Share

Bab 111

Kebahagiaan yang ada pada Yumna berlangsung setiap hari, dia bahkan sangat semangat dalam mengajar. Tiada pernah lagi senyuman itu alpa terukir di bibirnya yang indah sekali pun Nurul masih menginap di rumah ibunya.

Sekarang Yumna dan Gus Hanan berada di depan gundukan tanah bertuliskan nama Syahdu. Mereka belum pernah melupakan gadis yang pernah hadir dalam istananya sekalipun cukup meninggalkan luka.

"Mas, kenapa diam?"

Gus Hanan menghela napas. Dia tidak mungkin berbohong pada istrinya. Sebenarnya lelaki itu sedikit merindukan Syahdu, makanya mengajak untuk ziarah. Kini dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terpaku di tempat.

Memang sudah menjadi takdir gadis itu untuk menikah sebelum meninggal. Mengingat tingkah konyol Syahdu di detik-detik terakhir hidupnya membuat lelaki berpeci itu menunduk menyembunyikan senyum.

"Mas?"

Ah ya, pipinya mungkin telah merona. Sebelum kembali mengangkat kepala, Gus Hanan berusaha mengingat hal-hal serius agar wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status