Tapi pada akhirnya aku menutuskan untuk menahannya, aku harus mencari jalan keluar untuk diriku sendiri, baru menyelesaikan masalah pernikahanku dengan Claudia. Lalu beberapa hari kemudian, Claudia melakukan sesuatu yang membuatku benar benar marah. Pagi hari Claudia sudah keluar rumah, setelah dia pulang melempar secarik kertas dan pada saat yang bersamaan mengetik di HP, Ibuku hari ini akan datang, nanti kamu berikan test ini padanya, bilang padanya kamu harus segera diobati, dan dokter bilang perlu waktu setengah tahun untuk pengobatannya, lalu katakan kamu akan menjadi menantu yang sangat baik.
Aku mengambil secarik kertas itu dengan ragu, setelah membacanya aku tercengang. Ini adalah lembar tes rumah sakit, nama pasiennya yang tertulis adalah namaku, lembar tes itu menuliskan kalau aku mandul!. Claudia kenapa sekali lagi mempermalukanku? Saat ini, sebuah ide gila muncul di kepalaku, bagus kamu Claudia, bukannya kamu bilang kalau kamu tidak bisa hamil? dan aku sengaja tidak mengabulkan keinginanmu! Begitu ide gila ini muncul dibenakku. entah kenapa seluruh tubuhku menjadi bersemangat. Tapi aku tidak menunjukkan di wajahku, aku hanya mengambil lembar tes itu dan memandang Claudia menggelengkan kepala. Menunjukkan padanya bahwa aku tidak bisa melakukannya.
Lalu Claudia memarahiku dan langsung menamparku, dia mengetik kata kata memberitahuku, dia bilang aku mempunyai adik yang sakit, selama aku bisa membantunya membohongi ibu selama setahun, kedepannya biaya pengobatan adikku akan ditanggung olehnya. aku merenung dan aku berpikir bahwa data pribadiku pasti diberikan oleh temanku pada claudia, dan aku juga tidak perlu khawatir masalah pura pura tuliku ini akan terungkap. Kalimat Claudia ini dalam sekejap membuat hatiku tersentuh , demi adikku aku terpaksa menahan tekad balas dendam.
Lalu aku mengangguk setuju, dan Claudia tidak menunjukkan rasa terima kasih, malah memandangku dengan tatapan hina. Setelah beberapa saat ibu Claudia datang, dia tampak sangat suka mengenakan Cheongsam, Cheongsam warna pink yanh dipakainya hari ini membuatnya tampak elegan, Ini juga membuatku merasa terheran heran, kenapa aku tidak pernah melihat ayah Claudia?. Tapi aku hanya asal memikirkannya, aku tidak ada hati memikirkan begitu banyak hal, lalu Claudia turun berbicara dengan ibunya. Aku mendengar Claudia berkata pada ibunya " Bu kamu datang ya aku baru saja mau menghubungimu" Suasana hati ibu Claudia tampaknya sangat baik,dia tersenyum dan bertanya pada Claudia apakah sudah hamil.
Claudia tiba tiba menghela nafas dan berkata " Bu, benar katamu tiga hari yang lalu, aku baru saja membawa aldi pemerikiksaan androgi, dan dia mandul, untuk sementara tidak bisa mempunyai anak" Aku marah mengepalkan tanganku, tapi aku tidak berani bergerak. Ibu Claudia berkata dengan marah "Apa? aldi mandul? Aku lihat tubuhnya lumayan sehat, bagaimana bisa mandul, Claudia kamu tidak sedang mencari cara menipu ibu kan?"
Claudia menjawab bagaimana mungkin? kita sudah menikah, bagaimana mungkin masil bisa menipu ibu? Lalu di mengirim pesan kepadaku dan menyuruhku untuk turun ke lantai bawah dan mengeluarkan surat hasil tes tadu. Setelah aku turu, aku melihat ibu Claudia dengan canggung, wajahku memerah tersipu malh dan menundukkan kepala. Ibu Claudia menatamku seolah ingin tahu apakah aku pria normal.
Aku menyerahkan hasil tes padanya, lalu pada saat yang bersamaan menulis di secarik kertas dan pena yang sudah sidiapkan "Bu maaf, aku sudah pergi periksa ke rumah sakit, aku memang manduk, aku merasa bersalah pada Claudia, bahkan lebih bersalah padamu untuk sementara tidak bisa memberi seorang cucu. Dalam sekejap wajah Ibu Claudia tiba tiba berubah jelek, dia bertanya pada Claudia bagaimana cara dia memilih seorang pria? kenapa pilih pria yang enak dipandang tapi mandul.
