Share

Bab 3

     Claudia mempunyai hobby senam aerobik, dia langsung senam di depan kaca. melihat bayangannya Aldi tidak tahan untuk berpikir, Claudia itu istriku, kenapa aku tidak bisa memilikinya? 

    Saat ini, Claudia melihatku yang sedang mengintipnya dari cermin, mungkin karena amarahnya masih belum reda, dia berbalik dan mendatangiku  lalu mengangkat tangannya dan menamparku "Atas dasar apa kamu memandangku, kalau melihat aku lagi akan aku cungkil matamu". 

     Di desa kami, kalau seorang pria ditampar oleh seorang wanita, itu sebuah penghinaan terbesar  tapi aku hanya bisa menahannya  dan pura pura tidak mendengar perkataannya, menatapnya dengan bingung, dan berlari ke kamar mandi.

     Ketika aku memasuki kamar mandi, hatiku mengerti CCTV di kamar pasti sudah dilepas oleh ibu Claudia dan sudah tidak perlu akting lagi.Dan aku juga baru mengerti, ujian yang sebenarnya baru saja dimulai. Claudia yang tidak perlu akting lagi  akan seperti apa dia memperlakukanku. Aku dimata Claudia sama sekali bukan seorang pria, bahkan lebih tepatnya tidak bisa disamakan dengan seorang manusia, Claudia menganggapku sebagai seekor anjing yang dibeli dengan uang.

    Aku mandi dalam penghinaan, selesai mandi aku menemukan seragam pramugari Claudia ditaruh disamping, aku yang masih belum sempat melakukan apapun, tidak menyangka Claudia membuka pintu kamar mandi. Lalu mengambil seragam dan memukul kepalaku, sehabis itu mengeluarkan HP mengetik panjang kebar, mengatakan mulai hari ini aku tidak boleh menyentuh barangnya, tifak noleh tidur di tempat tidur, aku tifur pakai matras saja.

    Aku tudak berani melawannya, dan hanya bisa mengangguk pelan. Lalu seterusnya kami menjalani kehidupan dengan tidur sekamar tapi pisah ranjang. Sifat Claudia sangat buruk dan emosional, ditambah lagi dengan diriku yang mentolerir dan mengalah membuatnya semakin mengalah dan sesuka hati. Dia tidak hanya memarahiku sekali, bahkan memukuliku, terkadang aku benar ingin menyerah pada hubungan ini, dan segera menuntut cerai dengannya, tapi aku sudah menerima uang sebesar empat juta dollar darinya, dan dia setiap bulan memberiku uang tiga hingga empat ribu dollar, aku benar benar tidak rela melepaskannya.

    Terkadang aku juga menghibur diriku, pergi bekerja diluar melakukan pekerjaan kotor, susah payah bekerja keras dan dapat upah sebulan hanya beberapa ratus dollar, tapi disini aku hanya perlu sabar menahan emosi sudah bisa mendapatkan gaji bulanan, tunggu ketika aku mempunyai kesempatan yang bagus  aku akan keluar dari rumah ini.

    Mau dipukuli, mau dimarahi aku bisa menahannya,tapu ada satu hal yang membuatku tidak bisa mentolerirnya. Waktu itu ketika pukul sepuluh malam, aku yang sudah tudur dilantai, tuba tiba mendengar HP Claudia yang berdering, dia mengira aku tidak mendengarnya, dan tidak mencegah aku mendengarnya langsung mengangkat telefon mengatakan " Sayang  akhirnya kamu pulang juga ya... Aku sangat rinfu dengan kamu "

     Setelah mendengar ini aku tidak menyadari betapa seriusnya masalah ini, aku oikir sesama wanita juga serinh mengucapkan kata kata ini. Tetapu kalimat Claudia selanjutnya membuatku seperti tersambar petir  kalimat selanjytnya adalah " Hotel sudah dibooking? Kamu benar benar sudah tidak sabar ya? okay, sebentar lagi aku akan sampai".

