Dia berlahan lahan menunjukkan HP padaku, dia mengetik sesuatudan dia bilang bahwa ibunya menasang CCTV di kamar, harap kerja sama.
Aku yang melihat ini sedikit bingung, apa artinya ini? Dan dengan cepat claudia membuka memo berikutnya, kali ini sebuah paragraf panjang, setelah membacanga aku mengetahui apa yang terjadi.
Claudia mengatakan alasan dia menikah denganku hanya untuk mengatasi ibunya saja, sebenarnya claudia bermaksud untuk tidak menikah seumut hidupnya. Dan dulu dia prrnah mencari pacar palsu untuk membohongi ibunya, tapi ketahuan jadi, ibunya sudah tidak percaya padanya, oleh karena itu claudia mencari aku yang alim dan tuli untuk menikah, karena aku disabilitas tidak begitu ada kemungkinan untuk merusak hidupnya.
Ibu claudia memasang kamera di kamarnya untuk memastikan claudia tidak menipunya kali ini, ibunya hanya ingin melihat apakah kita akan tidur sekamar atau apa, karena ibunya sangat ingin memiliki seorang cucu.
Melihat ini seluruh tubuhku lemas, dan wanita cantik seperti claudia bagaimana mungkin bisa menyukai lelaki seperti aku, ternyata semua ini hanyalah trik belaka, aku tidak lain hanyalah mainan belaka.
Tiba tiba aku merasa sedih dan rendah hati. Tapi pada saat ini claudia tiba tiba melototiku lagi, menyuruhku untuk bekerja sama dengannya, kira kira setelah setengah jam dan kemudian kita selesai.
Setelah itu claudia bangkit ban mengenakan piyama putih, duduk di ujung tempat tidur, menyalakan sebatang rokok panjang. Dan aku memasukkan kepalaku ke dalam selimut tidak berani keluar.
Mungkin pasanh surut kehidupan seseorang datang begitu cepat, air mataku berkumpul di mata, tapi pada akhirnya aku berhasil menahannya untuk tidak menangis, aku hanya berfikir apakah sepanjang hidupku akan seperti ini, tidak ada kesempatan untuk menjadi pria sejati? bahkan tidak bisa menyentuh istris sendiri?.
tapi aku juga tidak berani membayangkannya, hingga malam itu dilewati dalam keheningan. Beberala hari berikutnya, claudia tidak pergi bekerja, mungkin karena sedang cuti nikah, dan karena aku tuli claudia tidak begitu banyak bicara denganku. Hari hari yang aku lewati sangatlah sederhana, setiap hari membersihkan rumah , merawat dan menyiram bunga, meskipun tampak santai tapi aku merasa sangat membosankan, apa daya aku hanya seorang menantu yang dinikahi anak perempuannya.
Seminggu kemudian, cuti nikah claudia habis, dan dia sudah kembali bekerja, dan hidupku masih membosankan, setiap hari didalam kamar tidur dan tidak keluar karena takut ibu claudia masih mengamatiku.
Kupikir seumur hidupku hanya akan seperti ini, meskipun santai,tapi setidaknya normal, aku tidak habis pikir, ini hanya awal mula dari penghianatanku dimulai. Malam itu ketika aku sedang menonton TV di lantai atas, tiba tiba aku mendengar pertengkaran dilantai bawah antara claudia dan ibunya tampaknya claudia baru kembali setelah liburan.
Aku mendengar ibu claudia menanyakannya, "Claudia sebenarnya kamu sudah hamil apa belum?" Claudia menjawab dengan tidak senang "belum mana ada begutu gampang aku curiga aldi tidak bisa. Sekarang aku tidak ada waktu, tunggu cuti tahunan, akan aku bawa aldi pergi periksa"
Mendengar ini, otakku terbodoh, kamu yang sama sekali tidak membiarkanku menyentuhmu, malah bilang kalau aku tidak bisa! Pada saat itu aldi merasa malu dan bersalah, serta ingin keluar memberitahu ibunya, semua ini hanya rekayasa claudia untuk menipumu, tapi aldi tidak berani, karena takut kehilangan kehidupan yang sekarang.
Claudia bertengkar dengan ibunya, intinya adalah dia menyuruh ibunya jangan terlalu ikut campur dalam masalahnya, lalu claudia langsung meranjak ke lantai atas.
Aldi kaget dan duduk diam tidak bergerak di sofa, pura pura tidak tahu apa yang terjadi. Dengan cepat Claudia masuk ke kamar, dan aldi sibuk menyambutnya dengan senyuman, menjukurkan tangan mengambil tasnya, tapi Claudia malah mendorongnya dan menyuruhnya minggir.
Aldi tidak berani bereaksi sedikitpun, hanya mengikuti Claudia dari belakang. Claudia mengabaikannya, dan langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi. Setelah mandi Claudia mengenakan pakaian olahraganya.
