“Reka, ada apa lo nemuin gue?” tanya Leyvira.
Leyvira langsung bertanya to the point. Leyvira bukan orang yang sudah berbasa-basi, makanya Leyvira langsung menanyakan hal yang ingin dia ketahui.
Leyvira bingung akan hal apa yang membuat Reka memilih untuk menemuinya sekarang, bahkan sepertinya Reka sengaja datang ke kelasnya hanya untuk bertemu dengan dirinya. Cukup terasa tidak mungkin jika Reka sengaja datang menemuinya tanpa sebuah alasan di baliknya.
“Ada yang harus gue dan lo bicarakan,” jawab Reka dengan nada bicara yang terdengar cukup serius.
Leyvira dengan seketika mengernyitkan keningnya. “Apa?” Leyvira menjadi tanda tanya sama apa yang sudah Reka maksud. Hal apa yang harus dirinya dan Reka bicarakan.
“Nanti akan gue bicarakan,” jawab Reka.
Reka tidak memiliki niatan untuk memberi tahu Leyvira akan hal apa yang akan mereka bicarakan sekarang. Reka ingin memulia pembicaraan tentang sem
Dering handphone Reka terdengar tidak terlalu nyaring, tapi masih membuat pemiliknya sadar akan hal itu. Reka mengambil handphone yang semula berada di atas meja. Mata Reka membaca pesan yang masuk dengan cukup serius. Leyvira melirik ke arah di mana Reka berada. Leyvira menyadari kalau sekarang Reka tengah membaca sebuah pesan, tapi Leyvira tidak ingin tahu pesan apa yang sekarang tengah Reka baca. Leyvira terus melanjutkan kegiatannya bersama dengan sendok dan juga garfu. Leyvira lebih asyik menikmati makanannya, dibandingkan harus tanda tanya dengan apa yang sedang Reka lakukan. “Ada apa?” tanya Leyvira saat melihat Reka yang terlihat seperti orang yang kebingungan. “Nanti ke Kelas sendiri gak papa?” tanya Reka dengan nada yang terdengar sedikit ragu. “Ada apa emangnya? Lo mau ke mana?” Leyvira yakin kalau alasan yang membuat Reka tadi bertanya mengenai hal itu, karena Reka tidak bisa bersama dengan dirinya. “Gue ada urusan,
Waktu pembelajaran untuk hari ini sudah habis. Mereka sekarang tengah melangkahkan kakinya keluar dari kelasnya.Semuanya terus melangkahkan kaki mereka dengan hampir semuanya mempunyai tujuan yaitu menuju ke tempat parkir, kecuali mereka yang tidak membawa kendaraan. Mereka langsung melangkahkan kakinya keluar dari SMA Mekar Bangsa.Leyvira melihat Reka yang sekarang sedang melangkahkan kakinya. Leyvira menjadi menghentikan langkah kakinya. Leyvira melihat kalau Reka sekarang tengah berjalan menuju ke arah dirinya. Maka dari itu, Leyvira lebih memilih untuk menghentikan langkah kakinya.“Mau ngomong di mana?” tanya Leyvira.Leyvira menanyakan hal ini, karena dirinya ingat kalau tadi Reka akan membicarakan sesuatu hal dengan dirinya setelah pulang sekolah.“Di Taman depan gimana? Jangan di area Sekolah,” jawab Reka.Reka tidak ingin membahas hal ini di area Sekolah, apalagi dengan waktu yang sekarang sudah bukan jam p
“Gue mau kita jadian,” ujar Reka. Reka menatap Leyvira dengan tatapan yang penuh dengan keyakinan.Reka memang sangat menginginkan hal itu. Reka ingin kalau status antara dirinya dan juga Leyvira bisa berubah dari yang hanya sekedar teman menjadi lebih dari teman, yaitu pacar.“Atas dasar apa lo mau jadi pacar gue? Eh—mau menjadikan gue sebagai pacar lo?” tanya Leyvira.Leyvira ingin tahu hal yang menjadi dasar kenapa Reka barusan memilih untuk menyatakan rasanya dan mau menjadikan Leyvira sebagai pacarnya.Leyvira sangat mempunyai pemikiran kalau tidak mungkin jika Reka melakukan semua ini tanpa ada hal yang menjadi dasar utamanya.“Gue sayang sama lo, gue nyaman sama lo.”Kedua hal ini cukup menjadi dasar utama kenapa dirinya berani untuk mengajak Leyvira untuk menjadi pacarnya.Reka sangat berharap kalau Leyvira bisa menerima dirinya dan bisa dengan senang hati menjadi pacarnya.Leyv
