Claudia mempunyai hobby senam aerobik, dia langsung senam di depan kaca. melihat bayangannya Aldi tidak tahan untuk berpikir, Claudia itu istriku, kenapa aku tidak bisa memilikinya?
Saat ini, Claudia melihatku yang sedang mengintipnya dari cermin, mungkin karena amarahnya masih belum reda, dia berbalik dan mendatangiku lalu mengangkat tangannya dan menamparku "Atas dasar apa kamu memandangku, kalau melihat aku lagi akan aku cungkil matamu".
Di desa kami, kalau seorang pria ditampar oleh seorang wanita, itu sebuah penghinaan terbesar tapi aku hanya bisa menahannya dan pura pura tidak mendengar perkataannya, menatapnya dengan bingung, dan berlari ke kamar mandi.
Ketika aku memasuki kamar mandi, hatiku mengerti CCTV di kamar pasti sudah dilepas oleh ibu Claudia dan sudah tidak perlu akting lagi.Dan aku juga baru mengerti, ujian yang sebenarnya baru saja dimulai. Claudia yang tidak perlu akting lagi akan seperti apa dia memperlakukanku. Aku dimata Claudia sama sekali bukan seorang pria, bahkan lebih tepatnya tidak bisa disamakan dengan seorang manusia, Claudia menganggapku sebagai seekor anjing yang dibeli dengan uang.
Aku mandi dalam penghinaan, selesai mandi aku menemukan seragam pramugari Claudia ditaruh disamping, aku yang masih belum sempat melakukan apapun, tidak menyangka Claudia membuka pintu kamar mandi. Lalu mengambil seragam dan memukul kepalaku, sehabis itu mengeluarkan HP mengetik panjang kebar, mengatakan mulai hari ini aku tidak boleh menyentuh barangnya, tifak noleh tidur di tempat tidur, aku tifur pakai matras saja.
Aku tudak berani melawannya, dan hanya bisa mengangguk pelan. Lalu seterusnya kami menjalani kehidupan dengan tidur sekamar tapi pisah ranjang. Sifat Claudia sangat buruk dan emosional, ditambah lagi dengan diriku yang mentolerir dan mengalah membuatnya semakin mengalah dan sesuka hati. Dia tidak hanya memarahiku sekali, bahkan memukuliku, terkadang aku benar ingin menyerah pada hubungan ini, dan segera menuntut cerai dengannya, tapi aku sudah menerima uang sebesar empat juta dollar darinya, dan dia setiap bulan memberiku uang tiga hingga empat ribu dollar, aku benar benar tidak rela melepaskannya.
Terkadang aku juga menghibur diriku, pergi bekerja diluar melakukan pekerjaan kotor, susah payah bekerja keras dan dapat upah sebulan hanya beberapa ratus dollar, tapi disini aku hanya perlu sabar menahan emosi sudah bisa mendapatkan gaji bulanan, tunggu ketika aku mempunyai kesempatan yang bagus aku akan keluar dari rumah ini.
Mau dipukuli, mau dimarahi aku bisa menahannya,tapu ada satu hal yang membuatku tidak bisa mentolerirnya. Waktu itu ketika pukul sepuluh malam, aku yang sudah tudur dilantai, tuba tiba mendengar HP Claudia yang berdering, dia mengira aku tidak mendengarnya, dan tidak mencegah aku mendengarnya langsung mengangkat telefon mengatakan " Sayang akhirnya kamu pulang juga ya... Aku sangat rinfu dengan kamu "
Setelah mendengar ini aku tidak menyadari betapa seriusnya masalah ini, aku oikir sesama wanita juga serinh mengucapkan kata kata ini. Tetapu kalimat Claudia selanjutnya membuatku seperti tersambar petir kalimat selanjytnya adalah " Hotel sudah dibooking? Kamu benar benar sudah tidak sabar ya? okay, sebentar lagi aku akan sampai".
Aku seorang anak kampung, meskipun tidak bisa mengikuti gaya hudup anak perkotaan, tapi aku tidak bodoh, aku bahkan bisa memikirkannya dengan jari kakiku, Claudia selingkuh diluar? Saat itu aku benar benar marah hingga ingin muntah darah, hal ini kalau terjadi di desa kami, pasti akan diginjing seumur hidup, sampai sampai bisa malu hingga minum racun bunuh duri.
Aku benar benar ingin bergegas lari memegang kepala Claudia dan bertanya padanya, Claudia apa yang sedang terjadi? tapi aku sama sekali tidak berani, aku hanya bisa tutup mata dan pura pura tidur. Aku merasa hatiku meneteskan darah, dan pada saat yang sama aku bingung, kalau Claudia punya pria, kenapa tidak menikah dengannya? malah datang mencari aku yang tuli ini.
