Cahaya Bulan sudah kembali normal seperti takdirnya yang sudah ditetapkan oleh Langit. waktu terus berputar dengan keangkuhannya.
Hampir menjelang Subuh, Bala pasukan dari Negeri Atas sana mulai terlihat turun bergelombang seperti Deburan Ombak yang selalu merindukan bibir Pantai. Mereka terlihat seperti sekumpulan Organisasi Pembunuh Bayaran. ada sekitar ribuan sosok yang terlihat mendarat mulus tepat di sekitar Gua yang berada di kedalaman Hutan Terlarang itu. "Kurangajar... bisa-bisanya kita terlambat, padahal kita semua sudah menggunakan kecepatan penuh..." Heian De mendengus kesal setibanya di tempat lokasi yang sudah di tetapkan menjadi target mereka. Tidak ada lagi sisa-sisa aura yang dirasakan ditempat itu. Gua yang sebelumnya terlihat menanfakkan wujudnya yang cukup indah itu kini sudah rata dengan Tanah. "Kalian semua segera berpencar, cari sampai dapat, kita tidak boleh kembali atau kita semua akan mati tanpa bisa bereinkarnasi...!" Heian De langsung menurunkan sebuah perintah yang bersifat mutlak. ia takut kembali karena ia sudah hafal betul dengan watak Heian Long Sang Naga Hitam itu. Ia sangat kejam dan tidak segan-segan untuk menghukum semua bawahannya jika gagal dalam sebuah Misi yang ia perintahkan. Disisi yang berbeda, bertepatan dengan kelahiran sosok Bayi mungil yang sudah terlihat sangat tampan sejak ia lahir didalam Gua itu. sesosok Bayi yang berjenis kelamin perempuan pun juga telah lahir disaat itu. Sang Kaisar Benua Tengah yang memiliki nama depan Qin itu sedikit merasa kecewa atas kelahiran anak pertama dari Sang Permaisurinya itu. Tapi disisi lain ia cukup merasa bahagia disaat tatapannya melihat sosok Bayi yang berwajah tampan yang berada tidak jauh dari tempat proses Sang Permauisuri melahirkan. "Suamiku... apakah kau merasa kecewa denganku, Karena aku tidak melahirkan seorang Pangeran untukmu?" Sang Permaisuri yang melihat perubahan ekspresi yang berubah-ubah diraut wajah suami nya itu, ia pun melontarkan sebuah pertanyaaan. Didalam ruangan tersebut kini hanya tinggal mereka berempat bersama kedua Bayi yang baru saja muncul ke permukaan Bumi. "Ling'er, bukan begitu, mana mungkin aku tidak bahagia, aku baru saja kembali dari sebuah ekspedisi, perjalan yang cukup jauh. apakah kau tahu apa yang ku dapatkan..." bisikan dari mimpi yang kerap datang menghantui disetiap malam-malam ku itu ternyata itu nyata." Sang Permaisuri mengernyitkan Dahinya, karena merasa penasaran, ia pun lngsung menatap lekat-lekat mata suaminya itu. "Apa maksudmu Suamiku... sepertinya kau sedang benar-benar lelah, istirahatlah terlebih dahulu...!" Sang Permaisuri yang melihat suaminya yang menurutnya sedikit ngelantur itu pun berkata dengan sopan dan bersifat menyuruh sang suami untuk beristirahat dari rasa lelahnya. Setelah mendengar apa yang di katakan oleh istri nya itu, Kaisar Qin berdiri, bukan pergi untuk istirahat, melainkan ia berjalan menuju ke sudut Ruangan itu. Dengan langkah yang pasti dan sedikit kehati-hatian, kedua tangannya yang terlihat kekar meraih sebuah Peti Kayu yang kesannya lebih terlihat seperti sebuah Peti Mati itu. Peti itu ia bawa kehadapan istrinya. "Istriku... lihatlah ini, ini bukan mimpi..." dengan hati-hati ia membuka segel di Peti tersebut. Segelnya cukup kuat. saking kuatnya Ruangan yang ditempati oleh mereka sedikit bergetar. Setelah Segel itu terlepas, tanpa berkata lagi ia merengkuh sesosok Bayi yang sangat tampan