Home / Romansa / KUBUAT MADUKU GENDUT / SAYA ISTRI SAH

Share

KUBUAT MADUKU GENDUT
KUBUAT MADUKU GENDUT
Author: Hanin Humayro

SAYA ISTRI SAH

Author: Hanin Humayro
last update Huling Na-update: 2022-10-03 16:16:13

"Minggiir, saya istri sah Ragil Suryono!"

Akhirnya orang-orang memberiku jalan menuju ruang akad nikah mas Ragil dan penyanyi organ tunggal itu. Aku harus cepat sampai ke sana agar bisa menggagalkan pernikahan mereka.

Aku baru saja tahu kalau mas Ragil mau melangsungkan akad nikah pagi ini. Saking tergesa, aku dandan seadanya menuju rumah mempelai wanita.

"Oh, itu istri pertamanya, ya. Pantesan suaminya nikah lagi, udah tua, gendut lagi!" celetuk orang yang ada di luar ruangan.

"Jauh lah sama si Susi, muda, cantik, semok pula. Laki'kan gitu, lihat barang bagus yang kinclong, barang lama dibuang!" timpal yang satunya.

Kalau tak dikejar waktu, aku ingin sekali nguwel-nguwel mulut bar-bar netijen. Aku hanya melemparkan tatapan tajam sambil mengangkat tangan yang terkepal.

Keduanya langsung mingkem, mungkin takut kena hantaman tangan halilintar. Tak ingin membuang waktu, aku melanjutkan perjalanan menuju tempat akad.

Tapi, langkah ini terhenti di depan pintu masuk. Bumi rasa runtuh saat kata sakti sebagai penentu terjalinnya ikatan suci terucap dari mulut saksi

"Saaaah!"

Aku terpaku di ambang pintu demi menyaksikan mas Ragil melepas genggaman tangan wali Susi. Lalu, pandangan tiba-tiba jadi gelap, napas pun sesak. Dan, akhirnya tubuh ini ambruk.

Tunggu! Kenapa aku gak pingsan, cuma jatoh doang.

"Huaaaw, mas Ragi jahaaat, kamu jahaaat udah khianatin akuuuu!"

"Tiara, Tiara, tenang, mas bisa jelaskan! Jangan nangis di sini, ayo, Sayang!"

Mas Ragil yang sudah ada di sampingku mencoba meraih tubuh ini. Tapi kuat-kuat kutepis hingga ia ikut terduduk.

"Mas Ragil jahat, aaang, aaang, huaaa!"

Aku menangis sambil duduk di lantai. Kaki ini dihentak-hentakkan ke depan. Persis seperti anak TK nangis karena keinginannya tak dipenuhi.

Aku tak peduli dengan tatapan orang-orang yang berkerumun di dekat kami. Bahkan suara-suara sumbar yang jelas terdengar kuanggap angin lalu.

"Kasihan, ya, udah gendut dicampakkan sama lakinya. Laki emang brengsek, udah gak cantik mah ditendang. Gak kayak pas dulu ngejar. Kalau laki aku yang gitu, udah kukubur idup-idup!" cerocos satu tamu.

"Oh, jadi si Susi itu pelakor. Dasar perempuan gatel. Udah tahu si Ragil punya istri, mau aja dikawin. Huh, pasti karena harta. Kalau lakinya kere juga mana mau!" timpal yang lainnya.

Hatiku udah gak kelukis sakitnya. Kayak luka dikucurin cuka. Sakit banget, Maaaas!

"Tiara, ayo kita ke dalam, ayo, Sayang!"

"Enggak, aaang, aaang!"

Aku terus membuat atraksi menangis di lantai. Biar saja malu, malu semua sekalian. Bodo amat. Aku cuma ingin meluapkan emosi yang mukul hati bertubi-tubi.

Setelah lama menangis, aku cape juga. Akhirnya berhenti sendiri karena suara juga udah serak banget. Kepala pun pusing dan dada jadi sesak.

Aku bergeming saat mas Ragil tak henti membujuk agar mau masuk ke dalam. Pun dengan orang-orang yang entah itu siapa. Yang pasti bukan pengantin perempuannya. Awas saja kalau berani mendekat, bisa sekarat dia.

