Share

Bab 80

Author: Mutiara Sukma
last update Last Updated: 2025-02-08 20:14:00

Aku mengangguk cepat. Bersyukur Pak Nadhif sangat bijak tidak mendesakku atau menguasai pikiran ini. Dalam jeda waktu itu aku bisa meminta petunjuk pada Allah atas jawaban yang akan kuberikan nanti. Seminggu, InsyaAllah cukup untuk aku memutuskan.

***

"Benar dugaanmu, Dek. Arsen masih berkeliaran di sekolah. Mas tadi sudah menghajar dan mengancam akan memenjarakan dia jika masih berani mendekati Alif atau Ammar."

Mas Fatan yang baru pulang dari sekolah Alif bercerita. Diwajahnya masih terlihat emosi.

"Lalu? Dia gimana, Mas?"

"Iya, Nak. Kamu yakin dia tak akan menganggu Alif lagi?"

Ibu pun cemas.

"InsyaAllah setelah ini dia tak akan berani lagi datang ke sekolah Alif. Fatan juga sudah meminta tolong sama security untuk tidak mengijinkan orang lain menjemput Alif kecuali Fatan dan Tari, Bu."

Aku dan ibu sama sama menghela napas lega. Walau, kekhawatiran ini tak sepenuhnya hilang. Aku yakin Mas Arsen mencari celah lain agar bisa bertemu Alif.

Siang ini aku sendiri yang akan menjemput Al
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Imah Sitiso
Elzio kan seorang dokter kok kelakuannya brandal..apa udah dipecat jd dokter ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 81

    Ternyata kehidupan Mas Elzio sudah berubah total, sangat jauh dari apa yang aku pernah lihat. Rumah mewahnya terjual karena sang dokter kecanduan judi online. Pertunangannya dengan dokter Viola juga kandas. Siapa yang sudi menikah dengan laki-laki yang hanya akan menjadi penyakit. Yang tersisa hanya mobil miliknya yang sekarang dibawa kabur Monika.Saat ini dia tak lagi bekerja di rumah sakit lantaran sering tidak masuk dan mengabaikan pasiennya. Tak disangka, kesempatan emas untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya, malah disia-siakan begitu saja."Lalu gimana Mas El ketemu dengan Monika, Bu?" Mami Karla mengusap air matanya yang sejak dia mulai bercerita sudah basah."Mami ga tau, Nak. Perempuan itu entah dari mana asalnya. Mami malah tidak tau jika Elzio punya hubungan dengan perempuan lain setelah putus dengan Viola."Sepertinya, Monika memang sengaja mendekati Mas El untuk mendekatiku. Beruntung aku dan laki-laki itu juga tak punya hubungan apa apa lagi. S

    Last Updated : 2025-02-09
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 82

    "InsyaAllah, saya bersedia menjadi ibu sambung untuk Wildan."Ibu dan Pak Nadhif secara bersamaan mengucapkan Alhamdulillah. Raut Pak Nadhif berubah cerah. "Terimakasih, Bu Tari. Saya berjanji akan menjadi suami yang baik dan ayah yang baik juga untuk anak-anak kita nanti."Hatiku mengharu biru. Semoga ya Allah, apa yang aku putuskan hari ini adalah yang terbaik untuk dunia dan akhiratku.Tak berlama-lama, seminggu kemudian keluarga besar Pak Nadhif datang melamar secara resmi. ibunya jauh jauh datang dari Surabaya untuk berkenalan denganku. Begitu juga dengan dua kakaknya yang selama ini tak pernah diceritakan Pak Nadhif, juga ikut serta. Serta kerabat lain yang aku belum kenal."Nadhif pandai mencari istri. Kamu cantik sekali, Nak." Ibu meraup wajahku begitu aku bersalaman dengannya."Iya, Bu. Nadhif ga pernah cerita jika calon istrinya ini penulis terkenal. Aku ga perlu repot-repot minta tanda tangan deh." Timpal perempuan berhijab biru yang merupakan kakak tertua Pak Nadhif."Ibu

