Share

Bab 17

Pagi-pagi sekali aku sudah bangun untuk membuat sarapan. Seperti yang sering kulakukan, sekadar membuat nasi goreng spesial dan menyeduh kopi. Sepertinya Mas Gilang juga baru selesai mandi. Dia duduk di sebelahku sambil menikmati nasi goreng dan kopi yang kusuguhkan.

"Cuma bikin dua cangkir, Lin?" tanya ibu tiba-tiba. Wanita paruh baya itu ikut duduk di samping anak lelakinya.

"Iya, Bu. Ibu nggak boleh minum kopi, kan?" tanyaku pelan, lebih tepatnya sedikit mengingatkan.

"Bukan buat ibu, tapi buat Maya." Ibu menoleh ke arahku lagi. Mungkin berharap aku peka lalu membuatkan secangkir lagi untuk menantu kesayangannya. Oh, No!

Apa ibu pikir aku babu di rumahku sendiri? Sudah beruntung aku izinkan perempuan itu tinggal di sini. Masa iya aku harus ikut sibuk melayaninya? Dia maduku, yang harusnya tak memiliki tempat di sini. Di rumah warisan kedua orang tuaku sendiri.

"Suruh bikin sendirilah, Bu. Jangan seperti ratu, apa-apa minta dilayani. Aku bukan babu di sini."

Ibu pergi meninggalk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nina Susanti
Terlalu lama ini, ada yaa gini ada madu dan di rmh sendiri? Ga lanjut baca
goodnovel comment avatar
Jembar Sohati
nyesek gw Thor bca'y
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status