Share

LUKA MEMAR DI LENGAN SHAKA

last update Huling Na-update: 2022-06-20 19:24:24

KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 5

Kuusap dan kutiup luka memar di tangan Shaka, mengelus kepalanya lembut agar Shaka berhenti menangis.

Setan, memang kelakuan mereka. Azan Magrib malah bikin ulah seperti ini bukannya pada salat. Malah merampas makananku dan melukai anakku.

Kuoleskan obat salep pada luka Shaka. Kini tangisnya sudah berhenti setelah aku menenangkannya.

"Jangan nangis lagi ya, Sayang. Bunda mau salat dulu."

Kubaringkan tubuh Shaka di kasur, setelah itu aku menunaikan salat Magrib terlebih dulu sebelum aku melabrak mereka.

Selesai salat kutengok Shaka yang sudah tertidur pulas sambil memeluk mainannya.

Rasa sakit itu kembali lagi ketika melihat luka di tangan Shaka. Buru-buru aku merapihkan mukena dan sajadah.

Berjalan ke arah ruang tamu, di sana tidak ada siapa-siapa. Dari arah kamar Ibu terdengar suara tertawa mereka. Mungkin mereka bahagia dan puas membuat anakku kesakitan.

Aku mengatur emosiku agar tak meluap sebelum mengetuk kamar mereka.

"Bu! Bi!" panggilku sambil mengetuk pintu kamar Ibu.

Suara tertawa mereka seketika senyap, menghilang karena mendengar ketukan dan suaraku.

"Ada apa sih?" ketus Bunga membuka pintu.

"Kalian ambil makanan yang ada di kamarku?" tanyaku menahan emosi. Kubuat mukaku sesantai mungkin.

Raut wajah Bunga dan Mbak Desi terlihat kebingungan dengan sikapku yang tidak marah-marah padanya.

"Iya, emangnya kenapa?" tanya Ibu melotot.

"Kalian juga mencubit anakku sampai tangannya membiru dan kulitnya mengelupas?" tanyaku lagi.

"Makanya jangan pelit-pelit kalau punya makanan. Lagian itu juga paling belinya pakai uang Raka, halu banget kamu ngaku-ngaku jadi penulis terkenal!" ketus Ibu.

"Aku sudah memfoto luka memar di tangan Shaka, ini bisa dijadikan bukti untuk dilaporkan ke polisi kalau kalian menganiaya anakku!" bentakku.

Wajah mereka yang semula tersenyum jahat padaku, kini berubah ketakutan.

"Kujebloskan kalian ke kantor polisi. Aku nggak ikhlas dan rela kalian sakiti anakku! Oiya, makanan yang kalian rampas itu buat umpan tikus. Sebelumnya makanan itu sudah aku kasih racun tikus. Bersiaplah kalian pergi ke neraka!" tukasku.

Wajah mereka bertambah panik setelah mendengar aku menyampurkan makanan itu dengan racun tikus. Padahal aku berbohong, aku hanya ingin mereka ketakutan dan tak semena-mena padaku dan anakku.

"Jangan macam-macam kamu, Dev. Aku ini Ibu suamimu, mertuamu!" teriak Ibu gemetaran.

"Iya, mertua dan seorang Ibu yang zolim sama anak, menantu dan cucunya sendiri!" tegasku.

"Kalau dalam sepuluh menit kalian nggak muntahin makanan itu. Kalian akan mati!" tegasku lagi menakut-nakuti mereka.

"Sial*n kamu. Menantu kurang ajar!" Mbak Desi langsung lari ke kamar mandi. Mungkin ia mau mengeluarkan semua makanan yang sudah dilahapnya.

Disusul dengan Bungan juga Ibu yang berlari ke kamar mandi.

"Hoeeek! Duh, Bu. Pedas banget lagi tenggorokanku, tadi dipakaian sambelnya banyak sih!" omel Bunga.

Hahaha, rasain kalian. Keluarkan sana semua makananku yang ada dalam perut kalian. Bukannya aku yang jahat, tapi kalian yang dzolim sama aku.

Aku diam, aku sabar. Tapi harga diriku malah semakin diinjak sama kalian. Sudah sepantasnya memang aku harus berontak dan membela diriku sendiri atas kejahatan dan kedzoliman kalian.

Terdengar suara mobil Mas Arman di luar. Ternyata ia sudah pulang, pasti Mbak Desi akan mengadu pada suaminya dan melebih-lebihkan cerita.