"Siapa, sih yang biarin perempuan ini masuk! Pesta anak saya jadi rusak!"

Teriakan seorang perempuan membuat emosi yang mulai reda, meledak lagi. Rasanya darah naik lagi nyampe ubun-ubun.

Aku bangkit dengan bantuan mas Ragil dan entah siapa lagi. Tanpa basa-basi kuhampiri wanita yang kini sedang berkicau-kicau.

"Heh, bangga ya anak lo jadi pelakor! Gak laku, ya sampai kawin sama laki orang! Oh, gue tahu kalian tuh pengen kaya instan jadi ngeretin harta laki gue'kan! Didik anak tuh yang bener biar gak jadi pelakor!

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Iwan pales Bsnsj
wawndndjdjdjjd
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    END

    Meski ini pernikahan kedua, bahagianya tak lebih rendah dari yang pertama. Bahkan, ada lebihnya.. Pria yang menyandingku kali ini tidak lain di mulut, lain di hati. Ia tulus mencintai saat orang lain meremehkan. Mas Zayyin senantiasa mengenalkanku pada kerabat dan relasinya. Begitu juga denganku yang mengenalkan ia pada keluarga. "Kamu itu pandai cari istri, Zay! Sudah cantik, baik pula. Semoga rukun selalu sampai kakek nenek, ya!" ucap salah satu tante mas Zay.Aku menanggapi pujian itu dengan senyuman, ucapan terima kasih atau balas memuji. Aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Dulu saat masih bersama mas Ragil pun sering menemaninya bertemu relasi. Jika tak sedang melayani tamu, aku dan mas Zay melanjutkan obrolan. Tentu saja lebih banyak bercanda daripada seriusnya. *Di sini, di kamar hotel ini hanya ada kami berdua. Suasana di dadaku jangan ditanya. Ramai oleh debaran-debaran kencang. Makin lama makin ribut saja mereka.Kadang kuelus dada agar bisa meredakan gemuruh di

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    SAH

    Keluarga besarku pun turut hadir. Kakek, nenek, om, tante, kakak, adik. sepupu, dan keponakan ada. Keluarga mas Zay pun telah duduk di dua shaf ini. Jumlahnya cukup banyak dan aku belum hapal semua. Dari penampilan, aku sudah menduga mereka berlatar golongan kaya. Meski bukan pengusaha semua, tak sembarangan pekerjaan yang mereka sandang. Ada dokter, dosen,wartawan, pengacara bahkan anggota dewan kata mas Zay. . Dari arah barisan pria, terdengar host akad nikah tengah membuka acara. Dia mengucapkan terima kasih pada hadirin dan menyampaikan informasi bahwa akad akan segera dimulai.Hatiku bergetar hebat kala akad suci diikrarkan mas Zayyin. Sekian detik berikutnya aku resmi menyandang gelar nyonya Zayyin Satrio.Airmata ini tumpah dalam dekapan mama. Lalu, kurasakan mama mertua mendekapkan tangannya juga pada sisi tubuhku yang lain."Selamat, ya. Semoga pernikahan keduamu langgeng hingga melebihi batas usia," ucap mama di sela isakan. Aku pun tak sanggup berkata-kata. Hanya mampu me

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    YANG TERINDAH

    "Kupikir lama tak jumpa, kamu makin tua, nyatanya..."Aku deg-degan menunggu lanjutannya. Ampun, eh ini jantung bisa-bisanya tak bisa dikendalikan. Coba tolonglah sampai kapan akan begini."Ternyata memang makin tua!""Haaa, asem!"Zay tertawa puas melihat reaksiku. Pria itu seperti senang sekali mendapatkan aku dongkol. Eh, tapi candaan itu sukses membuat grogi hilang. Efeknya kami jadi bisa ngobrol seperti dulu."Gimana butiknya?"Aku jadi antusias bercerita soal perkembangan usaha butik. Aku ceritakan bahwa sekarang semakin besar dan terkenal. Bahkan beberapa selebritis pun sudah jadi langganan tetap di butik itu.Orderan gaun pengantin juga sudah mulai berdatangan. Kadang bangga sebab disejajarkan dengan butik-butik yang telah lama meniti karirnya."Kerjaan Mas di sana gimana?""Biasalah, bikin waktu makin sempit buat godain cewek!"Ini laki belum tahu rasanya disumpel sama gagang sapu. Seenaknya aja bilang tentang godain cewek di depan calon istri. Apa di pikir aku tidak akan mar