itu. sesosok Bayi itu terlihat sedang tertidur nyenyak sekali. seperti sedang tertidur pulas di pangkuan Rembulan. Sang Permaisuri yang sebelumnya terlihat sedikit acuh tak acuh, kini kedua sorot matanya dan disertai ekspresi wajahnya seperti tidak dapat di lukiskan saking terlihat begitu rumitnya untuk dibayangkan. "Suamiku... aku tidak dapat memahaminya. jelaskan padaku...!." Sang Kaisar pun menaruh sosok Bayi berwajah tampan itu tepat disamping istrinya yang sedang duduk ditepian Ranjang itu. Tanpa suatu aba-aba yang tidak seharusnya, Sang Kaisar Benua Tengah itu membungkuk lalu menekuk satu kakinya ke depan. Dihadapan Sang Istri, ia pun mulai bercerita, menceritakan dari awal hingga akhir tentang perjalanan dari mimpinya itu. "Dari awal sewaktu pertama kali kamu hamil di Bulan pertama kehamilan mu itu, aku bermimpi, aku seperti tersesat disebuah Labirin yang tak bertepi. dan ditengah-tengah keputusasaanku itu, aku mendapatkan sebuah bisikan." "Tidak aku dengar melalui Telingaku, melainkan suara itu langsung terdengar didalam Benakku. dan disetiap pergantian Bulan kehamilanmu, bisikan-bisikan dari suara itu selalu datang disetiap tidurku." "Rasa penasaranku itu pun membuat rasa ingin tahu ku berangsur-angsur kian menjadi-jadi, dan bahkan setelah kehamilanmu yang kesembilan Bulan itu. tekatku pun menjadi Bulat karena setelah suara dari bisikan itu semakin terasa jelas." "Menentukan sebab akibat dan tempatnya. setelah beberapa hari dalam perjalanan yang cukup menguras tenaga dan pikiran, aku beserta Rombonganku tiba ditempat yang sudah ditentukan oleh bisikan yang kerap berbisik didalam mimipiku itu. "Apakah kamu tahu apa yang kulihat disana...?" Sang Kaisar menjeda perkataannya, Matanya mulai terlihat berkaca-kaca. ia menggenggam tangan istrinya lalu melanjutkan ceritanya yang sempat tertunda. "Didalam Gua itu aku melihat dua Tubuh yang tak lagi bernafas, mereka ternyata adalah Pasangan Suami Istri." "Fan yang membuatku tidak pernah menduganya sama sekali, ternyata Tubuh Perempuan yang tak lagi bernafas itu adalah Qin Hua Kakak kandung Ku sendiri yang secara tiba-tiba menghilang tiga tahun belakangan ini..." Sang Kaisar terlihat seperti tidak bisa lagi melanjutkan ceritanya. di sepenggal kalimat terakhir yang ia ceritakan tadi, ia berkata sambil meremas-remas cukup keras jari jemari istrinya saking emosionalnya dengan apa yang telah terjadi, dan dengan apa ia rasakan saat ini. "Ka...kakak Hua... apa yang kau katakan suamiku... kau sedang tidak becanda bukan?" saking terkejutnya mendengar cerita dari Sang Suami, Sang Permaisuri pun secara spontan ingin sebuah penjelasan yang akurat dan jelas dari suaminya itu. yang tidak pernah diduga juga, baik Sang Kaisar maupun Sang Permaisuri, diluar Ruangan kamar bersalin itu terlihat sesosok Orang Tua Laki-laki kurus berdiri tepat di depan Pintu Ruangan tersebut. Karena terbawa rasa emosional yang mendalam, sosok Pria Tua kurus itu pun menerobos masuk dan membuat kedua orang yang sedang hanyut dalam nuansa pilu itu pun dibuat terkejut. "Ayah..." Kaisar Qin dan Sang Permaisuri itu pun berkata secara bersamaan. "ayah hanya datang kesini hanya untuk memberitahumu tentang sesuatu hal, karena ayah tidak menemukanmu di tempat biasanya, jadi ayah datang sendiri kesini. "Ayah sudah mendengar semua apa yang telah kau ceritakan itu. tapi ada suatu hal mendesak yang ayah ingin katakan." Sang Kaisar sedikit merasa gugup