"Buatkan aku minum!" ucap Mas Arman.

"Suruh aja istrimu yang bikin," jawabku.

"Kamu udah pulang, Mas. Lihat kelakuan adik iparmu tuh. Dia naruh racun tikus di makanan kita." Mbak Desi menghampiri suaminya dan menangis.

Halah, drama queen dimulai. Suami istri sama saja.

"Apa? Kamu mau bikin istri saya mati, hah?" bentak Mas Arman.

"Bukan cuma aku yang makan. Tapi Ibu sama Bunga juga. Dia mau mencelakai kita, Mas!" Makin dikeraskan suara tangisannya.

Mas Arman mengepalkan tangannya, wajahnya memerah dan matanya menatapku tajam.

"Mereka mencelakai anakku. Kulaporkan kalian semua ke polisi, biar mendekam di sana dan jadi narapidana!" tegasku.

"Soal makanan. Aku nggak benar-benar menaruh racun. Aku nggak sejahat dan segila kalian yang berani mencampurkan pencahar pada makananku minggu lalu. Aku hanya tak ikhlas makanan yang kubeli pakai uangku masuk ke dalam perut kalian! Dasar keluarga penjahat, secepatnya aku dan Mas Raka akan keluar dari rumah neraka ini!"

Sudah puas mengerjai mereka aku masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan kencang. Untunglah Shaka tak bangun dan terkejut mendengarnya. Cepat kupeluk dan kuciumi pipinya. Kini air mataku luruh, aku nggak sudih menangis di depan mereka. Itu hanya membuat mereka senang dengan penderitaanku.

Bersambung ....

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fahmi
Dasar keluarga penjahat
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   TAMAT

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU pqrt 37Bu Delima mengalami stroke ringan saat jatuh dari kamar mandi, sebelah kaki kanan serta tangan kanannya tak dapat digerakkan.Mulutnya pun sedikit mencong membuat ia agak kesulitan untuk berbicara serta makan. Hal ini membuat Bunga makin tertekan.Kini Bu Delima hanya mampu terbaring di atas kasur, segala sesuatu harus diambilkan atau dibantu oleh Bunga."Kenapa hidupku jadi seperti ini," lirih Bunga.Hatinya pun was-was dengan hasil lab penyakitnya. Ia berharap bahwa hasilnya akan negatif.Bu Delima mencoba untuk berbicara sesuatu, namun Bunga tak dapat mengerti denga apa yang diucapkan oleh ibunya."Aku nggak ngerti Ibu ngomong apa," bentak Bunga frustasi.Rasa nyeri di bagian perut nya kini mulai terasa lagi. Nyeri seperti orang yang tengah sembelit, darah pun kembali keluar dari kewanitaannya. Semakin hari tubuhnya semakin melemah."Bu, apa ini ganjaran buat kita karena sudah terlalu dzalim sama Mas Raka dan Mbak Devina?" lirih

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   SATU PERSATU HANCUR

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 36Bu Delima berteriak seperti orang kesetanan karena kepergian Arman. Ia membanting apa saja yang dekat dalam jangkauannya."Kurang ajar anak itu, dia mulai tak sopan pada ibu kandungnya sendiri!" teriak Bu Delima.Bunga menarik napasnya dalam-dalam, kini kehancuran keluarganya sudah di depan mata. Dua anak sudah keluar dari dalam rumah ini, yang lainnya mendekam di dalam penjara."Keluarga kita hancur Bunga, ini semua karena Devina. Kalau saja dia tidak masuk ke dalam keluarga kita, pasti saat ini semuanya masih baik-baik saja!" tukas Bu Delima, matanya nyalang menatap lurus ke depan.Segala umpatan serta caci makian ia keluarkan semua untuk Devina. Ia juga terus-terusan memukul robot milik Shaka yang tertinggal di rumahnya, ia beranggapan kalau itu Devina dan anaknya.Robot itu menjadi sasaran kemarahan Bu Delima, dipatahkannya kedua tangan robot itu, lalu bergantian mematahkan kedua kaki robot."Andai saja aku bisa melakukan ini k

