Share

KUBUAT MADUKU GENDUT
KUBUAT MADUKU GENDUT
Penulis: Hanin Humayro

SAYA ISTRI SAH

"Minggiir, saya istri sah Ragil Suryono!"

Akhirnya orang-orang memberiku jalan menuju ruang akad nikah mas Ragil dan penyanyi organ tunggal itu. Aku harus cepat sampai ke sana agar bisa menggagalkan pernikahan mereka.

Aku baru saja tahu kalau mas Ragil mau melangsungkan akad nikah pagi ini. Saking tergesa, aku dandan seadanya menuju rumah mempelai wanita.

"Oh, itu istri pertamanya, ya. Pantesan suaminya nikah lagi, udah tua, gendut lagi!" celetuk orang yang ada di luar ruangan.

"Jauh lah sama si Susi, muda, cantik, semok pula. Laki'kan gitu, lihat barang bagus yang kinclong, barang lama dibuang!" timpal yang satunya.

Kalau tak dikejar waktu, aku ingin sekali nguwel-nguwel mulut bar-bar netijen. Aku hanya melemparkan tatapan tajam sambil mengangkat tangan yang terkepal.

Keduanya langsung mingkem, mungkin takut kena hantaman tangan halilintar. Tak ingin membuang waktu, aku melanjutkan perjalanan menuju tempat akad.

Tapi, langkah ini terhenti di depan pintu masuk. Bumi rasa runtuh saat kata sakti sebagai penentu terjalinnya ikatan suci terucap dari mulut saksi

"Saaaah!"

Aku terpaku di ambang pintu demi menyaksikan mas Ragil melepas genggaman tangan wali Susi. Lalu, pandangan tiba-tiba jadi gelap, napas pun sesak. Dan, akhirnya tubuh ini ambruk.

Tunggu! Kenapa aku gak pingsan, cuma jatoh doang.

"Huaaaw, mas Ragi jahaaat, kamu jahaaat udah khianatin akuuuu!"

"Tiara, Tiara, tenang, mas bisa jelaskan! Jangan nangis di sini, ayo, Sayang!"

Mas Ragil yang sudah ada di sampingku mencoba meraih tubuh ini. Tapi kuat-kuat kutepis hingga ia ikut terduduk.

"Mas Ragil jahat, aaang, aaang, huaaa!"

Aku menangis sambil duduk di lantai. Kaki ini dihentak-hentakkan ke depan. Persis seperti anak TK nangis karena keinginannya tak dipenuhi.

Aku tak peduli dengan tatapan orang-orang yang berkerumun di dekat kami. Bahkan suara-suara sumbar yang jelas terdengar kuanggap angin lalu.

"Kasihan, ya, udah gendut dicampakkan sama lakinya. Laki emang brengsek, udah gak cantik mah ditendang. Gak kayak pas dulu ngejar. Kalau laki aku yang gitu, udah kukubur idup-idup!" cerocos satu tamu.

"Oh, jadi si Susi itu pelakor. Dasar perempuan gatel. Udah tahu si Ragil punya istri, mau aja dikawin. Huh, pasti karena harta. Kalau lakinya kere juga mana mau!" timpal yang lainnya.

Hatiku udah gak kelukis sakitnya. Kayak luka dikucurin cuka. Sakit banget, Maaaas!

"Tiara, ayo kita ke dalam, ayo, Sayang!"

"Enggak, aaang, aaang!"

Aku terus membuat atraksi menangis di lantai. Biar saja malu, malu semua sekalian. Bodo amat. Aku cuma ingin meluapkan emosi yang mukul hati bertubi-tubi.

Setelah lama menangis, aku cape juga. Akhirnya berhenti sendiri karena suara juga udah serak banget. Kepala pun pusing dan dada jadi sesak.

Aku bergeming saat mas Ragil tak henti membujuk agar mau masuk ke dalam. Pun dengan orang-orang yang entah itu siapa. Yang pasti bukan pengantin perempuannya. Awas saja kalau berani mendekat, bisa sekarat dia.

"Siapa, sih yang biarin perempuan ini masuk! Pesta anak saya jadi rusak!"

Teriakan seorang perempuan membuat emosi yang mulai reda, meledak lagi. Rasanya darah naik lagi nyampe ubun-ubun.

Aku bangkit dengan bantuan mas Ragil dan entah siapa lagi. Tanpa basa-basi kuhampiri wanita yang kini sedang berkicau-kicau.

"Heh, bangga ya anak lo jadi pelakor! Gak laku, ya sampai kawin sama laki orang! Oh, gue tahu kalian tuh pengen kaya instan jadi ngeretin harta laki gue'kan! Didik anak tuh yang bener biar gak jadi pelakor!

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Iwan pales Bsnsj
wawndndjdjdjjd
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status