Share

KEYAKINAN

“Keluarlah dan makan ini.”

Bang Amar mengetuk pintu kamar mandi dan memanggilku seolah tidak ada yang terjadi.

Aku duduk di sampingnya, menyambar jaket yang ada di kursi untuk menutup tubuhku yang hanya memakai baju kurang bahan ini.

“Bagaimana perasaanmu?” tanya Bang Amar.

Seharusnya aku yang bertanya kepadanya, kenapa justru dia yang lebih dulu bertanya?

“Seharusnya aku yang bertanya, bagaimana perasaan Abang?”

“Abang belum merasakan apa-apa, bagaimana kalau mencobanya sekali lagi?”

Aku mendelik menatapnya, apa dia bergurau?

Bang Amar kembali mendekatiku, apa dia menantang? batinku. Aku segera berlari, kembali menyembunyikan tubuhku di balik selimut.

Bang Amar tertawa.

“Kenapa bersembunyi bukankah mau menolong Abang?”

tanya Bang Amar menggoda.

“Astagfirullah."

Aku tersenyum di balik selimut.

“Apa dia sudah normal? Apa orang berkelainan secepat itu sembuhnya?”

Aku bergumam sangat pelan nyaris tak terdengar.

“Bulan, Abang bukanya tidak bisa menyentuhmu, dan memberikan nafkah batin unt
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status