Share

BAB 2

Author: Ede Thaurus
last update Last Updated: 2022-11-16 11:54:56

Lisa kaget. Dia tidak menyangka Steven setuju untuk bercerai dengannya.

“Betul kan, kamu memang selingkuh!” Lisa mulai menangis. Dia yakin hanya wanita lain yang mampu membuat Steven melupakan anniversary mereka dan memperlakukan Lisa dengan dingin, bahkan ingin menceraikannya.

“Kamu senang kan kalau kita bercerai, jadi kamu bisa bebas dengan selingkuhanmu. Kamu pasti bosan melihat aku yang gemuk, jelek, tidak terawat. Makanya kamu mencari wanita lain yang lebih cantik dan seksi.” tangis Lisa bertambah keras.

Steven menahan nafas untuk menenangkan dirinya. Dia sadar saat ini Lisa sedang mengalami burnout* dan yang dia butuhkan hanya dukungan dari Steven. Tapi Steven terlalu lelah. Dia juga sedang kewalahan dengan masalah di kantor dan hanya membutuhkan dukungan Lisa.

Steven sebenarnya hanya ingin pulang, memeluk Lisa sambil menceritakan tentang pekerjaannya yang sedang di ujung tanduk. Steven bekerja sebagai Arsitek di sebuah perusahaan arsitektur dan kontraktor yang cukup bonafide. Sebagai salah satu Arsitek senior Steven merasa posisi nya tidak akan tergantikan. Apalagi banyak klien yang hanya ingin menggunakan desain Steven.

Namun, hari ini Steven baru tahu. Selama ini, keponakan salah satu pemilik perusahaan dengan saham terbesar, mengambil banyak klien nya. Steven selalu berpikir positif saat keponakan bosnya meminta masukannya setiap kali membuat sebuah desain. Ternyata semua proyek yang dia bantu itu seharusnya menjadi proyek Steven.

Steven mengadu kepada bosnya, tapi malah disuruh untuk mengundurkan diri kalau memang tidak menyukai keponakannya. Di acara makan malam hari ini bosnya malah mengumumkan bahwa mulai besok sang keponakan akan menjadi atasan Steven.

Steven bernar-benar merasa tertekan dan sangat membutuhkan dukungan Lisa untuk mengurangi beban yang ada di pundaknya. Tapi dia tidak menyangka Lisa malah menambah bebannya.

Steven memandang Lisa dengan acuh, dia sangat mencintai Lisa dan tidak ingin menyakitinya tapi terus menerus menjadikan perselingkuhan Steven yang tidak pernah terjadi itu sebagai alasan benar-benar membuat Steven putus asa. Kalau Lisa memang mau bercerai, Steven tidak ingin menahannya lagi.

“Terserah apa katamu. Aku benar-benar nggak peduli lagi. Ingat bukan aku yang minta cerai tapi kamu!” sembur Steven sambil mengambil bantal dan selimut lalu keluar dari kamar. Dia hanya ingin tidur nyenyak dan melupakan hari ini. Karena itu Steven memilih tidur di sofa ruang tamu.

Lisa yang ditinggalkan Steven terus menangis. Dia tidak bisa menahan airmatanya. Lisa tidak menyangka dia akan mengucapkan kata cerai. Tapi lebih tidak menyangka lagi Steven setuju dengan permintaannya.

Setelah lelah menangis, Lisa menghapus airmata dari pipinya.

“Ok, sepertinya pernikahan ini memang harus berakhir. Sekarang yang paling penting adalah anak-anak. Aku harus kuat buat anak-anak.” ucap Lisa lantang, menguatkan hatinya lalu membuka laci disamping tempat tidurnya.

“Aku akan tidur dan bangun besok dengan tenaga penuh untuk menjadi seorang janda.” bisik Lisa meyakinkan dirinya sendiri, sambil mengambil botol obat tidur yang diberikan oleh iparnya yang seorang Psikiater.

Sudah beberapa hari Lisa mengalami kesulitan tidur dan keadaan emosinya mulai tidak stabil, karena itu dia mengkonsumsi obat tidur agar kewarasan tetap terjaga.

Lisa membuka botol putih yang berisi obat tidur dan berusaha mengeluarkan satu tablet. Tapi Lisa malah membuat 5 butir obat keluar dari kemasannya. Lisa mengambil satu tablet, menaruh sisanya di atas meja. Lisa sengaja tidak memasukkannya kembali ke dalam botol. Dia takut obatnya tidak higienis dan mengotori obat lain yang ada di dalam botol karena sudah menyentuh tangannya.

Lisa kemudian merebahkan tubuhnya. Dia masih memikirkan pertengkaran tadi. Lisa tahu obat ini baru akan bereaksi kurang lebih lima belas menit setelah dimakan. Namun, Lisa tidak ingin menunggu terlalu lama untuk tidur, dia benar-benar ingin beristirahat dan melupakan semua pertengkarannya dengan Steven.

