Share

BAB 4 MENGENAL GIANDRA LAGI

Pukul enam pagi di apotek ‘Waras’…

Apotek ‘Waras’ yang beralamatkan di jalan Patung Kuda Selatan satu nomer tujuh belas. Giandra masuk ke apotek dengan menarik pintu kaca yang tidak terkunci dan menyalakan ruang lampu di ruang pelayanan apotek. Giandra mencari petugas jaga semalam yang lupa mengunci. Giandra naik ke lantai kedua menuju kamar pegawai melihat ada dua anak magang yang masih tertidur disana. Giandra membangunkan dua anak magang tersebut dan meminta mereka untuk mandi.

Setelah membangunkan anak magang, Giandra masuk ke ruangannya tiba-tiba menerima telfon dari Lala. Lala menelfon Giandra mengabarkan bahwa ia mengalami ban bocor sehingga akan terlambat berangkat kerja. Giandra memaklumi dan meminta Lala untuk berhati-hati ketika menuju ke apotek dan bertanya siapa kemarin yang bertugas shift malam. Lala menjawab bahwa yang bertugas shift sore kemarin adalah dua anak magang. Sedangkan pegawai apotek shift sore kemarin adalah tugas mas Herdian.

Lala bercerita bahwa mas Herdian jatuh terpeleset dari tangga saat membersihkan lantai dua pukul dua siang dan tidak bisa bekerja maka shift sore dan kemarin hanya ada dijaga oleh anak magang. Mendengar yang menjaga anak magang saja, Giandra mengendalikan emosinya. Ia beredam emosi agar tidak meledak setelah emosi mereda Giandra menuruni anak tangga menuju lantai ruang pelayanan untuk bersiap membuka apotek kemudian berpindah menuju kamar pegawai.  Ada dua anak magang disana, Qeqe dan Reynaldi yang telah menunggu Giandra.

“Selamat pagi dek Qeqe dan dek Reynaldi. Bagaimana tidur tadi malam dek. Apakah nyenyak? Tanya Giandra kepada dua anak laki-laki di hadapan nya yang berstatus sebagai siswa magang di apotek ‘Waras’.

“Nyenyak kok kak,” ucap Qeqe.

“Kakak mau tanya nih, semalam kalian tidur jam berapa ya?. Dan kenapa pintu kaca apotek tidak di kunci dan mengapa gerbang tidak di gembok. Apakah menutup dan mengunci pintu gerbang serta pintu kaca lebih sulit dari belajar?Lalu kalo ada kejadian pencurian terus kalian terluka bagaimana?”

Seketika Reynaldi dan Qeqeq teringat bahwa tadi malam hujan sangat deras dan mati listrik. Membuat Reynaldi dan Qeqe ketakutan sehingga keduanya melupakan untuk mengunci pintu kaca serta menggembok gerbong.

“Jadi cerita nya begini kak, tadi malam hujan sangat deras bahkan listrik nya mati. Lalu saya dan Qeqe ketakutan dan berlari ke kamar di lantai dua. Kami ketiduran dan tidak ingat bahwa pintu kaca dan gerbong tidak ditutup,” kata Reynaldi menjelaskan selaku ketua tim yang kebetulan bertugas shift sore kemarin.

“Baik. Kali ini saya maafkan. Besok lagi jangan gitu ya. Kalian tau kan setiap tahun apotek ‘Waras’ menerima pegawai lulusan dari sekolah kalian. Untuk itu jaga komitmen dan tanggung jawab kalian. Jika setelah lulus berencana melamar pekerjaan disini. Terima kasih untuk kejujuran kalian. Sekarang kalian boleh pulang setelah yang bertugas shift pagi datang. Sekarang jaga ruang pelayanan dulu dan salah satu boleh membantu praktek bu dokter ya,” Giandra memberikan instruksi kepada dua anak magang tersebut. Qeqe dan Reynaldi pamit meninggalkan Giandra di ruangan nya.

Lima belas menit kemudian Lala datang….

“Selamat pagi dek Qeqe dan dek Rey.”

“Selamat pagi kak Lala.”