Dari tampang Claudia, pria seperti apa yang tidak bisa didapatkannya?. Tapi mengingat telefon barusan, aku diam diam menebak sesuatu, jangan jangan Claudia simpanan?. Saat ini, Claudia sudah mengganti dress, dan berbadan simple keluar rumah.
Aku tertegum beberapa saat, dan akhirnya mengertakkkan gigi laludiam diam mengikutiku, aku ingin lihat istri yang memandang rendah dariku ini , malam ini akan bertemu dengan siapa. Setelah keluar rumah, aku memanggil taksi dari kejauhan , dan dengan ceoat mengkutinya ke hotel nothbay, tarif kamar tidur semalam di hotel ini seharusnya puluhan ribu dollar, emosiku pada saat ini langsung mendingin, pria itu pasti orang kaya raya, aku ambil apa melawannya?.
Aku mengikuti claudia masuk kehotel, melihat dengan mata kepala sendiru Claudia memasuki salah satu kamar hotel, tapi aku tidak memiliki keberanian untuk menerobos masuk. Aku duduk dilantai sendirian, menutup kepalaku dengan lutut, aku merasa tertekan dan ingin menangis, tapi tidak bisa. Aku yang tidak merokok pergi sebungkus rokok dan dalam sekejap aku sudah merokok hingga setengah bungkus, tenggorokanku penuh dengan asap, tapi hingga akhirnya aku tetap fidak bisa menahan diri.
Istriku selingkuh dengan pria lain di hotel, dan aku sedikit nyalipun tidak ada, apakah aku masih seorang pria? Hingga akhirnya aku memutuskan untuk merekam semuanya, lalu menunjukkannya kepada ibi Claudia, tiba waktunya meskipun cerai, karena Claudia duluan yang melakukan kesalahan.
Lalh aku bersembunyi di ujung korodor , menunggu Claudia dan pria itu keluar. ku tunggu hingga pukul tiga dini hari kamar yang dimasuki Claudia tiba tiba terbuka, aku segera merekam di HP ku. Pertama Claudia yang keluar duluan dari kamar, lalu diikuti pri itu dari belakang, pada saat itu hatiku mau copot, tapu yang keluar bukanlah seorang pria, melainkan seorang wanita, wanita ini sangat cantik, dan Claudia merangkul pinggal wanita itu, memanggilnya sayang, dan mengatakan mau pergi makan malam.
Sekarang akhirnya aku mengerti, ternyata yang membuatnya selingkuh dariku bukan seoarang pria, melainkan seorang wanita. setelah mengetahui rahasia ini, aku tidak bahagia sama sekali, sebaliknya, aku semakin sedih aku aldi tidak lebih baik seseorang wanita?
Melihat mereka semakin lama semakin mendekat, dan bahkan aku bisa merasakan aura dingin dari tubuh Claudia hingga akhirnya aku lari ketakutan. Aku berlari beberapa kilometer di jalan dalam satu tarikan nafas, hingga keringat banyak baru kembali ke rumah pada saat itu.
Berbaring tidak berdaya di tempat tidur, mengingat kembali gambaran menikah dengan Claudia, akhirnya aku mengerti semua ini. Aku mengerti Claudia mencari suami tuli dan mengerti kenapa dia menipu ibunya, ternyata Claudia sama sekali tidak menyukai laki laki. Apa yang harus aku lakukan? Anggap tidak terjadi apa apa. Atau membongkar topengnya, dan mengakhiri pernikahan ini....
Aku sangat membenci Claudia, aku benci dengan identitasku, tetapi demi penyakit adikku yang semakin serius, aku harus menghasilkan uang dalam jumlah besar sesegera mungkin. Karena dari apa yang aku pelajari, bahwa transplantasi sumsum tulang bisa menyembuhkan anemia aplastik, tetapi ini membutuhkan biaya ratusan juta, dan aku tidak mampu membayarnya untuk saat ini. Aku membeli dan kertas, untuk menulis surat permohonan maaf kepada Claudia, didalam pesan itu aku memarahi diriku sendiri seorang pecundang, aku memohon maaf kepadanya. Aku berjanji aku tidak akan berani bermacam macam lagi kepadanya, aku juga tidak mengeluh atas pukulannya. Kedepannya jika dia menyuruhku melakukan apa, pasti akan aku lakukan. Saat malam hari ketika di pulang, dia terkejut melihatku berada disini, dia mungkin berpikir setelah mendapatkan pukulan yang kuat, aku masih berani pulang kema