    Last Updated : 2025-02-09
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 83

    [Jangan bahagia dulu karena, bahagia sendiri itu ga enak. Nanti saya temenin, ya.]Tanpa sadar garis bibir terangkat. [Wildan sangat senang karena Dik Tari mau menerima kami menjadi bagian dari hidup, Adik.]Pesan kedua kembali masuk.[Jangan lupa wudhu ya, setelah itu tidur. Jangan banyak pikiran. Hari bahagia kita sebentar lagi tiba.]Aku menaruh ponsel setelah mematikan data selulernya. Pesan itu hanya kubalas dengan emoticon senyum. Perasaan kali ini sungguh berbeda. Aku merasa akan memasuki fase dimana tak ada lagi yang akan aku pikirkan, kecuali menikmati hidup yang baru dengan pasangan halal yang baru pula.***Persiapan pernikahan sudah hampir beres. Tidak besar-besaran tapi tidak juga terlalu sederhana. Karena nanti akan mengundang semua rekan rekan kerja di rumah produksi dan beberapa artis yang menjadi pemain dalam film yang akan segera tayang.Hari terus berganti. Tak terasa hari itu tiba juga. Wajahku dipoles habis habisan. Katanya harus cantik di hari istimewa. Acara ya

    Last Updated : 2025-02-11
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 84

    Laki-laki itu menatapku dalam. Tatapan penuh cinta yang tak pernah kutemukan selama beberapa tahun pernikahanku dengan Mas Arsen. Lalu dia tersenyum." Jangan minta maaf lagi, ya. Minta yang lain saja." Godanya lagi."Kiwww kiwww kiwww ... Udah ga sabar, ya?" Tanganku sontak kutarik dari genggaman Mas Nadhif."Remon, apa apan kamu! Bikin malu!" Sungutku. Remon justru tertawa lebar."Kalian yang bikin malu. Masih siang, masih di atas pelaminan. Tapi, udah pandang pandangan begitu. Mikirin mau pake gaya apa ya?"Plak!"Aduh! Buset. Sakit bro!" Remon menjerit sambil memegangi kepalanya yang habis kena geplak Mas Fatan dari belakang.Lagian lu, omongannya lewat tol, kaga di rem. Malu, tuh banyak tamu.""Halah, nyalain gw terus. Padahal, gw cuma ngingetin nih pengantin baru. Masih siang, udah pegang pegangan. Hormati dong tamu jomblo kayak gw."Aku dan Mas Nadhif terpaksa tertawa kecil meski sebenarnya malu, terciduk sedang cosplay jadi pengantin yang ngebet mau malam pertama. Padahal, ka

    Last Updated : 2025-02-11
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 85

    POV ARSEN"Mama makan dulu, ya? Dari kemarin perut Mama tak diisi."Mama lagi lagi menggeleng. Sejak kedatangan Monika yang membawa penyakit mematikan itu kesini, kesehatan Mama terus menurun. Jangankan Mama aku saja syok setengah mati. Selama ini aku mengira adikku itu kuliah sambil bekerja. Ternyata benar dia bekerja, tapi bukan pekerjaan yang seperti aku harapkan. Monika menjajakan dirinya pada laki-laki hidung belang di Bandung sana."Mama tak mau makan, Ar. Adik kamu kemana?"Aku menggeleng. Setelah mendengar kabar aku dicampakkan oleh Tari. Monika pergi begitu saja. Katanya mau menuntut balas atas apa yang Tari lakukan padaku dan Mama. Padahal, dia belum sepenuhnya tahu cerita yang sebenarnya."Kamu hari ini tak menemui Alif?"Aku kembali menggeleng. Aku ketahuan Tari. Untung saja aku bisa bersembunyi. Tapi, kemarin Mas Fatan sendiri yang akhirnya menghajarku habis habisan. Mukaku masih bonyok. Beruntung kamar ini bohlam nya lagi putus, sehingga ruangan gelap ini membantu agar m