“Kalian bisa pulang dek. Yang jaga shift pagi hari ini aku kok,” kata Lala sambil absen sidik jari.

“Aku masih nunggu Wayan dan Oldi kak. Mereka yang tugas shift pagi ini,” jawab Rey menejelaskan. Tidak lama, Oldi datang bersamaan dengan Wayan dengan berboncengan.

“Nah itu dia orangnya,” kata Reynaldi dan menghampiri Oldi dan Wayan.

“Kalian kenapa datang terlambat sih. Sudah dicari bu dokter tuh,” Reynaldi memberi informasi.

“Maaf Rey. Jalan pagi ini lebih macet dari biasanya,” Oldi menjelaskan mengapa mereka terlambat. Oldi dan Wayan absen dengan sidik jari. Oldi masuk ke ruang praktek bu dokter dan Wayan jaga di ruang pelayanan. Melihat Oldi sudah datang, Qeqe yang berada di dalam ruang dokter menghampiri Oldi. Dan bertukar shift.

Reynaldi dan Qeqe izin pamit pulang kepada Giandra dan Lala. Pasien datang untuk periksa di bu dokter. Oldi melayani  dengan mendata pasien yang datang. Pasien kedua datang, Oldi pun mencatat data pasien kedua.

Hari ini jadwal Adzana libur kerja. Adzana baru bangun dari tidurnya, membuka pintu kamar melihat sekeliling kosan. Kosan terasa sepi dan tenang bak tak berpenghuni lalu ia menutup kembali pintu kamarnya.  Adzana berjalan ke Kasur kembali rebahan sebentar dan berfikir untuk mandi terlebih dahulu.

Adzana mengambil baju di almari pakaian kemudian masuk ke kamar mandi. Selama lima belas menit ia mandi. Badan terasa segar pikirnya. Adzana menuju meja yang di tutup tudung saji dibukanya tudung saji itu lalu mengambil sendok dan mencicipi bubur ayam bikinan Giandra.

“Yah, buburnya udah dingin tapi gak apa-apa deh aku laper soalnya,” batin Adzana.

Setelah selesai makan, Adzana membersihkan mangkuk kotor bekas bubur ayam tadi. Meletakkan kembali ke dalam rak piring di samping wastafel. Adzana mengambil handphone nya dan menelfon beberapa kawan yang sering ia ajak nongkrong hasilnya tidak semua pada sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Ada yang sibuk mengurus anak nya yang masih bayi, ada yang sibuk mengurus persiapan pernikahan, ada yang sibuk bekerja, dan ada yang sibuk program kehamilan tidak boleh capek oleh dokter kandungan. Adzana akhirnya menyalakan televisi milik Giandra. Tayangan pertama yang muncul adalah berita mengenai kunjungan Pak Presiden dan Pak Wakil Presiden di beberapa daerah di Provinsi Jawa Tengah.

Berita itu menampilkan Pak Presiden dengan Pak Wakil sedang berbincang-bincang dengan seorang nenek berusia tujuh puluh tahun serta pemberian bantuan langsung tunai presiden dan pembayaran tagihan listrik selama tiga bulan. Adzana kagum dengan program Pak Presiden yang menjabat periode ini.

“Wow, Pak Presiden keren mau membayar tagihan listri selama tiga bulan untuk warga desa yang tidak mampu. Padahal udah di kasih bantuan langsung tunai,” Adzana mengomentari berita di tivi. Adzana mengganti channel tivi. Muncul berita lain bahwa Pak Presiden menyetujui aturan pembibitan lobster untuk mencegah penangkapan liar oleh kapal asing. Pak Wakil Presiden juga terlihat mendampingi Pak Presiden dalam rapat penanda tanganan persetujuan pembibitan lobster.