Claudia mengatakan air yang dia siram kearahku adalah air bekas cucian kakinya, wanita ini benar benar apapun dilakukannya. Tapi aku tidak merasa jijik sama sekali, aku tetap saja mengeluarkan lidahku untuk meminum tetesan air dari wajahku, air ini membuat kekeringan di tenggorokanku sedikit membaik, dan membuatku sedikit bertenaga. Claudia lagi lagi menghinaku menjijikkan, lalu mengangkat gunting sambil berjalan kearahku. Aku langsung terkejut melihatnya, apa wanita ini sudah gila? Dia sudah menyiksaku seperti ini, apa dia masih ingin menambah rasa sakit ini? Saat ini dia sudah berada di sampingku, lalu dia menurunkan gunting itu, untungnya dia tidak menusukku dengan gunting itu, melainkan dia melepaskan ikatan di tubuhku. Lalu dia mengeluarkan ponselnya dan melihatkan isi ponsel itu : anggap saja ini pelajaran untukmu, kalau kamu masih berani macam macam denga
Dan setiap menyambukku, Claudia selalu menghinaku brengsek, kotor, cabul, sampah, pecundang, semua omongan kotor keluar dari mulutnya, membuat hatiku merasakan sakit seperti yang tubuhku rasakan. Saat itu aku sangat ingin memarahi dan meneriakinya, aku bukanlah orang yang tuli dan bisu, jadi aku tahu semua rahasianya dan ingin menyuruhnya untuk berhenti. Tapi ini semua aku tahan, jika aku mulai bersuara, dia pasti akan tahu kalau aku sudah menipunya, lalu dia tidak mungkin melepaskanku, bahkan dia akan langsung membunuhku. Jadi aku hanya bisa menggigit bibirku untuk menahan rasa sakit ini, aku rasa semua tubuhku memar dan kulitku terkelupas, membuat tubuhku mati rasa akan siksaan dia. Akhirnya sekitar setengah jam kemudian, Claudia tidak menyiksaku lagi, semua tubuhnya telah basah akan keringat, suspender putih yang dia kenakan sudah basah kuyub, dan dia tidak menggunakan pakaian
Ini adalah suara claudia! Aku langsung ber pura pura masih pingsan dan memicingkan mataku, lalu aku melihat Claudia sedang duduk menyandar di kasur, dengan tubuh ditutupi selimut. Aku tidak bisa melihat apa yang sedang dilakukannya, tapi aku bisa menebaknya! Tidak berapa lama ponsel Claudia berbunyi. Claudia mengangkat telefonnya, berkata : "Feli aku tidak apa, kamu tidak perlu datang kemari, kali ini aku benar benar berterima kasih padamu karena telah mengingatkanku." Lalu aku tidak tahu apa yang dikatakan Feli, Claudia lanjut berkata : "Apa yang kamu katakan benar, aku tidak menyangka Aldi berani menyakitiku. Hari ini ketika dia pulang beraninya dia memberika obat di airku. Jika aku tidak mendengar omonganmu untuk menyimpan alat setrum di bawah bantal, mungkin hari ini aku sudah jatuh di tangannya". Setelah mendengar ini aku baru sa
Jadi aku langsung membeli sebotol obat, aku berencana mencari kesempatan untuk memberi obat ke Claudia, lalu membuat kita berdua menjadi suami istri yang sebenarnya. Tetapi aku tidak memilih mulai malam ini. Malam ini pasti tidak punya kesempatan, jadi aku bermalaman diluar. Hari kedua, aku tidak pergi bekerja. Sekitar jam 11 malam, aku dengan diam-diam pulang kerumah.Rencana awalku adalah meminta maaf kepada Claudia, dan memintanya memaafkanku, lalu kemudian diam-diam memberikannya obat. Tetapi aku malah menemukan bahwa Claudia sedang mandi dikamar mandi, dan meja di samping tempat tidur ada secangkir air putih yang baru saja dituangkan. Aku tahu bahwa Claudia memiliki kebiasaan minum air setiap selesai mandi, jadi aku dengan teganya, diam-diam memasukkan obat kedalam air. Kemudian aku bersembunyi dibawah tempat tidurnya, dengan segera aku melih
Aku mencoba menahan amarahku dan bertanya kepada mereka mengapa memukulku dengan gerakan tangan, karena aku tidak percaya bahwa Bunga akan memberitahu Claudia tentang hal itu. Claudia mengangkat kaki dan menendangku lagi, dan mulut masih memarahiku: "Benda kotor yang tidak tahu malu, berani-beraninya membuatku kehilangan muka diluar!" Aku menahan diriku sendiri dan menatapi Claudia. Lalu Claura menggunakan ponselnya, mengetik kepadaku: Binatang, apakah kamu diluar menjadi Humas? Melihat Claudia mengatakan itu, aku tahu bahwa Bunga sudah memberitahu masalah ini kepada Claudia. Saat itu, aku sangat terkejut, berpikir dalam hati mengapa dia bisa mengatakannya keluar kepada Claudia, keluar mencari pria dan bertemu dengan menantunya sendiri lalu dia masih bisa mengatakannya keluar? Tetapi aku dengan cepat mengerti, Bunga pasti tidak berkata bahwa dia memanggil pelayanan, dia