Aku malu setengah mati tapi aku harus terus menulisnya untuk ibu claudia, aku bilang "Bu maaf, tapi dokter bilang penyakitku ini bisa diobati, selama aku merawatnya dengan baik, bisa pulih normal dokter juga bilang setelah sembuh, akan memberiku resep untuk melahirkan anak laki laki. Saat ini Claudia bergabung mengatakan kita sudah menikah,tidak terburu buru menginginkan anak, Claudia yang baru menikah tidak mungkin juga sedah mengganti pria lain, dia tidak bisa membuat dirinya malu. Hingga akhirnya ibu Claudia tidak mengatakan apa apa, dia tinggal sebentar untuk makan siang dan iya langsung pergi, makan siang kali ini aku yang memasaknya, aku bisa merasaknanya tatapan ketidak puasan ibu Claudia sedikit berubah, waktu itu aku ingin sekali menjelaskan padanya, tapu aki tidak bisa aku hanya bisa menahannya.
Setelah masalah in, Claudia mencampakan uang dua ribu dolla, dan mengatakan uang untuk membayar harga diriku. Meskipun aku tidak senang, tapi aku tetap menerima uang itu, beberapa hari kemudian, Claudia tidak ada dirumah, mungkin dia ada penerbangan, dan aku mengambil sekempatan ini untuk menyelinap keluar keliling kota, aku ingin mancari pekerjaan untuk diriku sendiri, kedepannya kalau aku putus dengan Claudia masih ada jalan untuk hidup. Karena takut Claudia mengetahuinya, aku hanya bisa menjadi Orang Tuli , mencari pekerjaan yang cocok untuk orang tuli, itu sangat susah, untuk sementara aku tidak menemukan pekerjaan yang cocok.
Tanpa Claudia di rumah meski kesepian, aku tetap bahagia secara berharap aku mulai terbiasa dengan kehidupan seperti ini, meskipun tidak bicara beberapa hari, juga tidak merasakan apapun. Adapun Ibu Claudia, dia sangat tertarik dengan masalahku setiap saat mengirimi pesan, menyuruhku makan beberapa suplemen, atau tidak menyuruhku olahraga.....
Aku sangat membenci Claudia, aku benci dengan identitasku, tetapi demi penyakit adikku yang semakin serius, aku harus menghasilkan uang dalam jumlah besar sesegera mungkin. Karena dari apa yang aku pelajari, bahwa transplantasi sumsum tulang bisa menyembuhkan anemia aplastik, tetapi ini membutuhkan biaya ratusan juta, dan aku tidak mampu membayarnya untuk saat ini. Aku membeli dan kertas, untuk menulis surat permohonan maaf kepada Claudia, didalam pesan itu aku memarahi diriku sendiri seorang pecundang, aku memohon maaf kepadanya. Aku berjanji aku tidak akan berani bermacam macam lagi kepadanya, aku juga tidak mengeluh atas pukulannya. Kedepannya jika dia menyuruhku melakukan apa, pasti akan aku lakukan. Saat malam hari ketika di pulang, dia terkejut melihatku berada disini, dia mungkin berpikir setelah mendapatkan pukulan yang kuat, aku masih berani pulang kema
Claudia mengatakan air yang dia siram kearahku adalah air bekas cucian kakinya, wanita ini benar benar apapun dilakukannya. Tapi aku tidak merasa jijik sama sekali, aku tetap saja mengeluarkan lidahku untuk meminum tetesan air dari wajahku, air ini membuat kekeringan di tenggorokanku sedikit membaik, dan membuatku sedikit bertenaga. Claudia lagi lagi menghinaku menjijikkan, lalu mengangkat gunting sambil berjalan kearahku. Aku langsung terkejut melihatnya, apa wanita ini sudah gila? Dia sudah menyiksaku seperti ini, apa dia masih ingin menambah rasa sakit ini? Saat ini dia sudah berada di sampingku, lalu dia menurunkan gunting itu, untungnya dia tidak menusukku dengan gunting itu, melainkan dia melepaskan ikatan di tubuhku. Lalu dia mengeluarkan ponselnya dan melihatkan isi ponsel itu : anggap saja ini pelajaran untukmu, kalau kamu masih berani macam macam denga
