Share

Part 122. Samawa till Jannah

POV. Bara

"Tapi akhir-akhir ini, aku merasa labil. Aku sering gagal mengontrol emosiku. Aku bahkan takut, jika suatu hari nanti, aku akan depresi, kemudian menjadi gila. Kasihan nanti orang tuaku ...."

Kini bahkan Luna sudah menangis. Entah ini tangisannya yang ke berapa kali.

"Makanya itu, sebaiknya diskusikan dengan orang tuamu. Ceritakan, apa yang menjadi bebanmu. Aku yakin, orang tuamu pasti punya solusinya. Beliau pasti akan bisa mendapatkan jalan yang terbaik. Yakinlah."

Dari desah nafasnya yang terdengar, dia sepertinya sedang begitu putus asa.

"Aku sudah meminta cerai. Tapi suamiku tidak mau mengikrarkan talak untukku. Dia sepertinya ingin menggantungku. Dia ingin membuat aku menjadi gila ...."

Ya Allah, seandainya boleh, aku ingin bilang kepada Luna, supaya dia segera bercerai, dan aku akan segera menikahinya, begitu masa idahnya selesai. Tapi sepertinya tidak etis, jika aku berbicara seperti itu.

"Kamu yakin, akan bercerai?" tanyaku.

"Aku tidak sanggup berbagi. Kemarin-k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status