Aku sangat membenci Claudia, aku benci dengan identitasku, tetapi demi penyakit adikku yang semakin serius, aku harus menghasilkan uang dalam jumlah besar sesegera mungkin. Karena dari apa yang aku pelajari, bahwa transplantasi sumsum tulang bisa menyembuhkan anemia aplastik, tetapi ini membutuhkan biaya ratusan juta, dan aku tidak mampu membayarnya untuk saat ini. Aku membeli dan kertas, untuk menulis surat permohonan maaf kepada Claudia, didalam pesan itu aku memarahi diriku sendiri seorang pecundang, aku memohon maaf kepadanya. Aku berjanji aku tidak akan berani bermacam macam lagi kepadanya, aku juga tidak mengeluh atas pukulannya. Kedepannya jika dia menyuruhku melakukan apa, pasti akan aku lakukan. Saat malam hari ketika di pulang, dia terkejut melihatku berada disini, dia mungkin berpikir setelah mendapatkan pukulan yang kuat, aku masih berani pulang kema
Claudia mengatakan air yang dia siram kearahku adalah air bekas cucian kakinya, wanita ini benar benar apapun dilakukannya. Tapi aku tidak merasa jijik sama sekali, aku tetap saja mengeluarkan lidahku untuk meminum tetesan air dari wajahku, air ini membuat kekeringan di tenggorokanku sedikit membaik, dan membuatku sedikit bertenaga. Claudia lagi lagi menghinaku menjijikkan, lalu mengangkat gunting sambil berjalan kearahku. Aku langsung terkejut melihatnya, apa wanita ini sudah gila? Dia sudah menyiksaku seperti ini, apa dia masih ingin menambah rasa sakit ini? Saat ini dia sudah berada di sampingku, lalu dia menurunkan gunting itu, untungnya dia tidak menusukku dengan gunting itu, melainkan dia melepaskan ikatan di tubuhku. Lalu dia mengeluarkan ponselnya dan melihatkan isi ponsel itu : anggap saja ini pelajaran untukmu, kalau kamu masih berani macam macam denga
Dan setiap menyambukku, Claudia selalu menghinaku brengsek, kotor, cabul, sampah, pecundang, semua omongan kotor keluar dari mulutnya, membuat hatiku merasakan sakit seperti yang tubuhku rasakan. Saat itu aku sangat ingin memarahi dan meneriakinya, aku bukanlah orang yang tuli dan bisu, jadi aku tahu semua rahasianya dan ingin menyuruhnya untuk berhenti. Tapi ini semua aku tahan, jika aku mulai bersuara, dia pasti akan tahu kalau aku sudah menipunya, lalu dia tidak mungkin melepaskanku, bahkan dia akan langsung membunuhku. Jadi aku hanya bisa menggigit bibirku untuk menahan rasa sakit ini, aku rasa semua tubuhku memar dan kulitku terkelupas, membuat tubuhku mati rasa akan siksaan dia. Akhirnya sekitar setengah jam kemudian, Claudia tidak menyiksaku lagi, semua tubuhnya telah basah akan keringat, suspender putih yang dia kenakan sudah basah kuyub, dan dia tidak menggunakan pakaian
Ini adalah suara claudia! Aku langsung ber pura pura masih pingsan dan memicingkan mataku, lalu aku melihat Claudia sedang duduk menyandar di kasur, dengan tubuh ditutupi selimut. Aku tidak bisa melihat apa yang sedang dilakukannya, tapi aku bisa menebaknya! Tidak berapa lama ponsel Claudia berbunyi. Claudia mengangkat telefonnya, berkata : "Feli aku tidak apa, kamu tidak perlu datang kemari, kali ini aku benar benar berterima kasih padamu karena telah mengingatkanku." Lalu aku tidak tahu apa yang dikatakan Feli, Claudia lanjut berkata : "Apa yang kamu katakan benar, aku tidak menyangka Aldi berani menyakitiku. Hari ini ketika dia pulang beraninya dia memberika obat di airku. Jika aku tidak mendengar omonganmu untuk menyimpan alat setrum di bawah bantal, mungkin hari ini aku sudah jatuh di tangannya". Setelah mendengar ini aku baru sa
Jadi aku langsung membeli sebotol obat, aku berencana mencari kesempatan untuk memberi obat ke Claudia, lalu membuat kita berdua menjadi suami istri yang sebenarnya. Tetapi aku tidak memilih mulai malam ini. Malam ini pasti tidak punya kesempatan, jadi aku bermalaman diluar. Hari kedua, aku tidak pergi bekerja. Sekitar jam 11 malam, aku dengan diam-diam pulang kerumah.Rencana awalku adalah meminta maaf kepada Claudia, dan memintanya memaafkanku, lalu kemudian diam-diam memberikannya obat. Tetapi aku malah menemukan bahwa Claudia sedang mandi dikamar mandi, dan meja di samping tempat tidur ada secangkir air putih yang baru saja dituangkan. Aku tahu bahwa Claudia memiliki kebiasaan minum air setiap selesai mandi, jadi aku dengan teganya, diam-diam memasukkan obat kedalam air. Kemudian aku bersembunyi dibawah tempat tidurnya, dengan segera aku melih
Aku mencoba menahan amarahku dan bertanya kepada mereka mengapa memukulku dengan gerakan tangan, karena aku tidak percaya bahwa Bunga akan memberitahu Claudia tentang hal itu. Claudia mengangkat kaki dan menendangku lagi, dan mulut masih memarahiku: "Benda kotor yang tidak tahu malu, berani-beraninya membuatku kehilangan muka diluar!" Aku menahan diriku sendiri dan menatapi Claudia. Lalu Claura menggunakan ponselnya, mengetik kepadaku: Binatang, apakah kamu diluar menjadi Humas? Melihat Claudia mengatakan itu, aku tahu bahwa Bunga sudah memberitahu masalah ini kepada Claudia. Saat itu, aku sangat terkejut, berpikir dalam hati mengapa dia bisa mengatakannya keluar kepada Claudia, keluar mencari pria dan bertemu dengan menantunya sendiri lalu dia masih bisa mengatakannya keluar? Tetapi aku dengan cepat mengerti, Bunga pasti tidak berkata bahwa dia memanggil pelayanan, dia