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   GUGAT CERAI

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 35Bu Delima dan Bunga nekat datang ke kantor untuk menemui Raka dan juga ingin melabrak Devina.Kedatangannya ke kantor membuat semua karyawan menatap mereka tak suka."Di mana ruangan Raka dan Devina?" tanyanya pada salah satu karyawan dengan angkuh.Kebetulan Devina keluar dari ruangannya ingin pergi ke toilet. Ia melihat ada Bu Delima dan juga Bunga."Kenapa cari aku?" tanya Devina melipat kedua tangannya di dada.Bu Delima mendecih, tatapan tak suka ia perlihatkan pada menantu tirinya itu.Bunga berjalan mendekati Devina dengan angkuhnya."Pakai pelet apa kamu untuk mencuci otak kakakku dan menghancurkan keluargaku?" bentak Bunga dengan mata yang mulai berembun.Bu Delima tersenyum miring melihat anaknya kini melabrak Devina di depan banyak karyawan.Dibiarkannya emosi Bunga meluap-luap, ia senang jika ada kekacauan di kantor ini. Membuat image Devina jadi buruk di mata Pak Hidayat. Padahal itu tak berpengaruh sama sekali, karena

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   MENDEKAM DI PENJARA

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 34"Maksudmu apa, hah?" tanya Bu Delima geram.Polisi langsung memberikan surat penangkapan untuk Naldi dan juga Desi. Semuanya tercengang, wajah Desi dan Naldi berubah pucat.Gemetar badannya menahan rasa takut setelah membaca surat penangkapan dari kepolisian."Saya difitnah!" tukas Desi."Siapa yang mau memfitnah wanita setan sepertimu?" sahut Rani dengan menantap tajam padanya."Mari ikut kami ke kantor polisi, nanti kalian bisa jelaskan di sana."Polisi lantas memborgol kedua tangan Naldi dan juga Desi. Mereka sempat berontak, namun langsung kembali ciut saat dibentak polisi dengan badan besarnya.Devina tersenyum sinis melihat Desi dan Naldi digiring polisi memasuki mobil calon narapidana."Keterlaluan kalian. Kau, aku berjanji akan membuat hidupmu berantakan!" tukas Naldi mengancam Devina."Lihat 'kan, Pak, bagaimana cara dia mengancam saya? Jadi cepatlah bawa mereka ke dalam sel penjara," ujar Devina.Dengan terpaksa mereka me

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   SUDAHI DRAMA KALIAN, MARI MASUK PENJARA

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 33Sekarang keadaannya dibuat berbalik arah. Dari kemarin Naldi dan Desi terus menghubungi dan menanyakan kabar Devina dan Raka pada anak buahnya Fikram. Apakah semuanya berjalan dengan lancar.Namun anak buahnya Fikram tak merespon, ya, begitulah yang disuruh Fikram. Kali ini Fikram langsung yang menghubungi mereka.'Semua yang Anda mau sudah beres, wanita dan lelaki yang ada di foto itu sudah tewas mungkin waktu kami tabrak,' ujar Fikram pada sambungan telepon.'Ini siapa?' tanya Desi.'Fikram, kepala preman atau algojo dari orang-orang yang Anda suruh kemarin,' sahut Fikram.'Jangan lupa untuk memberikan bonus seperti yang Anda janjikan tempo hari pada anak buah saya. Kalau bisa langsung transfer sekarang!' Fikram langsung menutup sambungan telepon itu secara sepihak. Desi yang belum puas dengan laporan Fikram pun emosi, ia segera mengirim pesan pada Fikram menanyakan tentang kebenarannya. [Saya minta bukti kalau mereka benar suk

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   MARAHNYA ORANG PENDIAM

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 32Fikram amat geram dengan orang yang ingin sekali Devina dan keluarganya tewas."Terus gimana nih, Bos?" tanya Didi meringis."Kasih tau gue siapa orang yang mau mencelakai Devina, kemarin 'kan yang nyari orderan kalian bukan gue!" tukas Fikram.Terakhir kali Fikram masih menjalin komunikasi dengan Devina pada acara pernikahan Devina dan Raka. Lepas itu mereka putus komunikasi, lebih tepatnya Fikram yang memutuskan kontak karena tak enak dengan Raka.Yanto menunjukkan foto Desi dan Naldi pada Fikram."Jadinya gimana, Bos?" tanya Didi lagi."Ambil duitnya, nggak usah dikerjain perintahnya!" tegas Fikram.***Desi tersenyum membayangkan tentang kematian Devina dan juga Raka. Jika itu terjadi, maka ia dan Naldi bisa menguasai harta miliknya.Kini ia berlagak seperti seorang sosialita, berjalan dengan sepatu hak tinggi juga dress berwarna merah."Tuh si Rani waktu kemarin datang ke sini menagih utang. Jika nggak dibayar akan dibawa ke j

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status