Share

KEMBALI PULANG
KEMBALI PULANG
Penulis: Ede Thaurus

BAB 1

-2007-

Lisa meregangkan tubuhnya dengan malas, dia masih menutup matanya karena pantulan cahaya matahari yang memasuki kamarnya. Sepertinya obat tidur yang dia minum semalam benar-benar efektif, tidurnya nyenyak dan kepalanya terasa ringan.

“Jam berapa ini?” Lisa yang menyadari harus menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya, segera membuka matanya lalu melompat dari tempat tidur.

Tapi dia begitu kaget ketika melihat sekelilingnya dan menyadari bahwa ini bukan kamarnya. Lisa mencoba mengenali dimana sekarang dia berada. Perlahan-lahan Lisa mengingat tempat itu.

“Ini kan rumah lama!” pekiknya kaget.

Rumah ini dijual sembilan tahun yang lalu, beberapa bulan setelah kematian ayahnya.

‘Bagaimana aku bisa berada di sini?’ ucap Lisa dalam hati.

***

-2022- (SEHARI SEBELUMNYA)

“Kamu dari mana? Kok baru pulang jam segini?” tanya Lisa sambil menunjuk ke arah jam dinding. Jam setengah satu pagi dan Steven pulang dengan penampilan berantakan, berbau rokok dan sedikit aroma alkohol.

“Tadi bos bikin acara makan malam dengan semua pegawai.” jawab Steven, suami Lisa dengan wajah lelah. Lisa semakin kesal, karena tadinya dia berpikir Steven sengaja pulang lewat jam duabelas untuk memberikan kejutan hari ulang tahun pernikahan mereka yang ke delapan.

“Terus kok nggak ngabarin? Telpon nggak dijawab, pesan nggak dibalas! Aku sampe nggak makan malam karena nungguin kamu.”

“Yah makanlah sana!” jawab Steven ketus. Tubuhnya dan pikirannya sangat lelah, dan hal terakhir yang ingin dia dengar adalah omelan istrinya.

“Kenapa sih kamu? Apa kamu lupa masih punya istri di rumah? Apa jangan-jangan ada perempuan lain yang kamu perhatiin, makanya kamu nggak peduli sama aku!” amuk Lisa, dia sudah menahan lapar semalaman karena khawatir terjadi sesuatu dengan suaminya, sekaligus bersemangat membayangkan kejutan dari suaminya. Tapi jangankan kejutan, memandang Lisa saja Steven enggan.

“Aku capek. Mau mandi.” Steven takut akan lepas kendali, maka dia mengacuhkan amukan Lisa dan segera masuk ke kamar. Mereka telah menikah selama bertahun-tahun dan memiliki dua anak. Tapi bagi Steven istrinya masih menjadi misteri, dia tidak tahu kapan istrinya akan memberi respon yang menenangkan dan kapan istrinya akan meledak.

Lisa menyusul Steven ke kamar. Steven telah masuk ke kamar mandi.

Lisa yang emosi dengan berbagai prasangka buruk di kepalanya, mengambil HP Steven yang terletak di atas meja lalu membukanya.

“Pesan dari siapa ini?” repet Lisa melihat pesan terakhir tanpa nama, dengan foto profil seorang wanita.

[Ini foto yang tadi, keren kan] tertulis di bawah foto Steven dengan seorang perempuan cantik dan berpakaian seksi.

Lisa tidak bisa menahan amarahnya.

“Steven, cepat keluar!” teriak Lisa sambil memukul pintu kamar mandi keras-keras.

“Apaan sih?” Steven yang baru selesai mandi, kaget dan segera melilitkan handuk ke pinggangnya lalu keluar dengan kesal.

“Ini siapa? Kamu selingkuh ya?” tanya Lisa dengan wajah yang mulai memerah karena menahan emosi.

Steven merampas HP nya lalu menarik tangan Lisa, membawanya ke tempat tidur.

“Duduk!” perintah Steven kepada Lisa. Lisa duduk dengan patuh.

“Kamu ingat nggak ini wajahnya siapa?” tanya Steven pelan. Lisa menggelengkan kepalanya.

“Ini Angel, seniormu di kampus dulu. Tadi kami nggak sengaja ketemu di restoran. Aku sih benar-benar lupa wajahnya, tapi ternyata dia masih kenal aku. Dia minta foto terus minta nomor HP ku buat ngirim foto tadi. Yah masa aku nolak?” jelas Steven menyerahkan kembali HP nya kepada Lisa. Lalu mulai berpakaian.

Lisa terdiam, dia memandang foto Steven dan Angel cukup lama. Lisa kaget melihat betapa cantik dan seksinya Angel.