“Makan saja semuanya, biar cepat.” ucap Lisa lalu memasukkan 4 tablet lagi ke dalam mulutnya.

***

Steven berusaha untuk tidur tapi suara tangisan Lisa membuatnya sulit untuk beristirahat. Steven ingat di hari pertunangan mereka, Lisa dan Steven pernah berjanji kalau mereka sudah menikah nanti, mereka tidak akan pernah mengucapkan kata cerai kecuali mereka sungguh-sungguh ingin bercerai.

“Akhirnya berhenti juga nangisnya” guman Steven setelah tidak mendengar suara apapun lagi dari kamar. Steven sangat kesal, hanya karena foto yang tidak ada artinya itu Lisa jadi bereaksi berlebihan.

“Cerai? Setiap ulang tahun pernikahan dia yang selalu mengingatkan perjanjian kami waktu tunangan. Malam ini malah dia yang mengingkarinya.” gerutu Steven kesal. Steven kembali berusaha tidur, dia baru saja menutup matanya ketika tiba-tiba teringat sesuatu.  Steven segera meraih HP nya dan membuka kalender. Mata Steven terbelalak dia baru sadar kalau dia melupakan hari ulang tahun pernikahan mereka.

‘Pantas saja dia mengamuk, aku pulang subuh tanpa mengucapkan apapun. Bodoh! Bodoh!’ kutuk Steven dalam hati sambil memukul kepalanya berkali-kali.

Lisa memandang penting setiap peringatan peristiwa apapun. Ulang tahun, ulang tahun pernikahan, hari kematian ayahnya, dan momen penting lainnya. Steven tahu itu dan sadar bahwa dia sudah membuat sebuah kesalahan besar.

Perlahan-lahan Steven masuk ke dalam kamar. Gelap. Hanya lampu kecil yang ada di samping tempat tidur yang menyala. Steven menarik nafas panjang, lalu berjalan mendekati Lisa. Steven baru akan mengecup dahi Lisa ketika dia melihat ada yang aneh dengan Lisa.

Steven segera menyalakan lampu, dia melihat Lisa bernafas pendek-pendek, wajahnya membiru, badannya bergetar seperti kedinginan, dan sepertinya Lisa tidak sadarkan diri.

* kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental karena stres berlebihan dan berkepanjangan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KEMBALI PULANG   BAB 110

    "Dari situ aja sebenarnya lo bisa mengambil kesimpulan, kenapa kami menjauh," lanjut Donna memandang Lisa dengan tajam. "Karena pada dasarnya lo cuma mikirin diri lo sendiri. Bersahabat dengan kami pun itu demi diri lo sendiri," jelas Donna dengan gamblang. "Kenapa kalian bisa mengambil kesimpulan begitu? Gue tulus sayang sama kalian sebagai sahabat. Tapi kalau kalian menjauh, gue bisa apa? Kalau kalian memang nggak mau bersahabat lagi, untuk apa gue peduli?" jawab Lisa yang ikut terpicu amarahnya mendengar kata-kata Donna. "Karena itu bukan sekedar kesimpulan yang kami buat, tapi kenyataan. Kita berteman sejak masuk kuliah sampai hampir lulus. Lu tahu enggak kalau Rebekha pernah hampir diperkosa bapak tirinya? Lo tahu enggak kalau Ersa sering nangis karena sampai dewasa pun masih dimarahi orangtuanya kalau nilai ujiannya jelek? Enggak tahu kan?" Lisa diam. Dia memang tidak tahu semua kejadian itu. "Tapi lo pasti tahu dong kalau gue pernah naksir Steven? Tapi lo pura-pura enggak t

  • KEMBALI PULANG   BAB 109

    "Gue ngerti dan lagi-lagi gue iri dengan apa yang lo punya. Tapi yah, namanya hidup. Yang gue punya lo enggak punya, begitu juga sebaliknya. Sekarang mari kita nikmati hidup kita masing-masing dan melakukan yang terbaik dengannya," ujar Rebekha sebelum mereka saling berpelukan dan berpisah ke arah tujuan mereka masing-masing. Setelah berbicara banyak dan terbuka dengan Rebekha, Lisa merasa sangat lega. Dia menyesal mengapa selama ini terkurung dalam pikiran yang negatif. Dia selalu merasa sebagai korban, menyalahkan orang lain, tidak mempercayai siapapun bahkan dirinya sendiri dan terbenam dalam ketidak percayaan diri. Ternyata, kematian ibunya meski memunculkan rasa sakit baru, namun telah menjadi obat untuk semua rasa sakitnya selama ini. Lisa membayangkan andaikan dia bisa memandang hidup dari sudut yang lebih positif bersama ibunya, pasti semuanya lebih sempurna. *** "Bang Gerard mau menikah dengan Donna, rencananya besok dia mau membicarakan dengan papa dan mama," lapor Steve

