Share

Bab 16

Author: Nn_Effendie
last update Last Updated: 2025-08-15 22:33:39

"Lakukan saja tugasmu."Bram kemudian menoleh kearah Maria. "Panggil saya jika sudah selesai."

Usai mengatakan itu Bram meninggalkan ruangan yang masih tegang. Gerry masih menatap tanganya yang penuh darah, sedangkan Giyo diam tak tahu harus apa.

Namun akhirnya, Maria buka suara.

"Tadi, Tuan datang menggendong wanita itu dalam keadaan tak sadar." Maria mendekat, menatap penuh prihatin Diana. "Wanita itu sudah seperti itu, ketika saya membersihkan tubuhnya ia nampak seperti habis di lecehkan, karena..."

"Karena apa?" Gerry menyela ucapan Maria, penasaran.

Maria ragu, juga bingung untuk menyampaikan kebenaran, hingga satu tarikan napas di iringi kalimat lain menggemparkan keadaan.

"Celana Wanita itu tak terpasang sempurna, Dok. Resleting rusak dan kaos yang dikenakan penuh darah dan tanah. Selain itu juga robek."

Giyo dan Gerry saling pandang, Kemudian kompak menatap Diana. Wanita itu bahkan tak terbangun saat di bicarakan secara langsung, dan suara mereka juga tak kecil.

"Kepala
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • KU BAYAR HUTANG SUAMIKU dengan TUBUHKU   Bab 16

    "Lakukan saja tugasmu."Bram kemudian menoleh kearah Maria. "Panggil saya jika sudah selesai." Usai mengatakan itu Bram meninggalkan ruangan yang masih tegang. Gerry masih menatap tanganya yang penuh darah, sedangkan Giyo diam tak tahu harus apa. Namun akhirnya, Maria buka suara. "Tadi, Tuan datang menggendong wanita itu dalam keadaan tak sadar." Maria mendekat, menatap penuh prihatin Diana. "Wanita itu sudah seperti itu, ketika saya membersihkan tubuhnya ia nampak seperti habis di lecehkan, karena..." "Karena apa?" Gerry menyela ucapan Maria, penasaran. Maria ragu, juga bingung untuk menyampaikan kebenaran, hingga satu tarikan napas di iringi kalimat lain menggemparkan keadaan. "Celana Wanita itu tak terpasang sempurna, Dok. Resleting rusak dan kaos yang dikenakan penuh darah dan tanah. Selain itu juga robek." Giyo dan Gerry saling pandang, Kemudian kompak menatap Diana. Wanita itu bahkan tak terbangun saat di bicarakan secara langsung, dan suara mereka juga tak kecil. "Kepala

  • KU BAYAR HUTANG SUAMIKU dengan TUBUHKU   Bab 15

    "Dokter Gerry, sejak kapan anda disana?" Giyo dan Bram serempak menoleh ke arah pria necis lengkap seragam dokter melekat di tubuhnya. Bersandar pada kusen pintu, bersedekap dada. "Sejak kalian menyebut wanita itu." Dokter Gerry mendekat. "Siapa wanita sial yang terjebak dalam dendam-mu itu Bram?' Dokter Gerry menjatuhkan diri di sofa, mendesah panjang saat rasa empuk menyapa tubuhnya. Bram yang melihat itu mendengus. "Bukan urusanmu." "Dokter, bukankah anda masih ada jadwal operasi pasien? mengapa sudah ada di sini?" tanya Giyo kebingungan. Sebagai seorang ahli bedah. Gerry seringkali dibuat kelimpungan karena banyaknya pasien yang harus di tangani. Sedangkan beberapa saat lalu ia mengkonfirmasi tak bisa datang cepat. Namun kini pria itu telah berada di tempat bosnya daripada menyelamatkan pasien. "Hmm. Aku ingat pernah hampir mati kehilangan nyawa karena telat 5 menit saat itu. Aku tidak mau mengulang kejadian serupa." Dokter Gerry menatap Bram dengan alis terangkat. Pria di