Karena merasa bosan, Adzana berkeliling kamar Giandra yang luas. Luas kamar Giandra tiga kali luas kamar Adzana. Yah seperti menyewa kamar hotel tipe suite room. Lelah berjalan mengelilingi seluruh kamar Giandra, mata Adzana tiba-tiba terfokus pada lamari buku yang berada di pojok dekat televisi. Karena penasaran, Adzana membuka pintu almari tersebut dan ternyata pintu tersebut tidak terkunci. Di buka nya buku yang ada di rak almari yang tersusun rapi disana. Adzana menyentuh sebuah buku besar dan di angkatnya buku besar itu.

Ternyata itu adalah album foto. Album foto itu di keluarkan nya dan meletakan di lantai yang berkayu. Adzana menjelajahi kembali buku-buku di rak almari. Buku-buku fotokopian dan buku cetak semasa sekolah es em ka maupun kuliah masih tersimpan rapi disana.

Saat mengeserkan buku yang di lihatnya tiba-tiba sebuah buku diary using milik Giandra jatuh ke lantai dan membuat Adzana terkejut. Adzana berhenti melihat-lihat koleksi buku Adzana. Mata nya tertuju pada buku diary usang itu. Dibaca lah buku diary milik Giandra tanpa izin Giandra.

Ada delapan tumpukan buku diary yang telah usang milik Giandra. Adzana mulai membuka buku diary Giandra yang pertama. Diary itu pada halaman pertama tertulis masa esdeh ku yang bahagia. Halaman berikutnya Adzana mulai membaca nya.

(Hai perkenalkan nama saya Giandra, hari ini hari minggu, 5 september 1999. Ini kali pertama dian nulis di buku diary yang di ajari bunda buat nulis diary. dian nulis disini ditemani sama bunda. Hari ini sepulang berdoa di gereja dian sama bunda jalan jalan di pasar beli bandana warna merah muda warna kesukaan dian. Makasih ya bunda, dian sayang banget sama bunda )

Adzana menutup buku diary semasa Giandra duduk di bangku sekolah dasar. Membuka buku diary Giandra yang lain. Buku diary kedua ketika Giandra duduk di bangku sekolah menengah pertama.

(selasa, 7 mei 2002. hallo sahabat terbaik ku. hari ini dian masih mendengar berita di tivi kalo ayah melakukan korupsi uang partai. padahal sudah seminggu tapi dian tetep mendengar berita kalo ayah korupsi. dian bingung mau bercerita sama siapa. Biasanya dian cerita selalu cerita sama bunda setiap dian punya masalah. hari ini bunda masuk rumah sakit karena shock berita di tivi. para tetangga juga bergosip soal keluarga dian. tau gak bun, dian juga di bully sama tetangga. dian dibilang anak koruptor gak berguna buat negara, mati saja sana. bunda lekas sembuh ya, dian kesepian. )

Ketika membaca tulisan Giandra pada halaman ini, Adzana menetes kan air mata nya membasahi kertas pada buku diary di halaman itu. Kemudian Adzana membuka lembaran  berikutnya secara acak.

(minggu 12 mei 2002. tadi pukul lima pagi pas adzan subuh, bunda pergi ninggalin dian, liburan sekolah dian terasa tidak menyenangkan tanpa bunda. bunda kenapa ninggalin dian, dian masih dan selalu butuh bunda. dian masih usia tiga belas tahun dan dian benar-benar sendirian di rumah ini. Hanya ada mbak yang nemani dian bunda, ayah di penjara dian benar-benar tidak punya siapa-siapa buat cerita. Teman-teman di sekolah juga pada bisik-bisik bicarain soal ayah seorang koruptor bun. dian tuh yakin banget kalo ayah gak kayak gitu. Tapi dian gak tau harus ngelakuin apa.)

Halaman pada buku diary Giandra di buka Adzana secara acak kembali.

(senin, 13 oktober 2003. aaargghhh… kenapa hidup dian hancur banget seperti ini Tuhan… tahun lalu Tuhan ambil bunda dari dian hari ini Tuhan ambil ayah juga dari dian. ayah kenapa ayah meninggalkan luka lagi di hidup dian. gak cukup apa kenangan masa kecil dian sebagai anak koruptor melukai hidup dian, nanti nya dian juga akan di kenang sebagai anak koruptor yang meninggal nya gantung diri ayah. Ayah, dian tau ayah sayang banget sama dian tapi bukan begini cara ayah menulis kenangan masa remaja dian. dian benci ayah… :( :(  :(    )

Adzana membuka diary milik Giandra  lagi secara acak....