Dan setiap menyambukku, Claudia selalu menghinaku brengsek, kotor, cabul, sampah, pecundang, semua omongan kotor keluar dari mulutnya, membuat hatiku merasakan sakit seperti yang tubuhku rasakan. Saat itu aku sangat ingin memarahi dan meneriakinya, aku bukanlah orang yang tuli dan bisu, jadi aku tahu semua rahasianya dan ingin menyuruhnya untuk berhenti. Tapi ini semua aku tahan, jika aku mulai bersuara, dia pasti akan tahu kalau aku sudah menipunya, lalu dia tidak mungkin melepaskanku, bahkan dia akan langsung membunuhku. Jadi aku hanya bisa menggigit bibirku untuk menahan rasa sakit ini, aku rasa semua tubuhku memar dan kulitku terkelupas, membuat tubuhku mati rasa akan siksaan dia. Akhirnya sekitar setengah jam kemudian, Claudia tidak menyiksaku lagi, semua tubuhnya telah basah akan keringat, suspender putih yang dia kenakan sudah basah kuyub, dan dia tidak menggunakan pakaian
Ini adalah suara claudia! Aku langsung ber pura pura masih pingsan dan memicingkan mataku, lalu aku melihat Claudia sedang duduk menyandar di kasur, dengan tubuh ditutupi selimut. Aku tidak bisa melihat apa yang sedang dilakukannya, tapi aku bisa menebaknya! Tidak berapa lama ponsel Claudia berbunyi. Claudia mengangkat telefonnya, berkata : "Feli aku tidak apa, kamu tidak perlu datang kemari, kali ini aku benar benar berterima kasih padamu karena telah mengingatkanku." Lalu aku tidak tahu apa yang dikatakan Feli, Claudia lanjut berkata : "Apa yang kamu katakan benar, aku tidak menyangka Aldi berani menyakitiku. Hari ini ketika dia pulang beraninya dia memberika obat di airku. Jika aku tidak mendengar omonganmu untuk menyimpan alat setrum di bawah bantal, mungkin hari ini aku sudah jatuh di tangannya". Setelah mendengar ini aku baru sa
Jadi aku langsung membeli sebotol obat, aku berencana mencari kesempatan untuk memberi obat ke Claudia, lalu membuat kita berdua menjadi suami istri yang sebenarnya. Tetapi aku tidak memilih mulai malam ini. Malam ini pasti tidak punya kesempatan, jadi aku bermalaman diluar. Hari kedua, aku tidak pergi bekerja. Sekitar jam 11 malam, aku dengan diam-diam pulang kerumah.Rencana awalku adalah meminta maaf kepada Claudia, dan memintanya memaafkanku, lalu kemudian diam-diam memberikannya obat. Tetapi aku malah menemukan bahwa Claudia sedang mandi dikamar mandi, dan meja di samping tempat tidur ada secangkir air putih yang baru saja dituangkan. Aku tahu bahwa Claudia memiliki kebiasaan minum air setiap selesai mandi, jadi aku dengan teganya, diam-diam memasukkan obat kedalam air. Kemudian aku bersembunyi dibawah tempat tidurnya, dengan segera aku melih
Aku mencoba menahan amarahku dan bertanya kepada mereka mengapa memukulku dengan gerakan tangan, karena aku tidak percaya bahwa Bunga akan memberitahu Claudia tentang hal itu. Claudia mengangkat kaki dan menendangku lagi, dan mulut masih memarahiku: "Benda kotor yang tidak tahu malu, berani-beraninya membuatku kehilangan muka diluar!" Aku menahan diriku sendiri dan menatapi Claudia. Lalu Claura menggunakan ponselnya, mengetik kepadaku: Binatang, apakah kamu diluar menjadi Humas? Melihat Claudia mengatakan itu, aku tahu bahwa Bunga sudah memberitahu masalah ini kepada Claudia. Saat itu, aku sangat terkejut, berpikir dalam hati mengapa dia bisa mengatakannya keluar kepada Claudia, keluar mencari pria dan bertemu dengan menantunya sendiri lalu dia masih bisa mengatakannya keluar? Tetapi aku dengan cepat mengerti, Bunga pasti tidak berkata bahwa dia memanggil pelayanan, dia