     Aku seorang anak kampung, meskipun tidak bisa mengikuti gaya hudup anak perkotaan, tapi aku tidak bodoh, aku bahkan bisa memikirkannya dengan jari kakiku, Claudia selingkuh diluar? Saat itu  aku benar benar marah hingga ingin muntah darah, hal ini kalau terjadi di desa kami, pasti akan diginjing seumur hidup, sampai sampai bisa malu hingga minum racun bunuh duri.

     Aku benar benar ingin bergegas lari memegang kepala Claudia dan bertanya padanya, Claudia apa yang sedang terjadi? tapi aku sama sekali tidak berani, aku hanya bisa tutup mata dan pura pura tidur.  Aku merasa hatiku meneteskan darah, dan pada saat yang sama aku bingung, kalau Claudia punya pria, kenapa tidak menikah dengannya? malah datang mencari aku yang tuli ini. 

     Dari tampang Claudia, pria seperti apa yang tidak bisa didapatkannya?. Tapi mengingat telefon barusan, aku diam diam menebak sesuatu, jangan jangan Claudia simpanan?. Saat ini, Claudia sudah mengganti dress, dan berbadan simple keluar rumah.

     Aku tertegum beberapa saat, dan akhirnya mengertakkkan gigi  laludiam diam mengikutiku, aku ingin lihat istri yang memandang rendah dariku ini , malam ini akan bertemu dengan siapa. Setelah keluar rumah, aku memanggil taksi dari kejauhan , dan dengan ceoat mengkutinya ke hotel nothbay, tarif kamar tidur semalam di hotel ini seharusnya puluhan ribu dollar, emosiku pada saat ini langsung mendingin, pria itu pasti orang kaya raya, aku ambil apa melawannya?.

    Aku mengikuti claudia masuk kehotel, melihat dengan mata kepala sendiru Claudia memasuki salah satu kamar hotel, tapi aku tidak memiliki keberanian untuk menerobos masuk. Aku duduk dilantai sendirian, menutup kepalaku dengan lutut, aku merasa tertekan dan ingin menangis, tapi tidak bisa. Aku yang tidak merokok pergi sebungkus rokok dan dalam sekejap aku sudah merokok hingga setengah bungkus, tenggorokanku penuh dengan asap, tapi hingga akhirnya aku tetap fidak bisa menahan diri.

     Istriku selingkuh dengan pria lain di hotel, dan aku sedikit nyalipun tidak ada, apakah aku masih seorang pria? Hingga akhirnya aku memutuskan untuk merekam semuanya, lalu menunjukkannya kepada ibi Claudia, tiba waktunya meskipun cerai, karena Claudia duluan yang melakukan kesalahan.

     Lalh aku bersembunyi di ujung korodor , menunggu Claudia dan pria itu keluar. ku tunggu hingga pukul tiga dini hari  kamar yang dimasuki Claudia tiba tiba terbuka, aku segera merekam di HP ku. Pertama Claudia yang keluar duluan dari kamar, lalu diikuti pri itu dari belakang, pada saat itu hatiku mau copot, tapu yang keluar bukanlah seorang pria, melainkan seorang wanita, wanita ini sangat cantik, dan Claudia merangkul pinggal wanita itu, memanggilnya sayang, dan mengatakan mau pergi makan malam.

     Sekarang akhirnya aku mengerti, ternyata yang membuatnya selingkuh dariku bukan seoarang pria, melainkan seorang wanita. setelah mengetahui rahasia ini, aku tidak bahagia sama sekali, sebaliknya, aku semakin sedih aku aldi tidak lebih baik seseorang wanita?

     Melihat mereka semakin lama semakin mendekat, dan bahkan aku bisa merasakan aura dingin dari tubuh Claudia hingga akhirnya aku lari ketakutan. Aku berlari beberapa kilometer di jalan dalam satu tarikan nafas, hingga keringat banyak baru kembali ke rumah pada saat itu.

     Berbaring tidak berdaya di tempat tidur, mengingat kembali gambaran menikah dengan Claudia, akhirnya aku mengerti semua ini. Aku mengerti Claudia mencari suami tuli dan mengerti kenapa dia menipu ibunya, ternyata Claudia sama sekali tidak menyukai laki laki. Apa yang harus aku lakukan? Anggap tidak terjadi apa apa. Atau membongkar topengnya, dan mengakhiri pernikahan ini....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status