(minggu, 9 november 2003. sepulang berdoa di gereja, dian gak sengaja mendengar percakapan tante dan om di dapur waktu dian mau ambil minum. Om dan tante rebut kecil membahas dian yang menginap di rumah om. Tante gak suka ada dian nginep disini, kalo dian gak tinggal sama om dian mau tinggal dimana dan sama siapa. Terus pas malam nya terjawab pertanyaan dian. om dan tante mau dian sekolah di luar negeri, ya di Australia kata tante. Tante meyakinkan dian kalo mau sukses sebaiknya pindah sekolah saja. dan dian menuruti saran tante biar tante gak berantem lagi sama om.)

Suara telfon masuk dari handphone Adzana yang sedang di chas nya. Suara telfon masuk ini memecahkan konsentrasi dan fokus Adzana yang sedang membaca buku diary Giandra. Adzana bergegas menerima telfon masuk itu. Dan telfon masuk dari Desparto.

“Na, lu lagi ngapain. Dua hari ini lu gak update cerita di sosial media. Lu kagak sakit kan Na.”

“Gak Des, aku baik-baik saja,” jawab Adzana sambil mengelap ingus nya yang keluar dari hidung karena Adzana menangis.

“Suara lu beda. Suara lu seperti habis nangis Na. kenapa lu nangis?”

“Ada apa nelfon Des?”

“YEEE… jawab dulu woy pertanyaan gue.”

“Ehmmm.. ini suara aku beda tadi nonton film ‘Ayla: The daughter of war’ jadi aku nangis,” ucap Adzana berbohong.

“OOOh,, kirain lu kenapa-kenapa Na.”

“Kamu nelfon aku kenapa?”

“Eh iya, hampir lupa. Hari ini Siwon ulang tahun, kita beri kejutan nyok.”

“Kamu mau beri kejutan seperti apa ke Siwon?”

“Kejutan biasa aja lah. Jadi rencana gue tuh gini. Kamu sama Dian sudah ada di restoran yang sudah gue pesan. Terus.”

“Iya terus apa?”

“Bentar dengerin dulu, jangan di potong donk.”

“Iya iya nih aku dengerin dulu.”

“Kamu sama Dian beli kue ulang tahun terus umpetin tuh kue tart dimana terserah. Lalu tunggu aku sama Siwon dateng. Lalu disana berikan kesan kalo kita gak janjian. Kamu gak liat aku dateng, biar Siwon dulu yang liat kalian disana. Ketika Siwon masuk restoran dulu, terus liat kalian berdua terus ikutan  gabung dengan kalian. Nah tunggu tuh sepuluh menitan. Aku masuk nyamperin Siwon dan kalian, setelah aku bergabung, Dian pamit ke toilet untuk ambil kue tart nya. And then, surprise for Siwon. Gimana bagus kan rencana aku.”

“Boleh juga tuh ide nya. Mau ketemuan disana jam berapa? Aku ngomong Dian dulu. Hari ini jadwal dia bertugas.”

“Setelah adzan maghrib. Kira kira jam setengah tujuh kalian sudah siap di restoran yang aku pesen ya. Nanti meja reservasi atas nama Adzana.”

“Oke, aku dan Dian tunggu disana jam setengah tujuh ya.”

“Tapi aku dan Siwon baru bisa datang jam tujuh lebih. Siwon baru pulang kerja jam tujuh malam.

“Iya iya.. udahan ya telfon nya. Aku mau bersih-bersih kamar Dian dulu.”

“Apa, jam segini baru mau bersih-bersih kamar?” kata Desparto melirik jam dinding yang menunjukkan pukul tiga sore.

“Haahahha, biasa lah kalo aku libur bersih-bersih kamar selalu sore.”

"Eh Na. Hampir lupa aku. Bawa baju ganti juga ya, bawain Dian baju ganti juga. Soalnya setelah merayakan ulang tahun Siwon kamu dan DIan ku ajak menginap di kontrakan Siwon."

