KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 60
"Sekarang bukan saatnya untuk menyesali diri, Anisa bagaimana itu?" Mama yang masih berdiri menunjuk Anisa. Ia tidak berani mendekat karena mamaku itu juga takut dengan yang namanya darah.
"Ini semua gara-gara kamu, Rey?" Tunjuk Bu Susi.
"Lho, kok aku?"
"Ya jelas, lah. Coba kalau kamu ngasih uang yang banyak sama Anisa, tentu aku tidak akan mengajak Anisa pergi dari sini dan insiden ini tidak perlu terjadi." Bu Susi mendengkus kesal.
"Sudah kubilang debatnya kita lanjutkan nanti saja. Ayo sekarang bawa Anisa ke rumah sakit." Titah Mama.
Bu Susi memberikan kunci mobilnya padaku dan kami segera meluncur ke rumah sakit.
***
"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" Kami bertiga menyongsong seorang pria berkacamata yang keluar dari ruangan Anisa yang baru saja mendapatkan pertolongan setelah menunggu waktu yang cukup lama.
"Pak, Bu, yang sabar, ya?" jawab dokter.
Bu Susi sudah tidak sabar ingi
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 61"Mama tidak mau kehilangan aku sebagai menantu, kan?" Kali ini Anisa menggoyangkan lengan mama."Em, bagaimana, ya?" Mama mendongak dengan tatapan menerawang."Bukankah Mama yang sudah memintaku untuk menikah dengan Mas Rey. Aku janji, Ma, setelah ini aku akan hamil lagi. Bahkan, aku rela dicampuri setelah ini agar bisa cepat hamil lagi.""Jangan gi*a kamu, Nis, wanita yang sedang dalam masa nifas tidak boleh dicampuri,""Iya, kah?""Iya, lah. Sudahlah kamu memang tidak punya harapan lagi untuk bersama Rey. Mungkin ini salah satu jalan agar kamu bisa pisah dengannya.""Enggak, Ma. Aku nggak mau hidup sendiri." Anisa menggeleng."Sudah kubilang kamu akan mendapatkan lelaki yang lebih segalanya dari dia. Kalau perlu aku akan mencarikan pasangan yang pas untuk kamu dengan membuat pengumuman di seluruh penjuru kota. Ya, semacam sayembara gitu.""Kok kesannya aku seperti tidak laku s
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 62"Ada apa ini, Rey? Kenapa kamar kamu seperti kapal pecah gini?" tanya Mama melotot."Ma, uang hasil penjualan mobil hilang!" Aku terduduk sambil mengacak rambut kasar. Itu adalah satu-satunya uang yang kami miliki untuk bisa bertahan hidup."Masa sih? Carilah yang benar?""Udah aku cari, tetapi tetap nggak ada. Pasti ada seseorang yang telah mengambilnya.""Kamu, sih, naruh sembarangan." Mama mencoba membolak-balik seprai sehingga makin berantakan seperti kapal pecah."Udah, Ma. Nggak usah nambahi berantakan kamar ini!""Memangnya kamu taruh di mana?""Aku taruh dalam laci itu, tetapi sudah kusimpan dalam tas kresek hitam biar nggak kelihatan kalau uang." Aku menunjuk tempat yang tadinya untuk menyimpan uang dan kini sudah terbuka."Seharusnya kamu suruh Mama yang simpan, pasti aman." Mama kesal."Sudah terlambat, uang itu sudah nggak ada." Aku mengerucutkan bibir d
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 63"Oh, ya? Lalu dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu? Jangan-jangan kamu yang ambil uangku, ya?" Aku menunjuk muka Gibran. Ya, melihat adikku itu beli sesuatu barang mahal untuk pacarnya itu membuatku teringat dengan uangku yang baru saja hilang. Wajar, kan aku menuduh Gibran yang ambil?"Mengambil uang Mas Rey? Ya ampun, Mas! Memangnya Mas punya uang sehingga bisa menuduhku?" Gibran tertawa lebar sehingga ingin rasanya kutampar wajahnya yang sangat mirip dengan almarhum papa itu."Makanya, Mas, cari kerja biar punya uang. Uang aja nggak punya, malah mengaku kehilangan. Mas mulai stres, ya?""Aku benar-benar kehilangan uang.""Dalam mimpi?" Gibran masih saja tertawa."Enggak, aku baru saja jual mobil, tetapi uangnya sekarang nggak ada.""Serius? Mobil itu sudah dijual? Pantesan aku celingukan mencari keberadaan mobil itu, tetapi nggak ada.""Kamu yang ambil uang
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 64"Aku pergi dulu, ya, Mas!" Bella mencium pipi Gibran kanan dan kiri secara bergantian."Mau kuantar?" tanya Gibran."Enggak, Mas. Aku bisa sendiri, dah!" Bella melambaikan tangan."Sepertinya memang ada yang tidak beres dengan si Bella itu," ucap Mama seperti bergumam sendiri."Gibran, sebaiknya kamu pikir-pikir lagi untuk menikahi Bella. Selain matre, ia juga tidak beres. Mama punya firasat buruk tentangnya.""Sudah berapa kali kubilang, Mama tidak usah ikut campur," ucap Gibran ketus."Terserah kamu, lah.""Ya emang terserah aku." Gibran ngeloyor masuk ke kamarnya."Kalau bukan Gibran, terus siapa yang mengambil uangku, Ma?""Kita pikirkan itu nanti. Sekarang kita ke rumah Ulfa dulu. Aku ingin memberinya hadiah agar ia tahu kalau aku sangat menyayangi dan perhatian pada calon cucu yang ada di dalam rahimnya itu. Kita bawa susu yang diambil Anisa karena ia sekarang