ketika ayahnya sudah mengetahui semua tentang apa yang telah ia ceritakan itu. tapi ada rasa penasaran yang terlihat jelas dari ekspresi wajahnya. "Apa yang sebenarnya yang ingin ayah katakan itu?" Setelah mengambil nafas dalam-dalam, Sang Kaisar pun langsung mempertanyakan point penting atas kedatangan ayahnya itu. "Ayah merasa terganggu dengan kehadiran sebuah aura gelap swaktu ayah mengasingkan diri dalam berkultivasi di sudut Bukit kecil Hutan Terlarang itu." "Ayah merasakan aura hitam pekat yang menyelimuti hampir sepenuhnya Hutan Terlarang itu. aura itu sangat Besar, mungkin bisa saja menghancurkan satu Istana Kekaisaran." Baik Sang Kaisar maupun Sang Permaisuri, setelah mendengarkan pernyataan sosok Pria yang kurus itu, mereka sama² memperlihatkan ekspresi yang tidak wajar dari raut wajah mereka masing-masing. -BERSAMBUNG-Ditengah keramaian Penduduk Kota itu, baik Qin Shan maupun Qin Hua, mereka sama-sama berdiri di tepi jalan. masih menyaksikan iring-iringan kecil yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.Di karenakan mereka berdua baru pertama kalinya keluar di tempat keramaian seperti ini, jelas mereka merasa penasaran dan ingin terus melihat tontonan yang cukup menarik bagi mereka.Bisikan-bisikan para Penduduk Kota pun kian saling berbisik menciptakan gosip-gosipan satu sama lainnya."Jadi mereka adalah dari keluarga Bangsawan Klan Xiang... ku dengar-dengar Putra tertua patriak Xiang ingin mengikuti sebuah sayembara untuk mempersunting Putri Mey Lin dari Keluarga Mey.""Husssttt... Patriak Xiang itu juga salah satu dari Para Menteri Kekasiran. jaga mulutmu kalau sedang bicara, begitu juga dengan ayahnya Putri Meylin, dia juga anak dari salah satu Menteri Kekaisaran Qin."Para Warga Kota saling bergosip di jalanan itu. suasana sore hari di jalanan Kota itu semakin ramai dikarenakan di belakang irin
Setibanya rombongan kecil itu di Istana ke Kaisaran Qin, Qin Shan tidak langsung menuju ke kediamannya. ia malah pergi untuk menghadap pada Sang Kaisar.Disaat ia memasuki Aula Istana itu, disana sudah terlihat cukup banyak orang-orang yang sedang duduk. Seperi terlihat sedang membahas suatu hal.Sang Kaisar yang melihat dua bocah itu masuk, ia pun langsung berdiri dari kursi tempat ia duduk, lalu secara perlahan namun terlihat elegan ia melakangkahkan kakinya berjalan untuk menyambut secara langsung akan kedatangan kedua bocah-bocah kecil itu."Aha, Shan'er, kamu benar-benar seorang jenius diantara jenius di Benua Tengah ini. Ayah tidak menyangka kalau di umur mu yang masih sangat muda seperti ini, kamu sudah menerima Ujian Langit. dan kamu pun berhasil melewatinya."Seraya berkata-kata seperti itu, orang nomor satu di Benua Tengah itu memperlihatkan senyuman serta raut wajah penuh kebanggaannya pada Qin Shan.Semua orang yang mendengar perkataan dari Sang Kaisar yang memuji seperti
Hari yang cerah berganti malam, waktu pun terus berputar tanpa mengenal sedikitpun rasa lelah yang terlihat di perwujudannya yang terlihat perkasa itu.Peneriimaan dari pendaftaran Murid baru di sebuah Sekte yang baru saja berdiri itu, terlihat beberapa Murid terlihat sedang antusias berlalu lalang dalam mendaftarkan dirinya.Ada yang menaruh harapan penuh bahwa nasip kehidupannya akan mulai berubah total ketika mereka masuk sebagai Murid di Sekte ditempat mereka mendaftarkan diri.Dunia Kultivator memang menjanjikan sebuah kekuatan, karena didunia tersebut seperti Hukum Rimba, yang lemah sudah pasti akan tertindas dan selalu berada dibawah bagi yang lebih kuat.Seiring dengan bsrjalannya waktu yang tak terbatas itu, sudah Lima Tahun berlalu tanpa terasa dalam ingatan. kini Sekte Aliran Hitam itu berubah total menjadi sebuah Sekte Raksasa diBenua Tengah.Meski Sekte itu sebuah Sekte Aliran Hitam, yang disinyalir kerap melakukan tindakan brutal, namun pergerakan mereka yang semena-mena