    Last Updated : 2025-02-12
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 86

    "Pak, tapi saya hanya jualan disini sebentar saja. Saat jam istirahat dan anak anak pulang sekolah. Dan saya juga selalu membersihkan sampah yang berserakan karena dagangan saya. Lalu kenapa saya dilarang jualan?""Maaf, Pak. Ini peraturan dari pihak sekolah untuk tidak memperkenankan para pedagang mangkal di depan sekolah. Alasannya untuk keamanan anak-anak dan kenyamanan para pengendara."Aku lemas. Tak ada lagi harapan untuk mendekati anakku. Kalau langsung menemui Tari itu sama saja mencari mati. Aku pun mengembalikan gerobak bakso pada yang punya. Omelan dan cacian kuterima dengan terpaksa. Tak ada semangat lagi untuk mencari uang."Mas, aku dikejar-kejar polisi karena melarikan mobil milik dokter Elzio. Aku kira laki-laki itu masih kekasih Mbak Tari. Rupanya mereka sudah putus dan tak mungkin kembali.. dokter itu ternyata tak waras."Monika ternyata sudah dirumah. Wajahnya terlihat sangat pucat. Apalagi tanpa dandanan. Sambil mengisap sebatang rokok, adikku menyembunyikan diriny

    Last Updated : 2025-02-12
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 87

    "Buang saja, Mas. Aku tak mau mengingat kenangan pahit yang dulu pernah aku alami."Aku menyerahkan kado ter-ga jelas sepanjang masa itu pada Mas Nadhif. Mas Nadhif menerima lalu tersenyum."Sepertinya ada mantan yang menyesal telah membuang berlian." Mas Nadhif membuang kado beserta isinya itu ke tong sampah. Kecuali foto Mas Nadhif merobek potongan gambar yang ada Mas Arsen nya."Jangan meledek ku begitu, Mas." Aku merajuk."Itu Fakta, Sayang. Tapi, tak apa. Itu menandakan jika istriku ini bukan orang sembarangan. Mas bangga mendapatkan kamu, Dik."Mas Nadhif membelai kepalaku. Membantu membuka jilbab yang kukenakan dengan lembut.Perlahan, rambut sepunggungku terurai."MasyaAllah, Mas baru lihat Adik seperti ini," Tangannya terus membelai rambutku dan dengan lembut mendaratkan sebuah kecupan di kening."Maafkan jika sedari dulu aku sudah menyimpan rasa itu padamu. Disaat kamu masih menjadi miliknya."Aku tertawa lebar. Namun, segera menghentikan tawa yang tak seharusnya itu."Mun

    Last Updated : 2025-02-13
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 88

    "MasyaAllah, Dik. Kamu kenapa? Kok melamun?""Eh, enggak Mas. Aku gapapa."Mas Nadhif hanya tersenyum lalu mengendong Abrar ke kamar mandi. Hah? Aku selama ini tak pernah merasakan dimanja oleh suami. Tapi, dengan Mas Nadhif, aku seakan tak dibiarkan capek. Meski dia juga sibuk mengerjakan pekerjaannya di depan komputer. Namun, untuk pekerjaan rumah tangga dia dengan sigap membantu."Bu, biar Nadhif yang masak. Ibu istirahat aja. Nanti kalau udah mateng kita makan bareng-bareng.""Ndak usah, Nak. Biar ibu sama Bik Inah aja." Tolak ibu. Aku yang sedang menyelesaikan pekerjaan dari ruang tamu menyimak obrolan mereka."Gapapa, Bu. Bik Inah biar ngerjain pekerjaan yang lain. Saya udah lama ga masak. Takut lupa cara menyalakan kompor." Dia terkekeh."Ah, bisa aja. Bener nih, ibu tinggal?""Iya. Serahkan sama cheff Nadhif." Mereka tertawa. Ah, indahnya. Rumah tangga yang selama ini aku idam idamkan. Setiap waktu sholat Mas Nadhif juga disiplin mengiring anak anak ke mesjid. Begitu juga wak