  • KEMBALI PULANG   BAB 108

    "Lisa, sorry gue baru dengar kabar tentang tante Gayatri. Turut berdukacita ya," ucap Rebekha tulus. Lisa membuang napas panjang."Thank you," jawab Lisa singkat."Boleh enggak kita ketemu? Sejak kita bertengkar, gue ngerasa enggak tenang. Sepertinya kita harus bicara dan membereskan semuanya. Bagaimana?" Lisa diam sejenak."Oke, kapan? Dimana?" "Kalau sekarang? Di Kafe Kofee aja dekat rumah lo, gimana?" Lisa setuju lalu segera bersiap-siap setelah menutup teleponnya.Lisa tiba duluan karena tempat mereka bertemu sangat dekat dengan rumahnya. Dia segera memesan minuman coklat dingin dan beberapa camilan untuk menemaninya menunggu Rebekha. Ternyata Lisa tidak menunggu terlalu lama."Hai," sapa Rebekha. Lisa hanya menganggukkan kepalanya. Rebekha duduk di hadapan Lisa dengan canggung."Elo udah tahu belum kalo Donna udah dilamar?" tanya Rebekha mencoba mencari bahan pembicaraan."Belum," jawab Lisa singkat."Rencananya mereka mau menikah secepatnya, secara sederhana." Lisa menganggukan

  • KEMBALI PULANG   BAB 107

    "Mama ...," raung Lisa setelah video itu berakhir. Steven menutup matanya berusaha menahan tangis. Hatinya benar-benar hancur melihat airmata Lisa. "Mama, maafkan aku. Maafkan aku karena hanya memikirkan diriku sendiri." Lisa terus meraung. Steven tidak mengatakan apa-apa, dia hanya menggenggam tangan Lisa dan membiarkan istrinya mengeluarkan semua kesedihan, kemarahan dan penyesalannya. Lisa berusaha keras menghentikan tangisnya. Dia mengumpulkan semua sisa kekuatannya untuk menahan rasa kehilangan yang sangat menyakitkan. Lisa kembali membereskan barang-barang ibunya. Dia memasukkan baju-baju ibunya ke dalam kardus. Rencananya Lisa akan menyumbangkan semua pakaian ibunya. Sementara Steven membereskan barang-barang lain dan menyusunnya dengan rapi agar Lisa dapat memilih dan memutuskan akan melakukan apa dengan barang-barang itu. "Lisa, sepertinya kamu harus baca ini." Steven menyerahkan selembar kertas kepada Lisa. Kertas dengan tulisan tangan ibu Lisa yang dibuat terburu-buru.

  • KEMBALI PULANG   BAB 106

    "Ada apa bang?" tanya Steven kaget."Bu Gayatri meninggal dunia," jawab Gerard dengan wajah menyesal. Steven tidak punya waktu untuk bertanya lebih lanjut dan langsung berlari menuju mobilnya dan bergegas pulang ke rumah.Dia sudah meminta Gerard untuk menghubungi papa dan mamanya agar mereka bersiap-siap. Steven juga minta papa dan mamanya untuk merahasiakan berita ini. Steven ingin Lisa mendengar kabar ini dari mulutnya.Steven merasa sangat terpukul dengan kematian mertuanya. Membayangkan reaksi istri dan anak-anaknya, membuat Steven lebih tertekan lagi. Steven tahu anak-anaknya lebih dekat dengan mertuanya daripada dengan orangtua Steven, selain itu mereka yang menemukan omanya tidak sadarkan diri. Anak-anaknya pasti akan sangat sedih. Sementara Lisa dia pasti akan menyesali kemarahan yang masih dia simpan, hingga tidak mau mengunjungi ibunya."Aaah!" teriak Steven, kepalanya terasa mau pecah membayangkan apa yang akan terjadi."Mana Lisa?" tanya Steven kepada ayah dan ibunya yang

  • KEMBALI PULANG   BAB 105

    "Anak-anak bagaimana?" tanya Steven yang membayangkan kepanikan anak-anaknya karena ibu dan omanya sama-sama berada di rumah sakit."Mereka ketakutan, apalagi mereka yang pertama kali menemukan bu Gayatri," jawab Ibu Steven dengan nada sedih."Kalau bisa, tolong antarkan mereka kesini. Lebih baik mereka bersama aku disini, supaya mereka tidak terlalu ketakutan," pinta Steven. Berada di samping ayah mereka pasti akan membuat kedua anaknya tenang."Oke, kami hanya akan memastikan keadaan mertuamu, lalu segera kesana." Bu Gayatri mematikan teleponnya, lalu memeluk kedua cucunya agar mereka tidak terlalu ketakutan.***"Kamu sudah enakkan?" tanya Steven kepada Lisa yang sudah sadar. Steven diperbolehkan masuk sebentar, sebelum diadakan pemeriksaan radiologi untuk mengetahui alasan kepala Lisa tadi terasa sangat sakit."Iya, tadi kepalaku tiba-tiba sakit sekali. Tapi sekarang rasa sakitnya benar-benar hilang." Lisa memegang kepalanya dengan tangan yang tidak diinfus."Tapi kamu tetap harus

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status