“Ya udah ya Na. Gue tunggu di restoran shabu-shabu ya. Gue tutup telfon nya.

Setelah menutup percakapan dengan Desparto di telefon, Adzana menghubungi Giandra melalui pesan singkat.

“Dian, nanti sepulang kerja sekitar jam setengah tujuh aku tunggu di restoran shabu-shabu. Sudah aku reservasi meja atas nama aku ya. Aku tunggu.”

Sepuluh menit kemudian pesan dari Adzana di balas oleh Giandra.

“Heem..”

Adzana mulai membereskan bulu-buku diary dan album foto yang ada di lantai. Karena belum sempat membuka album foto milik Giandra, Adzana berencana membuka nya saat ada kesempatan kembali.

Adzana mulai bersih-bersih kamar kos milik Giandra. Walaupun kamar kos Giandra desain interior serta luas nya seperti kamar hotel tipe suite room , fasilitas berbeda dengan kamar hotel jadi pemilik kosan tetap meminta penyewa kamar untuk membersihkan sendiri kamar yang di sewa nya.

Di restoran shabu-shabu…

Giandra memarkirkan kendaran nya. Giandra melangkah memasuki pintu restoran yang dibuka kan oleh pegawai restoran. Datanglah waiter bertanya reservasi meja atas nama siapa dan dijawab Giandra atas nama Adzana. Waiter mengantarkan meja revervasi atas nama Adzana. Adzana belum terlihat di meja yang di pesannya. Waiter membuka kursi untuk Giandra dan mempersilakan Giandra duduk disana. Giandra duduk di kursi yang di pilih kan waiter. Waiter memberikan buku menu makanan di restoran shabu-shabu itu. Waiter mempersilakan untuk memesan menu dan siap mencatat pesanan Giandra, tapi Giandra mengatakan menunggu teman dahulu. Waiter menyetujui lalu pamit meninggalkan Giandra sendiri di sana.

Giandra membuka dan membaca  buku menu makanan di restoran shabu-shabu. Membuka dan membacanya hingga halaman terakhir kemudian menutup buku menu itu. Giandra mengambil handphone nya, membuka situs komik online ‘ComicToon’ membaca komik karya Adhisty Rahma. Komikus favorit Giandra sejak sebulan yang lalu. Komik yang di rekomendasikan oleh Lala, kawan sejawatnya di apotek.

Adzana memasuki restoran. Menitipkan kue ulang tahun Siwon kepada salah satu waiter disana. Waiter menanyakan nama meja yang telah di reservasi. Adzana menjawab nama Adzana. Adzana memberikan pesan kepada waiter bahwa akan memberikan kode jika seorang teman yang berulang tahun telah datang dan meminta tolong di siapkan kejutan untuk teman nya itu dan waiter menyanggupi nya.

“Dian,” pangil Adzana dari kejauhan.

“Adzana.. lama banget sih kamu. Dari mana aja kenapa baru dateng,” balas Giandra sambil melihat jam tangan nya yang ia pakai di pergelangan tangan kanan menunjukkan pukul tujuh malam.

“Maaf Dian. Aku tadi mampir nyari kue kesukaan Siwon dulu. Hari ini kan doi ulang tahun,” Adzana menjelaskan mengapa ia terlambat datang.

“Siwon hari ini ulang tahun. Aduh, kenapa aku lupa sih. Biasanya aku ingat loh.”

“Gak masalah Di. Jadi gini, tadi siang tuh Desparto nelfon aku ngsih tau rencana kejutan ulang tahun buat Siwon. Ketika Siwon masuk ke restoran ini, kan Siwon akan duduk di meja nomer lima belas yang ada di pojok sana tuh belakang kamu,” Adzana menerangkan alur kejutan untuk Siwon sambil menunjukkan meja kedua yang telah di pesan oleh Desparto dan Giandra menoleh kea rah belakang.

“Terus.”