    Last Updated : 2025-02-13

Latest chapter

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 27

    Naira duduk sambil memangku Gio yang masih polos.“Mama, kenapa semua nangis?”Naira mencium dahi putranya. “Karena Eyang pergi, Nak. Pergi ke tempat yang jauh…”**Di pemakaman, tanah merah basah oleh hujan. Langit seperti ikut berduka. Satu demi satu tangan anak-anak Nadhif menaburkan bunga, sambil menahan tangis. Tak ada yang siap kehilangan, tak ada yang pernah siap ditBaik, kita lanjutkan ke Bab 15 – Kepergian yang Tak Pernah Siap Ditinggal dari Ketika IB Mengeluh Season 3. Bab ini akan fokus pada detik-detik terakhir kehidupan Nadhif, dengan nuansa haru, penyesalan, dan perpisahan yang menyayat. Cerita akan panjang dan mengaduk emosi.---BAB 15 – Kepergian yang Tak Pernah Siap DitinggalLangit mendung sejak pagi. Awan gelap bergelayut rendah seolah tahu bahwa hari itu takkan seperti hari-hari biasanya.Di kamar belakang, suara mesin oksigen mendesing pelan. Nadhif terbaring lemah di tempat tidur. Wajahnya pucat, matanya tampak cekung, dan napasnya makin berat.Tari duduk di sa

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 26

    Langit mendung sejak pagi. Awan gelap bergelayut rendah seolah tahu bahwa hari itu takkan seperti hari-hari biasanya.Di kamar belakang, suara mesin oksigen mendesing pelan. Sejak pulang dari rumah sakit perawatan Nadhif dilakukan dirumah. Laki-laki itu terbaring lemah di tempat tidur. Wajahnya pucat, matanya tampak cekung, dan napasnya makin berat.Tari duduk di sampingnya, menggenggam tangan suaminya yang dingin. Ada luka yang belum kering, tapi ada pula cinta yang terlalu dalam untuk diabaikan. Matanya sembab, tapi ia tak mau menangis lagi. Ia ingin kuat, setidaknya untuk hari ini."Mas...” bisiknya pelan, mengusap ubun-ubun suaminya. “Kamu janji bakal sembuh... Tapi kenapa makin lemah begini?”Nadhif membuka matanya perlahan. Suaranya nyaris tak terdengar. “Aku… capek, Dik…”Tari menahan tangisnya. “Aku tahu… Tapi jangan pergi dulu… kamu harus berjuang untuk aku, untuk anak anak kita."**Alif, Ammar, Abrar, Wildan, dan Aleeya berkumpul di luar kamar. Alisa juga datang pagi itu se

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 25

    “Wildan… maaf… bunda.. salah... Bunda... terlalu keras… padamu juga Naira.”Tangis Naira meledak. Ia memeluk ibunya.Pelukan itu... akhirnya terjadi. Setelah bertahun-tahun saling menghindar, dua hati itu akhirnya bertemu.Namun di balik kehangatan itu, satu bayangan menanti: waktu Nadhif yang makin menipis… dan konflik baru yang mulai mengintai.**Di luar rumah, seseorang berdiri di balik pagar.Seorang wanita muda, mengenakan topi dan masker, menatap rumah itu tajam.Di tangannya, sebuah foto robek—foto lama Nadhif bersama seorang perempuan yang bukan Tari.Perempuan itu mengepalkan tangan. “Kamu pikir bisa hidup tenang setelah semua ini, Pak Nadhif? Kamu pikir aku akan diam?”Dia berbalik, masuk ke dalam mobil hitam yang menunggu tak jauh dari sana. Senyumnya tipis. Penuh dendam.***Keesokan harinya Nadhif diperbolehkan pulang, sembari menunggu proses transplantasi yang akan segera dilakukan.Udara pagi itu terasa ganjil. Rumah yang semalam penuh haru, kini kembali diliputi sunyi.

