya Ayah mau nyusul kerumahnya Sifa." ujarku sambil ikut merebahkan tubuh dikasur.

 

-----

 

   Tak sadar ternyata aku tertidur bersama Mala dan Azam. Segera aku bangkit dari ranjang dan mencari hp, lalu aku menelfon Ibu.

 

Tuutttt,, terdengar suara telefon tersambung.

 

"Halo Bu, gimana jemput Sifanya. Nunggu Ayah atau Aku saja?" tanyaku pada ibu setelah telfon diangkat.

 

   "Halo nak, ini adikmu udah kesini sendiri baru sampai gak usah dijemput, kamu kesini saja. Udah ya, Ibu tutup dulu telfonnya. Assalamu'alaikum "

 

   "Wa'alaikumsalam" jawabku.

 Aku bergegas menuju kamar mandi untuk mandi.

 

----

   "Dek, mas mau ke toko dulu ya. Kamu siap siap dulu sama Azam, habis dari lihat toko mas jemput kamu untuk kerumah Ibu." Ucapku pada Mala yang baru terbangun dari tidurnya.

 

    "Iya mas, hati hati." jawab Mala sambil mencium tanganku.

 

   "Assalamu'alaikum" pamitku sambil berjalan keluar dari kamar.

 

   "Wa'alaikumsalam" jawab Mala lirih tapi masih bisa kudengar.

 

‐----

 

    Aku melajukan mobilku menuju toko rotiku yang berjarak sekitar 15 menit dari rumah, usaha yang aku tekuni setelah resign dari kantor. Alhamdulillah semakin kesini semakin ramai. Aku hanya kesana sesekali saat mengeceknya saja, aku juga telah memasangi toko dengan cctv. Aku sudah mempercayakan toko pada karyawanku yang sudah kerja disana sejak pertama kali tokoku buka

 

----

 

 

 

Pov Sifa

 

-Hal Tersulit-

 

 

   "Ayo makan malam nak, jangan murung terus." ucap Ibu yang tiba tiba masuk kamar, membuyarkan lamunanku.

 

 "Oh, iya bu, ayo." Aku melangkah dibelakang Ibu menuju dapur yang juga dijadikan ruang makan.

 

 ---

 

 Semua orang terdiam, mereka menikmati makan malam, mungkin tidak ingin merusak suasana makan.

 

 Aku hanya memakan beberapa sendok nasi saja, aku benar benar tidak merasa lapar, mungkin karena terlalu banyak fikiran.

 

 Setelah selesai makan, Aku membantu Ibu membereskan bekas makanan, lalu aku mencuci piring piring kotor.

 

----

 

 Aku menuju ruang keluarga, dimana semua orang sedang berkumpul. Ibu sedang memangku Azam, dan bercerita dengan kak Mala. Ayah sedang ngobrol serius dengan kak Rudi. Aku duduk didekat kak Mala, kemudian menoel pipi Azam.

 

 "Ponakan tante yang ganteng, ayo sini." ku ulurkan tanganku untuk menggendong Azam, ibupun menyerahkan Azam padaku.

 

 Akupun bermain dan bercengkrama dengan Azam, tidak berselang lama Ayah memanggilku, sepertinya ingin bicara serius. Akupun segera menyerahkan Azam pada kak Mala.

 

 "Iya, ada apa yah?" tanyaku sambil mengambil duduk didekat Ayah.

 

 "Bagaimana lanjutan hubunganmu dengan Aris?" tanya Ayah langsung to the point.

 

 "Mau bagaimana lagi yah, sudah lama aku menyembunyikan ini semua, sejak mengenal wanita itu mas Aris jadi berubah yah, dia selalu sibuk dan sering keluar dengan alasan pekerjaan. Dirumah juga selalu sibuk dengan hpnya." ujarku sambil menunduk tidak berani menatap Ayah.