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 65"Mama, tolong aku, Ma!" Aku berlari ketakutan keluar dan menabrak apa saja yang ada di depanku."Ada apa, sih, Rey? Mama lagi mau istirahat ini!""Ma, barusan si Anisa telepon, dia bilang sudah mengambil uang hasil penjualan mobil kita," ucapku dengan terengah-engah."Itu tidak mungkin, Rey. Anisa masih di rumah sakit saat ini.""Apa mungkin itu arwahnya si Anisa, ya, Ma?""Arwah? Maksud kamu?""Siapa tahu di Anisa mati tertabrak mobil kemudian arwahnya marah sama kita karena sudah menyakitinya. Yang aku dengar, ya, Ma, wanita yang mati usai melahirkan akan menjelma menjadi kuntilanak. Hii." Aku bergidik ngeri. Seketika bulu kudukku berdiri."Mulai sekarang kita harus siap-siap diteror oleh si kuntilanak Anisa." Peluhku bercucuran karena takut. Tubuhku gemetar"Reyhan, Reyhan, mana ada kuntilanak. Kita cari tahu dulu apa yang sebenarnya terjadi sebelum membuat kesimp
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 66"Halo, Mas. Setelah kuhitung ternyata uang ini tidak cukup untuk membayar ganti rugi selama di rumah kamu setelah dikurangi untuk biaya rumah sakit tadi." Terdengar suara Anisa dari seberang sana.Tanganku terulur dan gemetar saat mengambil benda yang baru saja memperdengarkan suara wanita yang baru saja kutinggalkan itu."Mas? Kamu dengar aku, kan?""I--iya.""Bagus kalau telingamu masih berfungsi dengan baik. Benar kata Mama, aku harus pisah dengan lelaki brengs*k dan tidak bertanggung jawab sepertimu.""Nis, ka--kamu masih hidup, kan? Dan kamu tidak melakukan panggilan ini dari alam kubur, kan?" tanyaku lirih. Balam bayanganku, si Anisa sudah menjelma menjadi wanita berambut panjang yang memakai baju putih menyentuh tanah dan sedang tertawa menyeringai."Kamu ini ngomong apa, sih, Mas? Dengar, ya. Kamu nggak usah mencari uang itu lagi karena uang itu sudah aman dalam genggamanku." Su
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 67" Jadi, saat kami pergi meninggalkan aku tadi, aku segera menghubungi Mama dengan pinjam ponsel salah seorang perawat di sana. Mama segera menjemputku dan mengantar ke rumah kamu untuk mengambil ponsel dan semua bajuku. Awalnya aku hanya ingin mengambil apa yang kupunya karena tidak mungkin meninggalkan pakaianku yang bagus-bagus itu sama kamu. Kesenengan kamu nantinya, bisa dijual dan masih bisa laku dengan harga tinggi karena semua pakaianku adalah baju branded. Mama bilang kalau kamu sudah jual mobil, aku carilah uang itu. Dan beruntungnya aku, kamu tidak segera pulang sehingga aku leluasa mencarinya hingga akhirnya ketemu di laci."Ah, sepulang dari rumah sakit, kami memang tidak langsung pulang melainkan mampir makan dulu. Kini aku hanya bisa menyesali diri kenapa tadi begitu terburu-buru saat mengantar Anisa ke rumah sakit sehingga tidak sempat mengunci pintu. Pantas saja Anisa bisa dengan mudah masuk dan menggondol uangku.&
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 68"Ayo, Rey, buka ponselnya!" Mama menggoyangkan lenganku."Buat apa?""Tanya Mbah Google!""Nih, biar Gibran aja yang cari!" Aku mengulurkan ponselku pada Gibran."Eh, kok, aku? Enggak. Aku nggak mau ikutan stres seperti kalian. Mana ada paranormal yang bisa ngasih ilmu begituan." Gibran mengibaskan kedua tangannya."Sepertinya benar kata Mama. Aku juga ingin tahu apakah nanti Ulfa bisa menerimaku kembali atau tidak? Oke, aku harus tanya Google di mana paranormal itu tinggal." Aku tersenyum dan menarik kembali ponsel yang sudah ditolak Gibran."Mas, please jangan mengada-ada!" Gibran menangkupkan tangan di dada."Kamu nggak usah khawatir, Gi. Nanti kalau aku sudah bisa meramal masa depan, akan kukasih tahu seperti apa kehidupan kamu dengan Bella nantinya. Apakah akan bahagia atau tidak? Apakah dia wanita setia atau tidak? Jadi, kamu bisa persiapan dari sekarang. Tak kusangka Mama punya ide ce