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 24

    Malam itu terasa panjang.Gio sudah tertidur di kamar belakang bersama Wildan, tapi Naira tak bisa memejamkan mata. Ia duduk di tepi tempat tidur yang dulu ia tinggalkan dalam keadaan penuh luka. Matanya menatap langit-langit kamar yang belum pernah benar-benar berubah.Perabotan masih sama. Bau kayu tua itu pun masih ada. Yang beda hanya perasaan dalam dadanya—semuanya campur aduk. Antara lelah, bingung, dan takut.Tiba-tiba pintu kamar diketuk pelan. Naira menoleh.“Naira…” suara Tari dari balik pintu.Dengan enggan, Naira membuka. Mertuanya itu berdiri di sana, mengenakan mukena lusuh. Wajahnya pucat, seperti kurang tidur.“Ada yang mau bunda bicarakan,” ucapnya, suara datar.Naira hanya mengangguk. Mereka duduk di kursi dekat jendela, diam beberapa saat sebelum akhirnya Tari membuka suara.“bunda tahu kamu nggak senang tinggal di sini. Tapi tolong, jangan buat bunda merasa seperti orang asing di rumah ini…”Naira menghela napas. “Aku nggak berniat bikin bunda merasa seperti itu.”

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 23

    “Apakah ayah mau menerima donor dari anak yang tak berguna seperti aku?" Deg.Nadhif terbelalak. Semua orang terhenyak. ---Mobil sewaan berhenti di depan pagar rumah besar yang dulu pernah menjadi ladang luka bagi Naira dan Wildan. Tak ada yang berubah. Pohon mangga di halaman depan masih berdiri kokoh, tapi Naira merasa seluruh rumah ini sudah menjadi tempat asing baginya.Wildan turun lebih dulu, membuka pintu belakang. Gio terlelap di kursi bayi. Naira memeluk anak itu, lalu memandangi rumah yang pernah ia tinggalkan.Wildan menatap istrinya. “Kamu siap?”Naira menarik napas. “Nggak juga. Tapi kita sudah sampai.”Pintu pagar terbuka. Alisa muncul dengan mata sembab.“Kak… akhirnya datang juga…” ucapnya pelan.Naira hanya mengangguk. Aleeya muncul dari balik pintu, menyusul dengan pelukan singkat yang terasa canggung. Rumah itu hening. Lalu dari dalam terdengar suara langkah tergesa.Tari berdiri di ambang pintu. Wajahnya pucat, mata sembab, dan tubuhnya lebih kurus dari terakhir

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 22

    Suasana rumah sakit pagi itu terasa lebih dingin dari biasanya. Di ruang tunggu yang dipenuhi aroma obat dan bunyi sepatu suster yang lalu-lalang, Nayla duduk memeluk tas kecilnya. Alif mondar-mandir di depan ruang dokter spesialis hematologi, dia tak mau Tari, ibunya kelelahan. Aleeya sibuk membuka-buka berkas pemeriksaan. Alisa duduk di pojok, menggenggam tangan papanya yang tampak kelelahan setelah menjalani pemeriksaan lengkap."Ayah perlu istirahat, ya?" tanya Alisa lirih.Nadhif mengangguk. "Ayah cuma… pusing sedikit. Nggak usah panik, ya."Tapi semua tahu itu bukan sekadar pusing. Wajahnya pucat, suara napasnya tersengal, dan sejak kemarin malam ia muntah dua kali tanpa sebab jelas. Bahkan air putih terasa getir di lidahnya.Tak lama, dokter keluar."Keluarga Bapak Nadhif?"Alif berdiri. Tari dan Nayla menyusul. Mereka masuk ke ruang konsultasi.Dokter muda itu membuka map tebal. “Saya akan sampaikan dengan jujur. Bapak Nadhif mengalami gangguan sumsum tulang yang menyebabkan s