 

 "Aku sudah sering menanyainya secara langsung, apa aku punya salah, aku kurang gimana sebagai istri. Tapi dia bilang, aku tidak kurang apapun, dia berkata aku istri yang sempurna dimatanya" lanjutku. Tanpa kusadari air mata mulai menetes.

 

 Ayah tidak menjawab, kulihat dia hanya mengangguk sambil menatap ke arah kak Rudi.

 

 "Kamu masih mau lanjut apa gimana?" tanya Ayah lagi. Pertanyaan yang begitu menyesakkan hatiku.

 

 Ya disatu sisi aku sangat kecewa, aku sangat benci dengan mas Aris, tapi disatu sisi lagi masih ada setitik rasa untuknya dihatiku. Kita sudah kenal dan dekat begitu lama, banyak hal hal indah yang tidak bisa dilupakan, sejak pacaran mas Aris gak pernah neko neko, dia orang yang sangat baik. Tapi entah kenapa dia sekarang mulai berulah.

 

 "Kamu jadi perempuan jangan mau ditindas Sif, kamu harus kuat, masak udah diselingkuhin kamu masih mau terima lagi." timpal kak Rudi.

 

 "Biarlah Sifa berpikir dulu Rud," sahut Ayah "Semua keputusan ada ditangan Sifa, namanya juga kehidupan apalagi orang yang sedang membangun rumah tangga, akan begitu banyak cobaan dan rintangan,  karena tidak semua hal itu harus sempurna,  semua punya kekurangan. Mungkin ini bagian dari lika liku rumah tanggamu nak. Semua yang ada didunia tidak ada yang luput dari ujian dan masalah. Terkadang ada yang diuji dengan sakit, diuji dengan mertua yang jahat, diuji dengan kekurangan materi, kadang ada yang suaminya jahat sering berbuat kasar, ada yang tidak kunjung diberi momongan, tapi balik lagi semuanya kamu yang memutuskan. Ayah hanya memberi nasehat saja." Aku tidak kuasa menahan tangis, langsung ku peluk Ayah, kutumpahkan segala tangisku.

 

 Ya tidak ada manusia yang sempurna didunia ini, mungkin ini adalah ujian rumah tanggaku. Lalu apakah aku harus menerima semua kenyataan ini, dan memaafkan mas Aris. Aku bahkan tidak tau sejauh mana hubungan mas Aris dengan selingkuhannya itu. Aku juga heran bagaimana bisa mas Aris selingkuh, padahal biasanya dia selalu membatasi hubungannya dengan perempuan, bahkan dia selalu menjaga jarak dengan wanita yang bukan mahramnya.

 

 

 

---‐

 

 Jarum jam menunjukkan pukul sepuluh malam, aku masih belum bisa memejamkan mata ini. Pikiranku masih dipenuhi dengan bayang bayang mas Aris dan selingkuhannya. Aku harus segera menemui mas Aris, agar masalah ini cepat terselesaikan.

 

 Aku nyalakan ponselku yang dari siang ku matikan, begitu banyak panggilan dan pesan yang masuk. Aku hanya membacanya tidak berniat untuk membalas atau menghubungi siapapun.

 

 Aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, lalu merebahkan diri dikasur untuk mengistirahatkan tubuh ini.

 

--

 

Gimana teman teman, Sifa sama Aris cerai atau baikan nih ?

 

 

 

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Isabella
tergantung thoer jika udah melampaui batas suami istri ya cerai aja. jika belum dan dia menyesal baru baikan
goodnovel comment avatar
Ratih Mae
kalau aku sih cerai aja ....setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, tapi jika SDH selingkuh tak ada maaf lagi....
goodnovel comment avatar
Wagirin
sebaik nya pisah aja, rmh tangga sdh tdk sehat. jika di lanjutkanpun ntar hanya ke pura2an..pura2 bahagia, pura2 setia..selingkuh itu suatu penyakit yg susah sembuhnya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status