Share

ITU SESAAT

"Saya gak mau makan!"

Zayyin membawaku ke sebuah restoran yang berjarak lima belas menit perjalanan dari gedung Yasmin. Aku tak mau sebenarnya masuk ke sini, tapi dia meyakinkan takkan lama. Dan, katanya lagi jadi bisa ngobrol aman tentang sesuatu yang penting.

Tempat ini sepi pengunjung jadi terasa luas pemandangannya. Hanya ada set meja kursi berjejer rapi juga di dinding berkaca banyak. Ada alunan musik romantis yang mengiringi sepanjang keberadaan kami di sini. Tapi, hal tersebut tak membuat suasana hatiku membaik. Masih panas bahkan membara.

"Oh, ya sudah biar saya saja yang makan. Tadi 'kan saya belum sempat prasmanan. Keburu ngamanin ibu!"

Dih, bodo amat. Salah sendiri ikut campur urusan orang. Dan, aneh juga, sih, kenapa aku malah duduk melihatnya makan. Gak ada kerjaan saja. Dasar orang aneh.

Seperti Zayyin emang benar-benar lapar. Dia lahap banget saat menyantap makanan yang sudah tersaji.

Sebenarnya makanan yang dipesan terlihat enak, tapi aku enggan menyentuh. Ada guram
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status