Share

DEAL

Aku berusaha menurunkan kadar emosi agar penjelasan ini gak tertolak pikiran dan hati. Kuresapi kata demi katanya biar bisa dimengerti. Hampir semua ucapannya benar, bahkan semuanya benar.

Pria ini memang lihai membaca keadaan. Atau karena ada di posisi komentator, bukan pelaku. Seperti permainan bola. Komentator lebih jeli mencari peluang dan hambatan di lapangan. Sementara para pemain kadang terjebak dengan situasi tak terduga.

Mas Ragil memang tengah buta oleh cinta dan napsu. Ia pasti tak bisa melihat alasan aku bertindak sereaktif itu tadi. Di sisinya kini aku tentu salah dan keterlaluan. Tapi, mau bagaimana lagi, aku terlanjur emosi tadi. Bahkan, belum puas menyiksa Susi. Aku ingin dia babak belur, berdarah-darah bahkan mampus. Kalau begitu baru puas.

Siapakah wanita yang tidak panas melihat suaminya malah pameran istri baru. Aku dihubungi saja tidak kalau memang dia sudah tahu soal undangan itu. Apa tidak terbersit di pikirannya bahwa aku juga menerima undangan dan kemungkina
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status