“Terus, kita berdua pura-pura tidak melihat Siwon sampai Siwon dulu yang menyapa kita. Jadi  waktu Siwon nyapa kita. Kita kaget gitu dan mengajak Siwon duduk semeja dengan kita.”

“Oke.”

“Aku ke toilet dulu,” ucap Adzana dan Giandra hanya menganggukan kepala nya.

Sepuluh menit kemudian Siwon datang ke restoran. Siwon yang di antar waiter menuju meja yang dipesan Desparto. Siwon terkejut melihat ada Giandra yang sedang membaca buku menu di restoran itu lalu memilih menyapa Giandra dan bergabung dengannya.

“Mas, aku duduk sini saja. Makasih ya,” ucap Siwon kepada waiter. Lalu waiter memberikan buku menu makanan kepada Siwon.

“Dian, apakah kamu kesini sama Adzana ?” Siwon bertanya kepada Giandra. Giandra tidak menjawab hanya senyum kecil dan menganggukan kepala tanda membenarkan pertanyaan dari Siwon.

“Kamu kesini dari pukul berapa Di?”

“Aku disini dari tadi habis maghrib pukul setengah tujuh.”

“Ooh gitu. Oke.”

“Kamu kesini janjian sama Desparto kan, seperti biasanya lalu Desparto mana ?” Giandra berbalik bertanya.

“Tau tuh, hape nya mati. Dari tadi sore ku hubungi gak bisa terus.”

Adzana dari kamar mandi berjalan menuju meja. Ia melihat sudah ada Siwon di meja itu. Iya menjalankan rencana yang sudah di siapkan dengan baik.

“Loh, Siwon disini juga. Sendirian Won?” Adzana terkejut ada Siwon di restoran yang sama dengan nya dan Giandra.

“Enggak. Aku janjian sama Desparto untuk makan malam disini. Tapi dia malah yang belum datang padahal dia yang ngajak.”

“Oh, oke.”

Beberapa menit kemudian Desparto datang. Siwon memanggilnya dan ia menghampiri sahabat-sahabatnya yang telah menunggunya. Giandra, Adzana, Siwon serta Desparto mulai memesan makanan.

“Maaf ya Won gue terlambat datang. Tadi sewaktu kesini ban motor ojek yang kupesan bocor dan kebetulan banget tempat tambal ban antre dan hape ku batrenya habis. Ya udah deh, sekalian nunut isi batre di sana,” Desparto menjelaskan keterlambatan menemui Siwon di restoran itu.

“Kebiasaan lu tuh emang gitu, hahaha. Beruntung gue bertemu Dian disini, jadi gue gak gabut sendirian disini nungguin lu.”

Sembari menunggu makanan yang dipesan di sajikan. Adzana memberikan kode kepada waiter untuk membawa kue ulang tahun ke meja nya. Siwon yang sedang melihat lihat sekeliling restoran. Fokusnya teralihkan ke kue ulang tahun yang pelan-pelan menghampiri mejanya. Siwon pun terkejut. Lagu selamat ulang tahun dari slank di putar oleh salah satu penjaga kasir.

Desparto, Giandra, Adzana mengucapkan selamat ulang tahun kepada Siwon. Siwon merasa bahagia. Diusianya dua puluh sembilan tahun masih diberikan kejutan ulang tahun. Tidak lama setelah pesta kejutan ulang tahun untuk Siwon, makanan yang dipesan di sajikan oleh waiter.

Giandra, Adzana, Siwon serta Desparto menikmati hidangan makan malam. Setelah menyelesaikan malam malam bersama. Siwon meminta Giandra dan Adzana menginap di rumah kontrakan Siwon. Giandra dan Adzana menyetujui permintaan Siwon.

Di rumah kontrakan Siwon…

Siwon mengajak tiga sahabatnya bermain truth or dare. Siwon melangkah berjalan ke dapur untuk mengambil botol kosong yang ada di dapur dan membawa ke ruang tivi.

“Ayo mainkan permainan ini lagi. Sudah lama kita gak main ini,” ajak Siwon kepada tiga sahabatnya.