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 21

    Nayla menatap ibu mertuanya itu. Lalu tiba-tiba berkata, “Kalau yang bunda butuh bukan kekuatan, tapi bahu buat bersandar… aku di sini,Bun.”Tangis Tari pecah. Dalam diam, rasa yang lama tercekat akhirnya menemukan jalan keluar.**Dan dari jauh… di kota kecil yang mulai mereka sebut rumah baru, Naira menatap langit malam sambil mendekap Gio yang mulai demam ringan lagi.Wildan memeluk dari belakang. “Kapan-kapan… kita pulang ya?”Naira tersenyum lirih. “Kalau Tuhan izinkan. Tapi sekarang, kita rawat luka kita dulu. Sampai semuanya kuat.”Dan di tengah ketidakpastian, mereka mulai belajar satu hal: keluarga bukan hanya soal bersama dalam tawa… tapi juga tetap tinggal di saat dunia hancur perlahan.—Tiga bulan setelah malam itu.Angin sore menyapu dedaunan di halaman rumah kecil di pinggir kota. Bukan kota besar, tapi cukup tenang. Udara bersih, suara motor jarang, dan langit masih menampakkan warna jingga saat senja tiba.Di teras rumah kecil itulah, Gio sedang bermain balok sambil s

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 20

    Dua bulan berlalu sejak Wildan berdiri di depan kontrakan dengan wajah kuyup dan tangan gemetar. Banyak hal telah berubah sejak malam itu.Naira memutuskan untuk memaafkan. Tidak dengan gegabah, tapi perlahan. Ia izinkan Wildan masuk lagi ke dalam hidupnya—bukan karena lelah, tapi karena Gio. Dan mungkin… karena hatinya pun masih menyimpan sisa cinta yang belum benar-benar mati.Wildan bekerja di toko bangunan setiap hari, katanya mau mandiri. Tak ingin berdiri dibalik bayang-bayang Sang Ayah yang seorang produser film. Gajinya tidak besar, tapi cukup untuk membayar kontrakan baru yang sedikit lebih layak, lebih terang, dan punya halaman kecil. Setiap pagi, ia membantu memandikan anaknya, memberi makan, dan membaca buku dongeng meski dengan suara sumbunya yang sering membuat Naira tertawa geli.Dan Tari? Dia membiarkan anaknya pergi. Tidak dengan marah, tidak dengan air mata, tapi dengan restu.Hari itu, mereka berkumpul di depan rumah Tari. Dua koper besar, satu tas gendong, dan Gio

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 19

    Alif menghela napas panjang. “Kita semua ikut keputusan itu, Sayang. Tapi kalau Naira sekarang makin keras kepala, ya mungkin karena selama ini kita terlalu nahan dia hidup sesuai versi kita.”Nayla menunduk. “Tapi Gio… aku cuma takut dia tumbuh tanpa stabilitas.”“Aku bisa urus pendidikan Gio kalau Naira masih belum siap. Tapi bunda juga harus bisa nerima kenyataan—Naira bukan anak kecil lagi.”Nayla menatap anak sulungnya, dan untuk pertama kalinya, dia merasa sangat tua. Sangat kalah oleh waktu.**Malam itu, Naira duduk sendirian di dapur. Gio sudah tidur. Winda belum pulang. Di depannya, secangkir teh yang sudah dingin.Ia membuka WhatsApp. Mengetik pesan untuk Aleeya.> Leeya… kalau aku titip Gio beberapa hari, kamu mau jagain?Pesan belum dikirim. Tapi matanya sudah basah.Karena ternyata… jadi ibu tidak sekadar melahirkan. Tapi juga berani memilih—bahkan saat hatinya sedang hancur.---Flashback...Lima tahun yang lalu…Langit sore itu mendung. Di dalam rumah Nayla, suasana ja

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status