“Iya ini emang Angel.” ucap Lisa pelan, lalu tersenyum getir.

“Jadi ternyata kamu selingkuh sama Angel?” tanya Lisa sinis. Steven menarik nafas panjang, dia memijat pelipisnya, berusaha menahan amarah yang membuncah di dadanya.

“Lisa, aku udah bilang. Kami nggak sengaja ketemu!” jawab Steven menahan amarahnya.

“Kamu pikir aku perempuan lugu yang percaya begitu saja? Kamu pikir aku nggak tahu tindak tanduk mu di luar sana? Kamu pikir aku-”

“Cukup!” Steven menghentikan Lisa dengan teriakannya.

“Kamu benar-benar keterlaluan. Apa sih salahku? Kenapa kamu membuang sampah yang ada di kepalamu ke aku?” bentak Steven yang benar-benar tidak tahan lagi dengan sikap Lisa.

“Sampah? Kepalaku berisi sampah atau kamu yang berencana membuangku seperti sampah? Apa Angel yang membuatmu ingin mencampakkan aku?” Lisa menjawab Steven dengan amarah yang sama. Lisa tidak percaya kalau Steven tidak punya wanita idaman lain.

Suaminya masih sangat menawan. Usia Steven memang sudah tigapuluh delapan tahun, tapi pesona Steven malah bertambah, tubuhnya masih atletis, rambutnya tebal dengan sedikit uban yang menambah kesan maskulin, belum lagi senyumnya yang manis dan meneduhkan. Semua kualitas itu pasti membuat para wanita berputar di sekitarnya.

Sementara Lisa yang kini berusia tigapuluh empat tahun, memang lebih muda dari Steven tapi merasa wajahnya tampak lebih tua. Tubuhnya sedikit subur, rambut dan kulit yang kurang terawat, ditambah dengan penampilan yang jarang rapi karena terus berkutat dengan pekerjaan rumah tangga. Membuat Lisa sadar, kalau dia pasti kalah bersaing dengan wanita-wanita di luar sana.

“Sudah, aku nggak mau bertengkar. Aku capek mendengar imajinasi liarmu.” sahut Steven menyerah, bagaimanapun dia berusaha menjelaskan, Lisa pasti tidak mau mendengar.

Steven segera naik ke tempat tidur lalu menutup wajahnya dengan selimut. Dia tidak memiliki tenaga untuk memberikan penjelasan panjang lebar kepada Lisa.

“Aku mau cerai saja!” jerit Lisa sambil menatap punggung Steven. Di dalam selimut, Steven membuka lebar matanya. Dia tidak tahu harus memberi reaksi apa. Delapan tahun pernikahan mereka tentu saja mereka sering bertengkar tapi ini pertama kali Steven mendengar Lisa mengatakan ingin cerai.

“Sepertinya kita sudah tidak cocok lagi.” sambung Lisa berharap Steven memberikan reaksi terhadap kata-katanya. Harapan Lisa terkabul, Steven bangun lalu duduk menghadap Lisa.

“Kamu sadar kan arti kata-katamu tadi? Hanya karena kecemburuanmu yang tidak beralasan kamu mau minta cerai? Ayolah Lisa, kita bukan remaja yang kalau marah tinggal minta putus. Kita ini suami istri dengan dua anak!” bujuk Steven, berusaha menenangkan Lisa. Dia tidak menyangka Lisa akan bertindak sejauh ini.

“Kamu cuma overthinking Lisa. Hari ini aku benar-benar lelah. Sebaiknya kita istirahat dulu. Besok kita bahas lagi semuanya dengan pikiran jernih, ok?” Akhirnya Steven menyerah, dia sedikit membujuk Lisa agar kegilaan ini tidak berlanjut.

“Bukan, ini bukan karena aku overthinking. Juga bukan cuma karena kejadian hari ini. Aku sudah memikirkan matang-matang dan sudah tidak tahan lagi. Aku mau berpisah saja.” jawab Lisa tegas.

Steven menutup wajah dengan kedua tangannya. Dia benar-benar marah melihat kerasnya hati Lisa. Hanya karena masalah sepele Lisa sampai ngotot meminta cerai. Begitu banyak makian dan kata-kata kasar yang ingin dia keluarkan tapi tertahan di tenggorokannya.

“Ok, kalau begitu, mari kita bercerai!” Akhirnya hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Steven, lalu dia kembali masuk ke dalam selimut.

Lisa kaget. Dia tidak menyangka Steven setuju untuk bercerai dengannya.

Ede Thaurus

Hi semua, terima kasih sudah singgah di cerita ini. Silakan tinggalkan komen dan pendapat kalian.

| 1

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status