  • KU BAYAR HUTANG SUAMIKU dengan TUBUHKU   Bab 14

    Setibanya Bram di kamar. Ia membaringkan tubuh Diana yang kurus kering menyisakan tulang dan kulit ke atas ranjang. Tubuh wanita itu terasa dingin di pelukannya. Mungkin karena kehabisan cukup banyak darah. Jarinya menyingkap helaian rambut yang menutupi wajah tirus itu, sedikit sulit karena lengket bercampur darah yang mengering. Bram terpaku pada wanita yang kini terbaring kayaknya mayat. Sedikitpun tak ada pergerakan bahkan jika tak di lihat dengan jeli orang akan mengira wanita itu telah mati. Tok Tok. Ketukan pintu mengalihkan atensi. Ia menatap kearah kepala pelayan yang datang membawa baskom air dingin dan p3k. "Masuk." Maria, Wanita renta yang telah bekerja berpuluh tahun denganya itu sedikit menunduk, meletakan baskom diatas nakas. Lalu berdiri di samping Bram menunggu perintah. "Kau sudah memanggil Dokter Gerry?" "Sudah Tuan. Tetapi Dokter Gerry tidak bisa segera datang karena..." "Apa?" Maria ragu untuk menjawab namun akhirnya membuka suara. "Dokter Gerry masih a

  • KU BAYAR HUTANG SUAMIKU dengan TUBUHKU   Bab 13

    Malam itu udara dingin menusuk, tapi Bram berkendara dengan jendela sedikit terbuka. Bau aspal basah dan knalpot bercampur dalam hidungnya. Kantuk membuat pandangannya sedikit kabur, namun setir tetap ia genggam mantap.Setelah seharian penuh berkutat dengan laptop dan berkas tak ia tahu Jam melingkar indah di pergelangan tangan telah menunjukan pukul 21.54. Tanda memasuki malam yang lebih gelap.Tiga hari tanpa tidur. Ototnya nyeri, matanya berat, kepalanya berdenyut, dan tubuhnya terasa remuk redam. sesekali ia menggerakan tubuhnya ke kanan dan ke kiri saat pegal dan tak nyaman terus datang hingga terdengar ketekan tukang.Namun, sebuah gerakan di jalan menangkap matanya.Sosok perempuan, jeans lusuh dan kaos putih sederhana berlari tergesa. napasnya tersengal, rambutnya terurai kacau. Di belakangnya, dua pria bertampang preman kaos hitam lusuh, wajah kotor, dan tatapan beringas mengejar seperti anjing.Bram memicingkan mata untuk memastikan. Begitu wajah perempuan itu terlihat jela

  • KU BAYAR HUTANG SUAMIKU dengan TUBUHKU   Bab 12

    Seolah persiapan sudah ia perhitungkan matang-matang. Diana memutar sedikit pergelangan kaki kemudian mengangkatnya tinggi ke belakang. Gunadi terbahak menganggap Diana sedang bercanda. Namun hal berikutnya membuat semua tercengang. Brugh!! Diana menendang kuat sepenuh tenaga tepat di antara kaki Gunadi. Tepat di kejantanan yang terbungkus celana. "Arghhhh...." Gunadi mengerang. Tubuhnya ambruk dan berguling di lantai memegang miliknya. Air mata menetes di sudut matanya tanpa ia sadari. Bagas, Surya, dan Reza mematung. Sebelum sempat mereka sadar, Diana lebih dulu mendorong ketiganya secara bergantian kemudian berlari tergesa-gesa meninggalkan rumah. Melihat calon mangsanya lari, Gunadi semakin murka. Ia berteriak dengan keras. "KEJAR WANITA ITU, BODOH!" umpatnya menggema. Surya dan Bagas yang sadar segera berlari kencang mengejar, sedangkan Reza yang sejak tadi melotot merinding saat tatapan tajam Gunadi melayang padanya. "Bantu aku berdiri, sialan." "I-iya, iya."

  • KU BAYAR HUTANG SUAMIKU dengan TUBUHKU   Bab 11

    Malam kembali datang tanpa Diana sadari. Karena sibuk menata pakaian dan barang berantakan, membuatnya lupa segala hal. Saat sadar, ruang depan sudah gelap dan cahaya matahari telah lenyap.Jantungnya berdenyut kencang, seolah sedang diburu predator. Ia teringat ucapan Reza siang tadi, di mana Gunadi akan kembali datang. Malam ini.Diana meletakkan asal pakaian terakhir tanpa melipatnya. Ia lebih dulu takut dan khawatir kedatangan Gunadi sebelum dirinya pergi.Ya, setelah percakapan singkat, lebih tepatnya pertengkaran siang tadi, Diana berniat kabur.Namun sialnya, ia harus membereskan kekacauan yang ia buat sendiri lebih dulu. Dan kini jam menunjukkan pukul 7 malam lewat."Aku harus segera pergi sebelum bajingan tengik itu datang lagi."Diana menyambar kaos dan celana jeans buluk yang biasa ia kenakan. Dengan tanpa berpikir untuk membersihkan diri, Diana mengganti dress-nya dengan pakaian baru.Rambut tak ia sisir. Tangan sigap menarik tas kecil dan handphone jadul. Ia harus bergega

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status