Share

Part 25–Menolak Dibantu

Bang Leon ternyata datang pagi sekali. Dia begitu bersemangat ingin menyelesaikan masalahnya. Dia juga bertanya terus tentang siapa orang yang ingin membeli mobil, tapi aku selalu mengalihkan pertanyaan itu dengan tema lain.

"Ayo, Bang, sarapan dulu! Abang belum sarapan, kan?"

"Belum, Dek!"

"Ya sudah, ayo!"

Bang Leon mengangguk cepat dan tersenyum. Bergegas bangun dari kursi teras, lalu mengekoriku ke dalam.

"Makasih, Dek," ucapnya saat kugeser secangkir kopi padanya yang tengah lahap menyantap nasi kuning.

"Abang sudah kabari pihak perusahaan?"

"Sudah, Dek. Mereka tunggu Abang sampai siang ini," jawabnya, lalu minum. "Makasih, Dek. Abang enggak tahu lagi harus balas kebaikanmu dengan apa. Kalau bukan karena bantuanmu, abang pasti akan masuk penjara."

Aku menghela napas pelan dan tersenyum tipis.

"Sudah jangan dipikirkan. Bagaimanapun juga, Abang itu papanya Alva. Aku enggak mau Alva malu dan sedih karena ulah Abang. Tapi tolong, jangan pernah diulangi lagi kesalahan seperti ini. Piki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status