Langit menangis, Paras menjadi bayang-bayang... Waktu tanpak tidak ingin berhenti untuk berputar. ia masih dengan kesombongannya seperti Iblis yang memandang rendah Manusia Fana.Ditengah kedalaman Hutan Terlarang itu terlihat siluet-siluet bayangan lalu lalang yang sedang berkerja keras pagi, siang dan malam. Dikarenakan terjadi sebuah gerimis-gerimis kecil, Hutan itu semakin terlihat mencekam karena Kabut Hitam tebal serta Aura Kegelapannya yang sangat pekat di Hutan itu."Teruslah bergerak cepat, Klian sangat terlihat lemah, terlalu lamban. jangan hanya tahunya bersenang-senang saja...!""Bahkan sudah Sepuluh Tahun kehidupan diBumi ini tapi Pembangunan Sekte yang kita dirikan ini tak juga selesai-selesai."Heian De terlihat murka karena melihat orang-orangnya terlalu malas dalam berkerja keras untuk pembangunan Sekte mereka.Disisi yang berbeda, di Istana Kekaisaran Qin. Sepuluh Tahun berlalu begitu saja, waktu yang terus berputar seperti tak terasa didalam ingatan.Kini umur Qin
Suasana yang semula yang begitu terlihat kental dengan unsur Melankolis pun kini menjadi hening sejenak, seolah-olah waktu merasa malas untuk berputar.Setelah keheningan tanpa rencana itu terjadi untuk beberapa saat saja, Sang Kaisar pun memecahkan suasana dengan melontarkan sebuah pertanyaaan atas dasar rasa penasarannya itu."Ayah, apakah yang terjadi itu karena Kakak... karena setibaku ditempat kejadian itu aku melihat Kakak serta suaminya sudah tidak bernyawa lagi...?."Sang Kaisar berkata-kata dengan cukup serius."Zhiyu'er, kemungkinan alasan itu masuk di akal, dikarenakan pada saat itu ayah bukannya tidak merestui hubungan terlarang Kakakmu dengan Suaminya itu.""Melainkan ayah tidak bisa berfikir dengan jernih pada masa itu. seandainya ayah diberi waktu untuk berfikir, ayah pastikan semuanya akan baik-baik saja."Terlihat sosok Tua kurus itu menyesali akan sikap dan perbuatannya dimasa lalu. kini anak Perempuan satu-satunya yang ia cintai dan sayangi setelah istrinya telah ti
Cahaya Bulan sudah kembali normal seperti takdirnya yang sudah ditetapkan oleh Langit. waktu terus berputar dengan keangkuhannya. Hampir menjelang Subuh, Bala pasukan dari Negeri Atas sana mulai terlihat turun bergelombang seperti Deburan Ombak yang selalu merindukan bibir Pantai.Mereka terlihat seperti sekumpulan Organisasi Pembunuh Bayaran. ada sekitar ribuan sosok yang terlihat mendarat mulus tepat di sekitar Gua yang berada di kedalaman Hutan Terlarang itu."Kurangajar... bisa-bisanya kita terlambat, padahal kita semua sudah menggunakan kecepatan penuh..."Heian De mendengus kesal setibanya di tempat lokasi yang sudah di tetapkan menjadi target mereka.Tidak ada lagi sisa-sisa aura yang dirasakan ditempat itu. Gua yang sebelumnya terlihat menanfakkan wujudnya yang cukup indah itu kini sudah rata dengan Tanah."Kalian semua segera berpencar, cari sampai dapat, kita tidak boleh kembali atau kita semua akan mati tanpa bisa bereinkarnasi...!"Heian De langsung menurunkan sebuah peri