“Waaa.. bener juga kamu Won. Kapan ya terkahir kita bermain permainan truth or dare ini,” Desparto bertanya dan bersemangat ingin memainkan kembali permainan truth or dare lagi.

“Seingatku kita bermain putar botol sewaktu kita merayakan kelulusan kita dari sekolah menengah akhir kita kan,” Giandra menjawab pertanyaan Desparto.

“Bener Di. Waktu itu setelah kita  nobar di bioskop. Kalian kan nginep di rumah ku, besok nya pas hari minggu itu kita bermain permainan ini. Ada sepupuku juga kan ikut bermain bersama kita,” sambung Adzana sambil mengingat kenangan masa lalu yang indah.

“Udah-udah ayo duduk sini. Kita bermain ini lagi. Satu orang hanya boleh bertanya satu pertanyaan untuk sekali botol berputar. Aku ingatkan lagi cara memainkan permainan truth or dare ini. Jadi ketika botol ini berputar kita semua mengatakan truth or dare lalu ketika botol ini berhenti mengarah ke salah satu di antara kita berempat. Yang di tunjuk botol harus memilih truth atau dare. Jika memilih truth maka ia harus menjawab jujur. Jika memilih dare harus menerima tantangan dari pemberi pertanyaan. Paham yaaa teman-teman,” ajak Siwon dan menyuruh tiga sahabatnya duduk dan mulai bermain permaian truth or dare dan memutar botol kosong itu.

Siwon memutar botol tersebut untuk pertama. Botol berputar, mereka berempat mengatakan dengan kompak truth or dare sampai botol berhenti berputar dan berhenti pertama ke arah Siwon. Desparto, Giandra, dan Adzana berebut ingin bertanya kepada Siwon tapi Siwon memilih Giandra sebagai penanya pertama.

“Pernahkah kamu jatuh cinta ketika kita di sekolah dan siapakah gadis itu?” Giandra memberikan pertanyaan pertama kepada Siwon

“Jawabannya pernah. Dan untuk gadis itu aku gak akan jawab. Kan peraturan satu orang satu pertanyaan,” Siwon mejawab pertanyaan sambil ngeles jawaban kedua agar tidak ada yang mengetahui gadis yang ia sukai ketika mereka remaja.

Dikarenakan penanya pertama adalah Giandra maka yang memutar kedua adalah dirinya. Botol kosong itu berputar dan berhenti  ke arah Adzana. Giandra dan Desparto ingin bertanya kepada Adzana. Adzana memilih pertanyaan dari Giandra tapi dilarang oleh Siwon dan menyuruh Adzana menerima pertanyaan dari Desparto. Adzana menuruti permintaan Siwon lalu Desparto bertanya kepada Adzana.

“Apakah kamu mengetahui rahasia yang disimpan oleh  Dian, Siwon, dan aku. Rahasia yang gak pengen ketahui oleh orang lain   tapi kamu mengetahuinya tanpa disengaja?”

Pertanyaan yang cukup sulit di jawab jujur oleh Adzana, karena tidak ingin melanggar aturan permainan Adzana memilih dare. Dan melakukan tantangan dari Desparto.

“Aku milih dare aja,” kata Adzana mengganti pilihan nya.

“Yah, gak asyik nih Adzana. Padahal hanya tinggal jawab tau atau tidak,” balas Desparto dengan kecewa.

Akhirnya Desparto memberikan tantangan kepada Adzana yaitu meminta untuk masak sarapan esok hari. Menggantikan memasak sarapan untuk berempat dan Adzana menyanggupi tantangan dari Desparto.

Siwon melirik jam dinding. Jam di dinding menunjukkan pukul dua belas malam. Siwon meminta sahabat-sahabat nya untuk menghentikan permainan dan mengajak tidur saja.

Permainan bisa di lanjutkan besok karena besok adalah hari minggu.

Giandra, Adzana serta Desparto menyetujui usulan Siwon dan mereka pun berjalan menuju kamar untuk tidur. Siwon mematikan lampu di seluruh ruangan di rumah kontrakannya untuk menghemat listrik. Setelah itu Siwon pergi ke kamarnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status