“Apa alasan utama yang membuat lo tidak bisa menerima gue?Leyvira menjadi memilih untuk menanyakan akan alasan yang membuat Reka merasa nyaman dengan dirinya, padahal Leyvira tidak merasa sudah membuat Reka nyaman, makanya Leyvira bisa bingung kenapa Reka bisa merasakan yang namanya nyaman saat sedang bersama dengan dirinya.“Setiap gue bareng sama lo atau ngobrol sama lo, gue merasa kalau hati gue nyaman bersama dengan lo.”Alasan yang membuat Reka merasa nyaman dengan Leyvira cukup sederhana, bahkan terkesan biasa saja, tapi memang itulah alasan yang membuat Reka merasa nyaman dengan Leyvira adalah itu.“Gue lagi gak mau menyakiti hati orang lain,” ucap Leyvira dengan menggunakan nada yang cukup datar.Reka dengan seketika langsung mengernyit dan menatap Leyvira dengan tatapan yang penuh dengan tanda tanya. “Maksudnya?”“Gue gak suka sama lo. Kita gak bisa jadian,” lanjut Leyvira
“Apa alasan utaman yang membuat lo tidak bisa menerima gue?” Reka masih ingin tahu akan alasan sebenarnya yang membuat Leyvira tidak menerima dirinya.Leyvira menarik napasnya dalam-dalam. “Sorry Ka,” ucap Leyvira sambil melirik ke arah Reka dengan tatapan yang cukup serius. Reka mengernyitkan keningnya. Reka ingin tahu kelanjutan kalimat Leyvira.“Jujur, gue belum bisa membuka hati gue buat cowok.” Leyvira akhirnya mengatakan hal ini, padahal sejak tadi Leyvira berusaha untuk tidak mengatakan hal ini, tapi Leyvira merasa tidak enak.Leyvira merasa tidak enak kalau dirinya menolak Reka hanya karena alasan yang menurut dirinya begitu enteng. Leyvira memang sedang tidak ingin menyakiti hati orang, makanya Leyvira mencoba untuk membuat Reka tidak sakit hati akan keputusan yang sudah dirinya ambil.“Di hati lo masih ada cowok yang lo sayang?” tanya Reka dengan nada yang terdengar masih tetap santai.
Gue lama-lama ngerasa jenuh di kamar, apalagi saat gue keinget adegan tadi siang. Leyvira masih mengingat apa yang sudah terjadi tadi siang. Jadi, tadi siang Leyvira pulang ke Rumahnya dan mendapati keluarganya yang sedang berselisih paham. Leyvira sangat tidak suka akan adegan itu. Leyvira yang semula sedang merasa lelah akibat baru pulang sekolah, ternyata malah disuguhi oleh kejadian yang menurutnya kurang layak untuk ditonton, tapi malah dia nikmati sampai akhirnya kejadian itu berhenti sebab dia yang tidak sengaja menyenggol vas bunga. Leyvira akhirnya melangkahkan kakinya keluar. Leyvira terus melangkahkan kakinya sampai akhirnya dia masuk ke mobilnya dan langsung melajukan mobilnya. Leyvira terus melajukan mobilnya menuju ke tempat yang tidak jelas di mana titik akhirnya. Leyvira terus melajukan mobilnya sambil menikmati suasana malam yang dia rasa mampu memberikan sebuah ketenangan untuknya. Leyvira terus menelusuri jalanan sampai akhirnya Ley
BughLeyvira menendang orang yang semula hendak mendekat dan memaksa dirinya. Leyvira memperhatikan mereka beberapa saat Leyvira yakin kalau mereka sudah marah, sebab sorot mata yang mereka tunjukan sudah sangat berubah, terutama orang yang baru saja dia tendang.“Lo berani kasar sama gue?!” Orang itu bertanya dengan nada yang begitu tinggi. Sorot mata orang itu begitu membulat dan ekspresi wajah orang itu terlihat berubah menjadi jauh lebih menyeramkan dari sebelumnya.“Kenapa harus takut sama lo?” Leyvira mencoba untuk bersikap sesantai mungkin. “Gak, gue gak takut.” Leyvira berucap sambil menggelengkan kepalanya. Leyvira benar-benar terlihat seperti orang yang memang tidak takut terhadap mereka.“Banyak omong!” bentak orang orang itu.Dirinya mulai melayangkan tinjuannya dan dengan seketika Leyvira langsung menghindar. Leyvira terus memberikan serangan dan juga terus menahan serta menangkis seranga
Sebenarnya kalian suka gak sih sama ceritanya? Kalian nungguin gak sih kelanjutan ceritanya? Please dong kalau suka jawab, biar ada niat buat lanjutinnya. Sebenarnya ini cerita masih panjang, gak up bukan karena gak punya ide atau apa pun, tapi karena masih gak pede sama bingung aja ada yang baca atau enggak. Kalau suka, sama pengen tahu kelanjutannya please koment:) Ditunggu ya:) Bisa lho tiap minggu Up, kalau kalian komen:) Nih ya, ini cerita belum ada apa-apanya, masih baru perkenalan, masih awal menuju konflik. Leyviranya aja belum menjalin hubungan apa pun sama cowok yang dimaksud di sinopsis. Bener gak sih? ngerasa gak? Pengen dilanjutin gak?