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    YANG MAMPU

    Aku jadi tertawa mendengar perkataan asalnya. Emang hobi humor jadi renyah banget ngemas kata-kata."Aku gak bulan depan karena mau besok datang ke rumah calon mertua. Sekarang, kamu siap-siap pulang sana. Tunggu aku di rumah papa mamamu!""Haaa!""Ho'oh, sejutarius. Sekarang lagi packing, nih coz malem terbangnya!""Mas Zay, apa-apaan, sih! Ngapain dadakan gini. Aku belum ngapa-ngapain, tahu!""Ngapa-ngapainnya nanti kalau udah halal. Sekarang siap-siap pulang sana! Dengar, ya aku ini bukan pemaksa, hanya tak memberimu pilihan saja!" Mas Zay beneran serius mau datang besok. Itu bikin aku kelimpungan sendiri. Setelah telpon ditutup langsung manggil bi Eti dan bilang apa yang terjadi."Masya Allah, Bu. Luar biasa, ya kejutan dari Gusti Allah. Saya jadi nangis, nih!""Nangisnya nanti aja, Bi. Sekarang tolong packing baju saya. Bibi juga ikut, ya takutnya di sana butuh bantuan!""Siap, Komandan!"Aku harus cepat sampai di rumah orang tua untuk bicara tentang Zay. Masalahnya aku belum pe

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    KANGEN TIDAK

    Aku harus memikirkan ini baik-baik. Trauma kegagalan pernikahan membuatku tsk boleh sembarangan memutuskan masalah serius ini. Aku tak ingin terulang untuk kedua kalinya.Dulu, mas Ragil juga mengatakan akan setia. Tidak akan mendua apapun yang terjadi. Nyatanya semua itu dusta.Bisa jadi Zay juga melakukan hal sama. Saat ada maunya bergaya bak pemuja cita. Setelah bosan menjadi semacam pecandu rokok, lepas bersepah dibuanglah bendanya.Aku belum bisa percaya pada lelaki. Tetaplah di benak ini mereka semua tukang tipu. Di depan bilang cinta, di belakang main mata.Mas Ragil dan Susi pamit sebab akan langsung ke pesantren dan rumah orang tua keduanya.. Katanya juga tak bisa lama di sini sebab Surabaya banyak hal yang harus diurusi."Nanti Mba sama Mas Zay ke Surabaya, ya. Jangan lupa, loh!" bisik. Susi saat kami berpelukan. Karena gemas digoda terus, aku cubit saja tangannya."Pamit, ya, Ra. Pikirkan sekali lagi tentang Zay. Kami siap hadir di acara pernikahan kalian, ok!"Mas Ragil ju

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    14

    TIARA"Mba Tiaraaa!"Ternyata mas Ragil datang bersama Susi. Kukira sendiri, sudah tegang saja tadi. Tubuh Susi sudah langsing seperti semula. Tampaknya ia sungguh-sungguh melaksanakan dietnya.Aku berpelukan dengan Susi, lalu mempersilakan keduanya masuk. Selepas menyediakan jamuan barulah kami ngobrol."Wah, wah kejutan banget dikunjungi tuan dan nyonya besar. Ada apa, nih sampai menyempatkan diri mampir?""Ish, Mba! Emang gak boleh gitu kita datang ke sini?"Aku dan Susi tertawa bersama, mas Ragil cuma senyum gitu. Tak enak, sih dipandangin terus. Tatapan matanya itu belum berubah ternyata. Masih ngarep, kali, ya?"Ayo diminum dulu. Makannya beli aja, ya. Gak masak soalnya. Abis ngedadaklah kalian datangnya! Bentar aku telpon dulu restorannya!""Gak usah, Mba kami udah makan, kok!""Iya, gak usah, Ra. Udah kenyang juga kami!"Aku mengurungkan niat menelpon. Daripada juga banyak tersisa sebab mereka tak mau makan nantinya."Dari sini kami akan ke pesantren anak-anak!"Syukurlah, ana

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status